Chapter 11

1.1K 29 3
                                    

***
Tok tok tok

Suara di balik jendela kamar Anin, bayangan seseorang terlihat di luar. Anin dengan sedikit membuka matanya mulai merasa takut kemudian memberanikan diri membuka
Hordeng berwarna biru langit miliknya.
Sret.....
Anin kaget melihat sebuket bunga dan kartu di atasnya, isi kartu itu bukan ucapan atau gombalan gombalan yang sering ada di film atau ftv ftv. Melainkan lukisan wanita dengan rambut diikat, pakaian hangat membalut tubuhnya yang mungil serta tawa yang imut. Ya, lukisan wanita itu adalah Anin.
Bukannya merasa bahagia seperti wanita lainnya, ia malah menampakkan wajah yang aneh dan bingung.

"Siapa yang kemari sepagi ini?." Gumam Anin sembari meletakkan bunga di meja riasnya kemudian meninggalkan begitu saja.

"Emm... mah, pagi ini ada yang dateng?." Tanya Anin pada Mona ibunya.

"Nggak tuh kayaknya." Timpal Mona.

"Uhm... tukang paket bunga? Atau siapa gitu mah?." Anin.

"Nggak ada sama sekali Anindya." Jelas Mona sembari melangkah pergi ke dapur.

"Hemmm... siapa ya kira kira? Ahhhh what ever!! Fans kali." Gumam Anin sembari mengambil sandwich dan berjalan menuju sekolah yang tak jauh dari rumahnya.

Hari itu Anin berjalan kaki, sepeda yang sering ia pakai rusak akibat kejadian waktu itu. Terpaksa dengan malasnya ia memantapkan langkah kaki dengan sepotong sandwich di tangannya.
Di tengah perjalanan, Evan mengikutinya dengan skutter yang melaju pelan.
Pikiran Anin masih tentang sebuket bunga serta kartu tadi, sesekali ia melahap potongan sandwich dengan bibir imutnya. Hingga tak sadar kini di sebelahnya ada lelaki yang terus menatap dengan tatapan cool.

"Ekhem." Evan memecahkan keheningan.

"Astaga!!." Sentak Anin.

"Hahhahaha santai santai gua gak bakalan nyulik atau nyopet lo kok." Timpal Evan sedikit mengejek.

"Hemm...." Ucap Anin datar.

"Jutek amat sih lo? Em.. lo Anin kelas XII IPA 3 kan?." Tanya Evan.

"Uhmm..ya." jawab Anin singkat.

"Hahahah lo kenapa sih nin? Kayak yang banyak pikiran gitu." Evan.

"Nggak kenapa kenapa kok gua." Anin dengan raut wajah datar.

Mereka berjalan menuju koridor sekolah berdampingan bak pasangan yang serasi, semua orang memandang ke arahnya. Tak jarang dari mereka melemparkan siulan, gadis gadis yang berada di sekitar koridor terpaku melihat sang idola bersama wanita lain.Namun di ujung koridor tampak 3 orang gadis memandang Anin dengan tatapan penuh kebencian, lastri laras dan kenya. Mereka sangat disegani oleh murid murid SMA PUSAKA,entah karena gaul atau ayah ibu kenya yang memberikan banyak donasi pada SMA tersebut. Hingga semua yang berada di sekolah itu tak berani dan menghindar karena takut jika harus berurusan dengan mereka.

"Liat deh, lama kelamaan dia so cantik ya." Ujar Lastri.

"Iya dan gua gak suka." Timpal Kenya.

Di kejauhan Evan masih tak menyerah membuat mood Anin yang kala itu buruk agar berubah menjadi baik, ia terus membuat hal apa pun yang menurutnya lucu. Namun kembali Anim hanya melihatnya aneh dan terus berjalan ke depan hingga tak sadar kini mereka berdua tengah berpapasan dengan komplotan Kenya, tanpa permisi atau apa pun Anin melewatinya yang membuat Kenya dkk kesal setengah mati.

"Liat aja nanti." Gumam Kenya sembari melangkah masuk ruangan kelasnya.

Beruntunglah Anin tak sekelas dengan Kenya yang kini menyimpan beribu dendam padanya.

An Imposible First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang