Objective 7 : Darah

625 46 43
                                    

Maaf terlalu lama update, author sendiri juga diteror oleh tugas-tugas sekolah.

T_T

Yah ... tentu tak ada yang peduli juga kan ya? Hehe ... . Maaf! Maaf!

Okay, enjoy it!

Objective Started!

------------------------------------------------------------------------------------------------

Matahari masih belum terbit. Kurasa sebentar lagi fajar. Aku tidak tahu karena aku sendiri juga tertidur. Cecilia tadi menyeret tubuhku ke danau guna menetralkan racun yang katanya sudah terlalu banyak menyebar di tubuhku. Saat ini, Dantalion dan Phiena sedang istirahat memulihkan tenaga dan stamina. Sayangnya, Dantalion mendapatkan lubang di selaput sayapnya dan itu membutuhkan waktu lama untuk pulih.

"Bagaimana dengannya?" tanya Dantalion.

"Sudah lebih baik. Harusnya kau lebih memperhatikan sayapmu. Itu juga salahku sih. Maaf," jawab Cecilia yang sudah bersama mereka berdua, meninggalkanku sendirian di samping tank.

"Terkadang aku berpikir kalau kau ini adalah gadis yang lembut. Tapi aku juga sering berpikiran kau orangnya juga sedikit cuek, Lia," kata Phiena sambil menutup luka Dantalion dengan kekuatan sihirnya.

Suasana hening. Hanya suara deburan ombak yang memecah karang yang terdengar. Cecilia duduk di dekat api unggun sambil memeluk kedua lututnya. Pipinya tampak sedikit menggembung.

"Lalu siapa gadis itu, Dan?"

"Dia tadi muncul dari dalam tubuh Scyla setelah meledak. Aku tidak tahu. Kubawa saja dia ke sini. Mungkin kita bisa dapat informasi darinya."

"Tapi kenapa kau menggembung seperti sedang kesal begitu?" tanya Phiena.

"Tidak tahu. Tiba-tiba saja aku merasa kesal. Mungkin lebih tepatnya cemburu."

Hei, kau serius? Hal apa yang merasuki kepala gadis ksatria itu sampai bisa-bisanya dia bilang begitu tanpa ragu sedikit saja. Ok, satu catatan kecil lagi yang harus kutulis tentang kepribadian Cecilia Arcadia. Dia juga aneh, sama seperti Phiena yang mengataiku begitu. Jika saja aku tidak sedang dalam fase cooldown saat ini, pasti aku akan langsung melompat kaget mendengarnya.

"Apa kau ini masih sehat?" tanya Phiena dan Dantalion bersamaan.

"Hmmrrrgghh!" Pipinya menggembung semakin besar sambil memainkan pasir dengan jari telunjuknya..

Tak lama kemudian, gadis yang ada di bawah naungan sayap Dantalion terbangun. Ciri-ciri fisik gadis itu antara lain berambut coklat sebahu, matanya hitam sama sepertiku, wajah bulat, pakaiannya juga seperti Cecilia, hanya saja tanpa zirah. Mungkin lebih tepatnya dia memakai baju yang sebenarnya digunakan sebagai pengganti chain mail (baju yang seluruhnya terbuat dari rangkaian jaring besi). Mungkin tingginya sejajar denganku jika ia berdiri tegap. Satu lagi, di leher samping kanannya terdapat tato bergambar pedang.

Awalnya dia tidak mengatakan apapun dan ketakutan. Tapi setelah dibujuk dan dihibur oleh Dantalion dan Phiena, dia akhirnya bisa lebih tenang. Namanya Aresya. Dia berasal dari suatu desa di tempat terpencil kerajaan. Lima tahun lalu, kumpulan penyihir berpakaian serba hitam menyerang dan membantai habis penduduk desa tempat Aresya tinggal. Satu-satunya yang dibiarkan hidup adalah dirinya. Namun ia dibawa paksa dan dijadikan kelinci percobaan oleh para penyihir itu. Ritualnya berjalan lama dan menyakitkan bagi Aresya. Akhir dari ritual itu adalah adanya tato bergambar pedang yang muncul di leher sampingnya. Alhasil, Aresya kemudian menjelma menjadi Scyla dan baru terlepas dari kutukannya tadi. Setidaknya itulah informasi yang berhasil didapatkan oleh mereka.

Kuro no Hikari [Lost to Other World] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang