***
Tehenti dari langkahnya kemudian melirik ke belakang, melihat Evan menatap dengan senyum cool yang dilemparkan kepada Anin.
"L-lo kenapa ngikutin gua sih van." Anin dengan masih terisak isak.
"Geer banget sih lo." Evan dengan melangkah mendahului Anin.
Anin melihat laki laki itu dengan keheranan, kemudian mencoba menghentikan tangisnya.
Di kelas terlihat semua melirik Anin, karena mungkin matanya yang tak dapat berbohong. Bengkak bagaikan disengat lebah.
Bel pulang berbunyi...
Semua siswa berhamburan keluar dari kelasnya masing masing.
Namun mereka berkumpul saat tahu cassanova SMA datang mendekati kelas XII Ipa 3
Woahhhhhh ganteng bingitsssss
Luluhhh gua...
Oksigen mana oksigen..
Suara gemuruh dari luar yang membuat Anin penasaran.Ralin dan Neneng pun mengikuti darimana asal suara itu, kini mereka mematung ketika melihat Alfi dikerumuni wanita wanita kurang perhatian itu.
"Omaygat omaygat." Neneng dengan membulatkan matanya yang sipit.
Ralin hanya terdiam saat Alfi berjalan menuju ke arahnya.
Disaat itu pula Alfi melihat Ralin dan muncul dalam benaknya bahwa ini adalah kesempatannya untuk mengembalikan sapu tangan milik Ralin.Tepat saat melewati ralin ia merogoh saku celana dan mengambil sapu tangan itu, ia mengembalikan kepada Ralin dengan mata yang hanya tertuju ke depan tanpa melirik Ralin sedikit pun.
Kini tangannya saling bersentuhan hanya sedetik setelah Alfi mengetahui jika sapu tangannya benar benar sudah di pegang oleh pemiliknya yaitu Ralin."Makasih." Bisik Alfi kepada Ralin pelan dan hanya terdengar oleh Ralin sendiri bahkan, Neneng yang di dekat Ralin pun tak mendengarnya.
Deg.......
Jantung Ralin terhenti sedetik setelah Alfi membisikkan ucapan itu.
Dia mematung tanpa menyadari bahwa suasana di koridor sudah sepi hanya tersisa ia dengan Neneng.Karena tak tahan dengan Ralin yang tidak mendengarkan ocehannya, ia pun berniat membuat kegaduhan dengan suara 8 oktavnya.
"Linnnnnnnnnnnnn." Dengan suara cempreng memecahkan lamunan Ralin.
"Ahhhh i iya neng." Ucap Ralin gugup.
"Mau sampai kapan disini? Ayoo pulang." Neneng Sembari menyeret sahabatnya pulang.
Di tengah perjalanan, kembali Neneng dibuat bingung oleh tingkah Ralin yang hanya diam kemudian tersenyum sendiri tanpa alasan. Neneng berpikir bahwa sahabatnya itu kesambet sesuatu semisal dedemit.
"Lin? Kamu teh kenapa sih bikin malu Neneng aja, liat tuh orang orang pada ngeliatin kita. Disangkannya kan Neneng dukun mau ngobatin orang gila."
Cerocos Neneng yang dihadiahi pelototan dari Ralin."Hushhhhh ngawur kamu Neng." Sanggah Ralin.
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan pulang.
***
Alfi, ucup dadang berada di apartemen Evan. Mereka berniat menghabiskan harinya untuk mengacaukan apartemen Evan.
"Im home." Ucap Ucup sembari merebahkan tubuhnya ke tempat tidur milik Evan yang tadinya rapi sesaat sebelum Ucup mengacak acaknya.
Semua melakukan aktivitasnya masing masing. Dadang yang langsung mengambil ps milik Evan tanpa permisi dulu, begitu pun Alfi yang langsung duduk memainkan alat musik gitar milik Evan.
Petikan gitar membuat ruangan itu seketika tenang..
Lagu dari last child dengan judul pedih seolah mewakili perasaan yang Alfi rasakan kala itu.
Setelah beberapa lama kemudian, kegaduhan yang di sebabkan Dadang dan Ucup seketika lenyap. Mereka tertidur dengan posisi yang tidak sedap di pandang, Namun Evan dan Alfi hanya menggelengkan kepala saat melihat kelakuan ajaib kedua sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Imposible First Love
Genç KurguBerawal dari seorang murid SMA Pusaka bernama Alfi ia terkenal dengan kekharismaan dan ketampanannya walau pun ia dikenal dengan sikap dingin dan cueknya namun tidak mengurungkan niat semua siswi di sekolah tersebut untuk mendekati dan mengaguminy...