8 'Persiapan Pernikahan'

5.9K 506 19
                                    

"Bella, sudah sangat lama sekali Om gak bertemu kamu," sapa William sambil memeluk Bella yang tidak lain merupakan calon anak tirinya yang digagalkan Andra.

"Sama Om, Bella juga sangat rindu gak ketemu Om sekian lama," balas Bella membuat Zack dan Andra yang berada di ruang makan berukuran luas tersebut tertawa geli dibuatnya.

Mereka memulai acara makan malam tanpa seorang pun yang membuka pembicaraan. Bella menyadari jika tatapan yang Zack layangkan pada William tidak lah 100% tulus. Ada tatapan benci yang tersirat di sana.

15 menit kemudian.

"Jadi, apa diantara Bella dan Andra ada yang memiliki usul kapan pernikahan kalian digelar?" tanya William memastikan, ucapannya mendapat anggukan setuju dari Zack, si calon besan.

"Jika Bella boleh punya saran, pernikahan ini lebih baik cepat digelar. Bagaimana dengan minggu depan pada hari Rabu? Ini masih hari Selasa, jadi seharusnya Andra bisa mempersiapkan itu semua."

Andra terkejut bukan main, ia tahu dirinya yang meminta Bella untuk menikah. Tapi Andra tidak memiliki pikiran jika gadis tersebut akan meminta pernikahan mereka di gelar dalam jangka waktu 1 minggu untuk persiapan.

"Kalau Andra keberatan, Bella masih punya calon pengganti Ayah untuk Natasya. Andra pastinya memiliki jadwal yang super sibuk kan?"

"Aku bisa sayang. Kita akan menikah di hari Rabu sesuai permintaanmu," jawab Andra mutlak.

"Lo serius?"

"Iya."

"Syukurlah. Jika kedua pihak sepakat, maka kami pun memiliki keputusan yang sama," kekeh Zack menatap Bella dan Andra bergantian.

Sejujurnya Zack merasa bercermin ketika ia menghadapi Andra atau berinteraksi kecil dengan lelaki itu. Andra dan Zack sama-sama memiliki sebuah penyesalan yang besar namun dengan konteks yang berbeda.

"Kalau diperbolehkan, Andra izin untuk membawa Bella ke belakang dulu, mungkin gak akan lama."

"Boleh, sangat diperbolehkan," jawab Zack yang paham pada siapa Andra meminta izin.

Mau tidak mau Bella pun harus berdiri dan pergi menuju kemana pun langkah Andra membawanya. Ternyata Andra pergi ke halaman belakang rumah Zack.

"Kenapa lo ngajak gue ke sini? Mau minta negosiasi ya?" tebak Bella.

Tapi Andra menggelengkan kepalanya cepat. "Aku justru pengen meyakinkan kamu, apa kamu yakin pernikahan kita digelar delapan hari mendatang?"

"Lo keberatan?"

"Bella aku lagi bertanya sama kamu."

"Iya gue tanya balik sama lo. Lo keberatan? Agaknya gue lihat lo keberatan ya? Tenang aja Dra, gue bakal bilang sama Papah sekarang biar dia gak maksa gue lagi buat nikah sama lo."

"Bella apa sih? Siapa yang keberatan sayang? Gak ada. Aku sama sekali gak keberatan. Kalau memang kamu udah yakin jika pernikahan kita digelar minggu depan, itu berarti kita harus siap mempersiapkan banyak hal dari mulai besok termasuk cetak undangan."

"Gak usah banyak-banyak tamunya. Teman dekat aja. Makin banyak tamu makin kebongkar aib gue."

Andra menunduk lalu sesaat kemudian ia mengangguk setuju. "Aku ikuti apapun mau kamu," putusnya.

"Besok, jam berapa lo akan jemput gue?"

"Gimana kalau jam sepuluh?"

"Deal. Lo telat sedetik aja, pernikahan kita batal."

Andra tidak bisa berbuat banyak. Toh Bella benar-benar seseorang yang selalu menepati apapun ucapannya.

"Ayo balik ke dalam."

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang