Chapter 12 : Tak Sengaja

58 6 5
                                    

"Viann... ". Terdengar seorang yang memanggilku ramah seketika itu pun aku teringat akan apa masa lalu yang ku alami dulu.

Aku pun hanya tercengang dengan mata terbuka lebar dan menghentikan makan tanpa menghadapnya.

"Arvian tuh ada yang mangg-". Ucap Aiko terpotong sebab melihat reaksi Vian yang sampai seperti itu.

"Gak mungkin kan..., usso (bohong), baka ri inai (sulit dipercaya) gak mungkin dia ada di sini". Gumamku ketakutan

"Arvian... ". Ucapnya lagi

Aku hanya terdiam terpaku dalam 1 penglihatan dan tidak berkata apa pun tanpa gerakan apapun.

"Viann...". Ucapnya manja sembari menampilkan wajah cantiknya itu.

"Aa... Lo...". Ucapku tercengang mengalihkan pandangan darinya.

"Viann... Masih kenal aku kan ?". Ucapnya ketiga kali sembari mendekatkan wajahnya ke arah ku.

"Ckk... Nih orang balik lagi". Gumamku kezal.

"Hmmm, iya gue masih kenal, penghianat". Ucapku kezal menyembunyikan rasa takut ku.

"Kok penghianat sih, aku ke sini buat kamu loh" Ucapnya kezal.

"Ouhhh, terus si Rizal nya mau di bawa ke mana ?".

"Kok nama Rizal di bawa bawa ya ?". Gumam Aiko penasaran.

"Rizal ?,  emang kenapa sama si Rizal ?". Tanya Cewek sok cantik itu.

"Ouhhhh berarti lo udah ngelupain orang yang sayang banget ma lo ya ?". Tanyaku

Cewek itu tercengang oleh perkataan yang ku lontarkan suasana hening hingga Aiko memulai percakapan kembali.

"Hmmm kalian ada apa sih ?, kok kaya mau berantem ?". Tanya Aiko

"Ouhhh jadi gegara dia kamu ngelupain aku ?". Sentak cewek itu sembari menunjukkan jarinya pada Aiko.

"Gak ada hubungan nya sama dia". Sentakku.

"Kok ke aku si jadinya ?". Gumam Aiko

"Lo gak usah sok tau ama kehidupan gue mending lo pergi sebelum gue nyakitin lo lagi!". Sentak ku mengusir.

"Gak, aku gak akan pergi dari sini sebelum ngejelasin semuanya!". Sentak cewek itu memohon.

"Mau ngejelasin apa lagi ?, udah cape gue ama lo terakhir gue tungguin lo ampe gue berantem ama sahabat sendiri, lo ampe kayak gitu, maaf gue gak bisa dengerin apa apa dari lo lagi, dan satu hal lagi jangan ngadepin muka lo ke gue lagi!". Sentak ku lebih kasar dan tak sengaja mengeluarkan linangan air mata.

"Vian...  Kenapa kamu nangis ?". Ucap Aiko sembari menghilangkan air mataku dengan tangan halusnya itu.

"Ouhhh jadi gitu ya, dasar PENIKUNG". Ucapnya keras pada Aiko.

"Ehhh lo bajingan bisa kagak jangan marahin cewek gue !". Ucap ku keras.

Aiko pun berhenti menghilangkan air mataku dia hanya terdiam dan kaget dengan kata kata cewek itu dan secara reflek dia menangis karna kata kata itu.

"Gue punya nama, nama gue Karin, ehhh bentar dia cewek lo !". Ucap Karin keras dan tercengang dengan kata CEWEK gue.

"Ya emang kenapa, lo pergi apa gue pergi ?". Tanya ku

Karin hanya terdiam tanpa kata dia masih tercengang dengan arti Arvian punya pacar.

"Ok gue pergi, ayo Aiko". Ucapku mengajak sembari membayar makanan yang di pesan.

"Dasar PELAKOR ". Ucap Karin keras.

Aku tetap keluar dari warung ini dengan Aiko hujan masih deras di jalanan tampak sedikit banjir tapi aku tak mempedulikan dan berjalan ke arah sepeda.

Ceritaku Sebagai OTAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang