° Changed
Tidak melakukan apapun.
Iya, gue hanya diam di kamar sambil mendengarkan lagu favorit di trek musik hp gue.
Tatapan gue lurus keluar jendela kamar yang terkena cipratan air hujan.Membosankan.
Sebenernya, gue lagi merindukan seseorang.
Seseorang yang selalu ada di saat gue butuh dia.Yang Jeongin.
Namanya Yang Jeongin.
Sahabat gue dari kecil.
Sayangnya, kita kepisah.Jeongin pindah ke London.
Waktu itu kita berdua masih umur 11 tahun-an kelas 6 sekolah dasar.
Gue gak tau apa alasan keluarga nya pindah kesana.
Tapi yang gue inget adalah omongan Jeongin sebelum ia pindah."Jeongin bakal balik lagi kok! Y/n gak boleh sedih.. Pokoknya, Jeongin bakal pulang lagi! Janji!"
Haha, itu yang dikatakan Jeongin.
Lucu memang, karena saat itu kita berdua masih kecil.Tapi, gue masih inget betul janji Jeongin.
Karena sampai saat ini pun, ketika gue udah menginjak bangku SMA.
Gue masih menunggu dia.
Mungkin dulu gue gak ngerti apapun soal menyukai ataupun di sukai.
Tapi, sekarang gue udah gede.
Gue paham akan hal itu.
Bahkan gue sendiri tengah mengalami hal yang biasa dialami seoarang anak masa puber kek gue ini.Iya, gue suka Jeongin.
Gue memang belum yakin, tapi perasaan rindu itu semakin menjadi-jadi.
Entahlah, susah untuk menjelaskannya.
Tok.. Tok..
Pandangan gue beralih kearah pintu kamar yang diketuk.
Tok.. Tok..
Sekali lagi.
Gue memutar bola mata, dan berdiri untuk membukakkan pintu dengan gusar.
"Siapa?" Ucap gue sambil membuka kenop pintu.
Disambut dengan senyum lebar pria berkulit putih dengan rambut hitamnya.Mata gue membulat.
Pria itu masih setia berdiri dihadapan gue dengan senyum manis nya.
Tangan gue bergetar dengan mata yang udah mengeluarkan air mata.
"Paan sih? Kok nangis? Gue baru dateng lho.. gak kangen emang?" Pria itu tertawa kecil.
Gue dengan cepat memeluk pria itu."Jeongin! HUEEEE~ gue kangeeen.. hweee~" gue nangis kejer disana, pelukan gue erat banget.
Gimana enggak?Yang datang, yang ngetok pintu kamar gue itu Jeongin.
Jeongin sahabat gue, yang tadi gue bicarain, yang gue kangenin.Sialnya, cowok satu ini malah tertawa
renyah. Dengan tangan gue yang mukul-mukul punggung dia."Udah woi! Udah! Berat ini!" Teriak Jeongin yang ngebuat gue langsung melepaskan pelukan kita.
________Gue dan Jeongin berdiri di balkon kamar gue.
Hening, gak ada yang ngomong sama sekali.
Jeongin hanya diam menatap langit.
Dan gue tak bisa berhenti menatap Jeongin dari atas sampai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE - Stray Kids
RomanceDisini lo jadi Y/N Dan bias lo jadi.. liat ae entar, makanya baca hehe.. Tolong disaat lo baca ini, pake imajinasi lo..