Mungkin di Misi ini (Maksudnya part ^_^) akan lebih panjang dari yg sebelumnya.
But, Enjoy the story.
Here we go!!
------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu lama, aku telah sampai di istana. Baru sekali ini aku berkunjung ke istana yang sedemikian megah dan terkesan mewah.
"Ini sih lebih hebat dari pada Gedung Putih!" Aku terkagum melihat bagian dalam istana.
"Gedung Putih? Apa itu rumahmu?" tanya Cecilia heran.
"Tidak, abaikan saja! Aku hanya bicara sendiri."
"Ya sudah kalau begitu."
"Bagaimana kalau kita membahas misinya besok pagi saja? Hari sudah mulai gelap dan sebentar lagi waktunya makan malam. Menginaplah di sini, Si Petualang, Kirito, " kata Raja menawarkan.
"Panggil saja Kirito,Yang Mulia!"
"Baiklah, Kirito. Pelayan!" Raja memanggil seseorang di barisan belakangnya.
"Ya, Yang Mulia!" Jawab salah seorang dari mereka.
"Antar tamuku ke kamarnya!"
"Baik, Yang Mulia!"
Ia mempersilahkanku mengikutinya. Tanpa berkata apapun, segera saja kuikuti dia. Aku berjalan sembari melihat-lihat lukisan yang menempel di dinding koridor. Ada yang bergambar dengan tema pemandangan, lukisan pria dan wanita bermahkota kerajaan yang menurutku raja dan ratu terdahulu, hingga lukisan seperti peperangan.
"Hei Kirito! Menurutmu pelayan itu dengan Cecilia lebih cantik yang mana?" bisik Phiena yang mungkin disertai lelucon.
"Tentu saja Cecilia lah! Dia itu tipe idealku, tahu!" Aku menahan suara.
Oh ya! Pelayan di depanku ini seorang gadis juga. Rambutnya berwarna kuning oranye sebahu, dia sedikit lebih pendek dari Cecilia, kulitnya putih agak berwarna coklat, wajahnya terkesan ramah yang berbanding terbalik dengan Cecilia, matanya berwarna coklat tua. Dan tentu saja, dia memakai pakaian maid (Pelayan).
"Oh, boleh juga seleramu," Phiena tersenyum mengejek lagi.
"Ini kamarnya, Tuan!" kata pelayan sembari membukakan pintu kamar.
Aku hanya bisa berdiri ternganga memandang kamar yang sangat mewah di depanku. Wow! Kurasa sebagian kecil dari keinginanku satu per satu mulai terwujud. Semua itu berkat usaha yang maksimal ... tentunya. Ya, meski aku tidak yakin apakah usahaku demi–lupakan saja! Aku ini seorang Assassin yang tidak punya hak untuk bersyukur.
"Oi, tutup mulutmu! Nanti kusumpal bantal," celetuk Phiena.
"Kalau begitu, saya permisi dulu, Tuan!" Pelayan itu permisi dan berniat pergi setelah membungkuk hormat.
"Oh ya, selamat malam!"
Dia membalasku dengan senyum ramah di wajahnya lalu pamit meninggalkanku.
"Kalau begitu, aku mandi dulu."
Phiena langsung saja terbang menuju pintu di kanan ranjang yang berukuran besar. Akan tetapi, aku tidak terima jika dia mandi sebelum aku. Saat aku mencium bau badanku sendiri, baunya–UWAH–bau sekali. Karena itulah aku tidak nyaman dengan kondisi tubuh seperti ini.
"Hei, aku duluan yang mandi!" Kutarik kaki Phiena dengan ... yah ... jimpitan jari saja.
"Seharusnya kau tahu dengan kalimat 'Wanita duluan' bodoh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuro no Hikari [Lost to Other World]
FantasiaComplete ✔ Biasanya, anak SMA yang normal akan mengalami kisah kehidupan yang umumnya terjadi. Baik itu masalah sehari-hari, atau masalah eksternal yang tak ada hubungannya dengan dirinya. Namun, itu tidak terjadi pada seorang remaja yang satu ini...