Objective 6 : Show Time

550 54 21
                                    

Los Angeles, 17 November.

"Huff! Huff! Huff!"

"Bertahanlah, Kolonel! Anda pasti akan selamat sampai markas!"

Kami berdua berada di dalam helikopter tempur bernama Black Hawk. Misiku adalah menjaga Kolonel Jennifer ketika memimpin pasukan pencegat. Waktu itu kami mendapat tugas untuk mencegah pasukan revolusioner mendatangi kota. Kukira kami bisa memperlambat pergerakan mereka menuju Los Angeles, tapi ternyata aku sangat naif. Pasukan kami yang hanya berjumlah dua ratus personil ... luluh lantak oleh pasukan inti mereka yang berjumlah 40 ribu.Tentu semuanya tewas selain aku dan kolonel. Hanya tersisa kami berdua.

"Ugh!"

Ekor helikopter hancur terkena tembakan. Black Hawk pun berputar-putar tak terkendali. Posisi kami sekarang ini berada di kawasan Laut Pasifik. Kami sedang dalam perjalanan menuju Markas Pusat Komando Batalion Angkatan Darat Amerika, Mexico. Kondisi kolonel sudah semakin parah. Darah terus-menerus mengalir dari berbagai sumber. Pelipis, perut, tangan, dan juga lengan.

"Ki ... ri... to... !"

"Bertahanlah sedikit lagi, Kolonel! Kita sudah hampir sampai di garis pantai!"

Aku sebenarnya sudah tidak bisa mengendalikan Black Hawk. Hanya tinggal menunggu waktu helikopter ini jatuh ke bawah laut sana.

"Ada ... sa ... tu hal ... yang ingin kukatakan padamu."

"Tolong, Kolonel! Anda tidak boleh mati! Anda harus bisa pulang! Mike dan Angelina menunggu Anda–"

"Kumohon!"

Aku melihat garis pantai. Kuharap helikopter ini bisa sampai di sana, paling tidak mendekatinya. Semoga saja Black Hawk tidak meledak.

"Callous Illusion Assassin ... ini perintah!"

Kolonel masih bertahan. Nafasnya yang memburu dan tangan yang semakin memerah menahan lukanya menandakan kalau kondisinya sudah semakin kritis.

Black Hawk sudah hampir mendekati garis pantai. Namun, aku berpikir kalau helikopter ini akan mendarat di bebatuan dan akhirnya meledak.

Kolonel memegang lenganku sangat kuat. Mata coklatnya memandang mataku. Rambut yang sebelumnya pirang sudah dipenuhi bercak-bercak darahnya sendiri.

"Tolong ... jagalah ... keluargaku!"

"...."

"Hanya kau ... yang ... bisa ... menjaga me ... reka berdua."

Kolonel mencengkram kedua pundakku sangat kuat. Aku harap apa yang kupikirkan saat ini tidak akan terjadi.

"Black Hawk akan meledak. Tapi sebelumnya ... aku ... ingin mengatakan suatu___ GUHUK! UHUK! UHUK!"

"Jangan bicara lagi,Kolonel! Anda–"

Namun cengkramannya yang semakin kuat menghentikan kata-kataku. Meski aku bisa menahan rasa sakit di tubuhku, rasanya tidak jika di dalam dadaku ini.

"Tak ada waktu," beliau kembali memandang wajahku yang berlumuran darah ini. "Aku tidak pernah menganggapmu ... sebagai pembunuh. Aku ingin kau tahu ... sebenarnya aku sangat menginginkan seorang putra ... yang bisa menjaga Angelina. Saat itulah kau datang. Kau sudah mengabulkan keinginan kecilku."

Untuk sementara ini ... aku tidak lagi merasakan guncangan Black Hawk yang berputar-putar. Seluruh perhatianku terfokus pada wanita yang ada di depanku ini.

"Meski kita tidak sedarah ... tapi kau juga bagian keluarga kami. Kau adalah putra kami ... dan saudara Angelina. Terima kasih atas kenangan yang kau buat bersama kami. Terima kasih banyak!"

Kuro no Hikari [Lost to Other World] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang