Secrets

1.1K 174 36
                                    

Surprise, yang ini update cepet. Enjoy!

.............................................................

Shani luruh ke lantai karena rasa sakitnya, Farish mengucap sumpah serapah melihat putrinya disiksa.

Viny berlari ke arah gadis itu, Shania membiarkannya dan melihat bagaimana Viny mendekap Shani. Viny mengusap keringat di kening Shani, membelai rambutnya lembut. "Shan..." dia memanggil namanya.

Shani perlahan tersadar, rasa sakit di tangannya tidak tertahankan namun dia merasa hangat dan aman berada dalam pelukan Viny.

"Vin..."

"Hey," Viny berusaha untuk tersenyum, "Kita akan segera keluar dari sini."

Shania menyeringai melihat pemandangan itu dan berjalan mendekati Farish.

"Tidakkah mereka sangat serasi? Begitu saling mencinta. Dia harusnya menyakiti gadis itu, tapi malahan dia jatuh hati padanya. Bodoh, bukan?"

Farish tidak menjawab.

Shania melanjutkan, "Apa anda menikmati videonya? Viny menahan dirinya. Dia bisa dengan mudah mengunggah video berdurasi 30 menit kalau dia mau. Saya harus berkata, dia melakukan tugasnya dengan baik membuat putri anda mendesah seperti itu."

"Tutup mulut kotor anda," desis Farish.

"Apa? Oh, jangan bilang anda belum melihatnya?" Shania mengusapkan moncong pistolnya di dada Farish, "Sepertinya saya bisa membantu anda untuk hal yang satu ini. VINY!" Wanita paruh baya itu memanggil putrinya.

Viny tidak mempedulikannya dan mencoba melihat kondisi tangan Shani.

"Kalau kamu tidak segera ke sini, saya yakin pacarmu yang cantik itu tidak akan senang jika Ayahnya kehilangan satu kaki karena kamu mengacuhkan saya."

Gadis itu menggertakkan giginya.

"Pergi, Vin. Aku gapapa. Jangan biarin dia sakitin Papah aku," ucap Shani.

Viny menghela napas namun mengangguk, dia memeluk Shani dengan erat sebelum berdiri dan berjalan ke arah Ibunya.

"Sekarang, Viny, jadilah anak baik dan bantu pria tua ini. Dia ingin menonton mahakaryamu."

"Orang-orang saya sudah mengenkripsikan semuanya," jawab Farish.

Itu membuat Shania tertawa, "Saya rasa anda tidak mengenal putri saya, dia salah satu dari hacker paling berbakat di luar sana."

Viny menggeledah sekitaran meja Farish, merubah sumbernya dan menampilkan layar laptop di televisi. Dia mengambil alih komputer Farish dan meretas masuk dengan mudahnya. Sementara dia melakukan itu, Viny menjaga pandangannya pada Ibunya yang kini tengah mendekati Shani, wanita itu berlutut di sebelahnya dan berkata, "Let's make Daddy proud and showed him what a good fuck you are."

"Jangan..." Shani memohon.

"Saya yakin dia akan bangga."

Viny menggertakkan gigi begitu menemukan website-nya dan menampilkannya di layar, "Selesai."

Dia melangkah ke arah Shani tapi Ibunya menggeleng, "Tetap berada di dekat lelaki itu, katakan padanya secara langsung bagaimana nikmatnya saat itu."

"Ibu sudah gila. Jauhkan tangan anda dari Shani."

"Jangan khawatir, kalau si brengsek itu bekerjasama dengan baik, saya tidak akan melakukan apapun pada kekasihmu. Yang harus dia lakukan hanyalah menikmati tontonannya, tapi kalau dia memejamkan matanya, saya tidak bisa menjamin keselamatam gadis ini... atau setidaknya wajahnya."

V for VendettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang