Chapter 12

1.3K 38 2
                                    

***
"Pesen mie ayam 1 sama es teh manis ya bi." Minta Anin pada bi enah.
Tak asing bagi Anin yang telah 2 tahun lebih di SMA itu, ia salah satu langganan bi enah.

"Siap neng, e-eh tumben sendiri neng? Kemane Ralin sama Neneng?." Tanya bi enah.

"Heheee kurang tahu bi, tadi gak sempet ngajak soalnya kangen sama bibi." Ucap Anin sembari duduk menunggu pesanannya datang.
Tengah melamun dengan seribu beban di benaknya, tiba tiba seseorang mendekati dan duduk di sebelah Anin.
"Ah elo fi." Ucap Anin terpecah dari lamunannya.

"Emmm... udah makan?." Tanya Alfi.

"Ini nunggu pesenan." Jawab Anin.

Tak lama bi enah membawakan semangkok mie ayam dan segelas es teh manis.
Yang di sambut hangat oleh wanita setengah lapar itu, tak berkedip sedikit pun terus menatap lumernya saos yang memenuhi mie ayamnya.
"Wah wah makasih bi." Anin sembari tersenyum simpul.

"Sama sama neng, eh ini teh den Alfi? Euleuh meni ganteng pisan." Tegas Bi Enah dengan mata yang berbinar binar melihat ketampanan Alfi.

"Ah Bi Enah bisa aja." Timpal Alfi.

Anin langsung melahap mie

ayam tanpa jeda sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ayam tanpa jeda sedikit pun. Alfi tak henti menatap dengan sesekali tertawa melihat gadis yang ada disampingnya.

"Pantes gak pernah punya pacar! Yang mau deketin, jadi takut dimakan." Ejek Alfi sembari tertawa dan membuat Anin terhenti dengan bibir penuh saus.

"Emm... jahatnya." Timpal Anin kembali melahap mie ayam yang tinggal setengahnya lagi.
Saat Anin menggulungkan mie pada garfu, dan siap siap mendekatkan pada bibir imutnya. Seketika itu juga Alfi mendekat dan memakan mie ayam yang hendak Anin lahap. Bibir mereka hanya berjarak beberapa centimeter, sontak Anin tersedak.

Ohok ohok ohok..
Alfi membantu Anin memukul mukul lehernya.
Ohok...ohok..

"Nih,minum."Ucap Alfi sembari menyodorkan segelas es teh manis di sampingnya.

Legukk..legukk....
Ahhhh.....
"Gila lo fi, untung aja gua gak mati." Tegas Anin.

"Emangnya lo kenapa sih? Lo kira gua mau nyium lo gitu?hah?." Ejek Alfi yang dihadiahi jitakan super duper keras dari Anin.

Asyik bercanda, di dekat kantin vip ada kenya dan teman temannya terus memperhatikan Anin dan Alfi. Mereka tak sadar sedari tadi Kenya menatap dengan penuh iri, sesekali Anin tersenyum melihat kenya.
Namun dibalas tatapan tak bersahabat dari kenya.

"Lo liat Alfi kita di deketin sama cewek rendahan." Ucap Laras salah satu teman Kenya.

"Lo ngebiarin semua itu terjadi ken?." Lastri.

"Diammm!!! Kalian cuma tunggu tanggal mainnya, semua bakalan beres nanti!." Kenya dengan senyum palsunya.

***
Kamu cantik
Kalimat itu terngiang ngiang di kepala Ralin, tak dapat fokus ia pada buku yang dibacanya.
Selalu terbayang bagaimana cara Alfi membuat mood nya kembali membaik dan semakin membaik, hingga timbul perasaan yang tak harus ada semestinya. Perasaan rindu yang tak akan ada ujungnya,
Fatimah? Atau khadijah? Menunggu atau mengungkapkan mungkin ia harus memilih dari kedua pilihan.
Saat kembali ke kelas, moodnya kembali ancur melihat Anin. Entah mengapa ia belum bisa memaafkan sahabatnya itu entah mengapa sangat sakit bila ia mengingat kejadian kemarin kemarin, tapi.... Anin adalah Anin sahabatnya yang selalu ia rindukan.
Perlahan mendekati Anin yang duduk mengerjakan tugas Ralin mencoba meminta maaf atas sikapnya.

An Imposible First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang