Chapter 15

1.3K 29 8
                                    

***

"Aduh udah sore banget nih, mamah mana ya?." Anin yang khawatir karena Mona tak kunjung pulang sedari pagi tadi.
Mondar mandir di teras rumah.

"Ahh mending gua siap siap aja buat nanti malem sama Alfi heheh." Anin masuk dengan perasaan menggebu gebu, ia sangat bersemangat akan pergi bersama Alfi.

***

"Hemmm... semoga nanti gua bisa tembak dia." Ucap Alfi menyemangati dirinya sendiri.
Malam senin setelah Isya Alfi mulai bersiap siap untuk ke pusat perbelanjaan bersama Anin. Ia penuh semangat dengan terus menampakkan senyum disertai lesung pipitnya.

***
Gue bentar lagi jemput lo! Inget dandan yang cantik, gua ga mau kek bawa kantong kresek.

Pesan singkat dari Alfi membuat Anin terkekeh dan melanjutkan riasan terakhir pada pipinya.

"Hemmm.... gua cantik juga hahahah." Gumam Anin.

"Ekhem, nin gua suka sama lo? Gimana kalo kita nikah? E-eh kecepetan kali ya? Emmm pacaran?. Anin dengan suara dimirip miripkan dengan Alfi di depan cermin riasnya.

"Ah elahh... ngarep banget sih gua." Gumam Anin.

"Oke, selesai.." teriak Anin sembari tertawa bahagia.

" teriak Anin sembari tertawa bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ting tong....

Suara tanda ada orang yang hendak masuk, Anin yang langsung menyadari itu adalah sahabatnya Alfi langsung berlari keluar dengan penuh semangat. Ketika membuka pintu, di luar telah berdiri seseorang dengan mata yang terus menatapnya membuat Anin kembali tak bisa mengontrol rasa.

"Nggak k-kecepetan?." Tanya Anin yang terus merasa tak nyaman karena ndrok mini yang ia gunakan. Anin terus menarik nariknya ke bawah, membuat Alfi mengerutkan keningnya.

"Ck, sono ganti! Gak suka gua." Alfi dengan muka datar nan mengerikan bagi Anin.

Anin hanya dapat cemberut mendengar kata kata Alfi. Membutuhkan waktu yang sangat lama Anin merias dirinya, dan sekarang harus kembali mengganti lagi.

"Hemm.. bentar gua ke dalem." Ucap Anin yang langsung masuk mengganti baju minimnya.

Setelah beberapa lama menunggu, Anin keluar dengan baju tebal hangat panjang. Alfi tersenyum sembari mengacungkan jempolnya.

"Nah, lo cantik." Ucap Alfi.

Deg....

Deg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
An Imposible First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang