Maaf kalau sedikit berbeda judulnya, tapi gk beda jauh kok ama yg udah tertera di Objective sebelumnya. Di misi ini sudah diringkas, jadi gk terlalu panjang seperti part ke-tiga.
Enjoy it.
Here we go!!
------------------------------------------------------------------------------------------------
"Huuh, seberapa jauh lagi kita harus berjalan? Istirahat dulu yuk! Aku sangat lelah," keluh Phiena.
"HAH?! Dari tadi kau terus bertengger di pundakku tapi kelelahan? Harusnya aku yang bilang begitu!"
"Kalian akrab sekali," celetuk Cecilia.
"TIDAK AKAN!!" seru kami bersamaan.
Kami bertatapan dengan rasa benci lalu membuang muka. Cecilia sendiri hanya tertawa kecil melihat kami berdua. Rasanya dia begitu menikmati momen ini. Terlihat jelas dari ekspresi wajahnya.
"Oh, itu.... " Cecilia tengah memperhatikan sesuatu.
Ketika aku mengikuti arah pandangannya, kulihat tulang-belulang manusia berserakan di mana-mana. Tengkorak kepala, tulang rusuk yang sudah berceceran, hingga kepala manusia yang masih utuh dan segar ... tergeletak begitu saja.
"Kita pasti sudah memasuki Lembah Terlarang." Cecilia sedikit melihatnya.
Aku berjalan memeriksa kepala utuhan itu dan mengabaikan Cecilia. Hmph! Hanya kepala saja kan? Aku bahkan sudah sering memenggal kepala manusia. Aku juga tidak merasa jijik atau ngeri melihatnya.
"Hei, Kirito! Kau tidak merasa takut?" tanya Phiena sembari menutup mulut dan hidung lalu terbang ke arah Cecilia.
Perhatianku tetap fokus tertuju pada kepala manusia itu. Mungkin Phiena merasa jijik dan ngeri jika melihat pemandangan seperti ini karena dia belum pernah memasuki medan berdarah. Tapi kenapa dengan Cecilia? Dia kan seorang ksatria, tentu aneh jika dia takut melihat ini. Atau mungkin dia tidak pernah melihat manusia terbunuh?
Aku mengangkat kepala itu untuk bisa kuteliti dengan jelas. Mataku menelusuri setiap bagian kepala itu. Seorang pria tua.
"Lehernya terpotong rapi, tak ada bekas luka apapun di seluruh kepalanya. Kemungkinan pria ini dibunuh," ujarku sembari meletakkannya kembali. "Tapi siapa yang membunuhnya?"
"Pasti para monster yang tinggal di lembah ini," sahut Cecilia.
"Menurutku bukan. Kalau memang dia dibunuh oleh monster, tidak mungkin lehernya terpotong serapi ini. Pasti ada orang lain yang membunuhnya."
"Jadi, maksudmu dia tidak datang–" sebelum Cecilia selesai berkata, aku menarik Dual Blade-ku dengan pandangan yang sangat tajam.
"Pergilah! Dia ada di atas kita," aku memperingatkan.
Sontak Cecilia langsung melompat mundur begitu melihat ada seorang pria berada di atas dahan pohon. Pria itu melompat turun sembari menghunuskan pedangnya kepadaku. Pasti dia orang yang kumaksud tadi.
"AWAS KIRITO!" seru Phiena panik.
Serangan dia berhasil kutangkis tanpa harus menoleh. Pria itu kemudian bergerak menyerang Phiena dan Cecilia dengan ganas. Cecilia begitu terkejut dan tidak sempat untuk menghindar maupun menangkisnya. Tepat sebelum pedang pria itu mencapai mereka, lehernya sudah tertembus oleh lemparan salah satu blade milikku. Wajah Cecilia begitu tegang hingga kedua matanya membelalak ketakutan melihat kejadian mengerikan seperti itu. Seketika, pria itu jatuh tak bernyawa. Kuhampiri pria itu untuk mengambil kembali blade-ku lalu berjalan mendekati Cecilia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuro no Hikari [Lost to Other World]
FantasyComplete ✔ Biasanya, anak SMA yang normal akan mengalami kisah kehidupan yang umumnya terjadi. Baik itu masalah sehari-hari, atau masalah eksternal yang tak ada hubungannya dengan dirinya. Namun, itu tidak terjadi pada seorang remaja yang satu ini...