U

13.3K 674 5
                                    

Distria masih tak berkutik di tempatnya saat Evan terus memijat tengkuknya. Perlahan ia mulai mendongakkan kepalanya dan mengangguk karena kepalanya memang terasa pening.

"Mau aku ambilin obat Dis?"

Rasanya Distria ingin menangis saja mendapati Evan yang masih khawatir padanya, setelah apa yang terjadi diantara mereka. Distria memberanikan diri ke arah Evan dan memeluknya begitu saja. Sontak Evan terkejut.
"Kamu kenapa Dis? Ada yang sakit?" Tanya Evan dengan khawatir sementara Distria menggeleng dan mengeratkan pelukannya.

"Maaf.." Evan diam saja mendengarnya, memilih Distria untuk melanjutkan, "Maafin aku Van" kini istrinya itu mulai terisak di dadanya yang membuatnya ikut memeluk tubuh istrinya.

"Ngomong dong Van, aku minta maaf kalau aku buat kamu marah. Aku buat kamu kecewa. Aku, aku hanya berpikir yang enggak enggak soal kamu. Maafin aku"

Evan menjauhkan tubuh mereka untuk menatap wajah sang istri "Jujur, aku kecewa denger kamu nggak percaya sama aku Dis. Tapi aku nggak bisa buat benci sama kamu, aku juga salah disini ak-"

"Nggak Van, aku yang salah. Kamu udah sabar banget ngadepin aku" potong Distria masih sambil terisak. Evan membawa Distria untuk duduk di pangkuannya.

"Oke, aku maafin kamu. Tapi buat kemarin, kamu nggak minta penjelasan soal Siska?" Tanya Evan yang membuat tubuh Distria menegang mendengar nama Siska sementara Evan terkekeh lalu mengusap punggung istrinya.

"Nggak usah cemburu gitu, Siska udah punya suami" Evan tertawa melihat raut muka istrinya yang melongo sekarang. "Iya Dis, dia udah nikah dan kemarin itu dia baru periksa kehamilannya. Tapi sayang, Siska harus nerima kenyataan kalau ternyata janinnya udah nggak ada"

"Dia.. keguguran?"

Evan mengangguk. "Janinnya nggak berkembang, aku nggak tau gimana buat nenangin dia kemarin sampai kamu dateng gitu aja lalu pergi"

Distria meringis "Terus kamu nggak ngejar aku kan?" Rajuknya pada Evan.

Menangkup kedua pipi Distria lalu mangecup bibirnya singkat, "Aku tau kamu marah dan kita cuma bakal bertengkar kalau aku kejar kamu. Jadi aku pilih biarin kamu dulu sampai kamu tenang dan kita ngobrol malemnya" Evan memberi jeda ucapannya. "Terus aku pulang malah kamu nggak ada, Gina nelfon dan aku udah kayak orang gila,tau kamu ada dimana. Ngapain juga sih kamu ke tempat itu? Kalau ada cowok yang macem macem gimana?"

Distria melingkarkan kedua tangannya dileher Evan "Maaf, aku khilaf waktu inget kamu sama Siska. Terus aku juga ngerasa bersalah sama kamu"

"Kamu butuh pengakuan apa dari aku? Cinta? Padahal aku kira kamu udah tau dari hal hal yang aku lakuin buat kamu loh Dis"

Distria berdecak, "Cewek kan juga butuh kata kata Van, bukan tindakan aja"

Evan melumat bibirnya sebentar lalu menatap mata istrinya dengan dalam. "Aku cinta sama kamu Dis, sejak dulu" ujarnya penuh penekanan.

Ditatap dan mendengar hal itu tentu saja membuat Distria salah tingkah dipangkuan suaminya hingga ia bergerak tak nyaman. "Jangan banyak bergerak Dis" desis Evan. "Kenapa kamu diem aja? Nggak cinta sama aku"

Dengan malu Distria mendekatkan bibirya ke telingan Evan "Aku, juga cinta sama kamu. Mungkin" bisiknya jenaka hingga Evan menjauhkan tubuhnya dan menatapnya tajam. "Mungkin?"

Distria hanya tertawa lalu mengecup bibir suaminya "Bercanda kali, udah aku mau kerja" ucap Distria sambil hendak berdiri tapi Evan menahannya.

"Kamu lagi nggak enak badan, masuk besuk saja. Nanti ku ijinkan" Dengan sengaja Evan mengendus leher Distria naik turun, "Ulangi kalau kamu cinta sama aku" bisiknya.

"Aku cinta sama kamu Evan" Distria bisa merasakan Evan tersenyum di lehernya lalu ia terpekik saat Evan menindih tubuhnya tiba tiba.

Evan menyeringai diatasnya, "Kamu nggak bakal ninggalin aku kan Van?" Tanya Distria begitu tau apa yang Evan inginkan sekarang.

"Nggak akan. Jadi jangan nolak lagi Dis, aku nggak bisa nahan ini terus" jawab Evan dengan suara beratnya lalu mulai melumat bibir istrinya dengan rakus.

"Tapi ini bakal sakit Van" lirih Distria saat berhasil menjauhkan kepala suaminya.

"Aku janji bakal pelan pelan Dis, justru dari kesakitan kamu itu buat aku lebih cinta sama kamu karna kamu berhasil jaga diri kamu. Jangan takut"

Selanjutnya Evan mulai menjalankan aksinya yang seharusnya sudah ia lakukan sejak malam mereka menikah dulu. Pakaian mereka sudah teronggok dilantai sekarang, Distria terus mengerang tiap merasakan gerakan Evan di bawah sana. Evan memegang janjinya, ia melakukannya dengan lembut dan Distria menyukai aktivitas mereka pagi ini.

***

Distria menidurkan kepalanya di dada bidang suaminya. Sedangkan Evan memeluk tubuh istrinya. Mereka bergelung di bawah selimut dengan tubuh yang sama sama telanjang. Diakui Distria jika Evan mampu membuatnya terbang dengan kenikmatan yang diberikannya tadi dan ia juga suka mendengar erangan Evan ditengah aktivitas mereka tadi.

"Sakit banget ya Dis?" Tanya Evan sambil membelai tubuh istrinya dan sesekali ikut meremas.

"Iya tadi, sekarang juga masih ngilu" Evan mendaratkan ciumannya di kepala Distria lalu memeluk tubuh itu lebih erat.

"Tau nggak Dis, kalau kamu diluar ekspetasiku?"

Distria menggeleng karna tak tau apa yang dimaksud oleh suaminya, "Aku nggak nyangka kalau tubuh kamu buat aku sebergairah itu" segera saja Distria mencubit suaminya yang justru tertawa itu.

"Kamu ingetkan aku selalu ngatain kamu kerempenglah, dada rata lah. Tapi kayaknya aku harus tarik kata kataku itu deh. Semuanya terasa pas buat kurasain,Dis. Dan bikin aku ketagihan pengin lagi"

"Ih kamu mesum benget sih. Vulgar banget deh omongannya" cibir Distria mendengar kata kata yang di lontarkan suaminya.
"Ya abisnya tubuh kamu nggak sekecil yang aku bayangin, tubuh kamu molek dan cukup berisi dibeberapa tempat. Misalnya disini" Distria terkejut mengerang saat tangan Evan yang tadi memeluknya sudah menggenggam buah dadanya sekarang.

"Shh, kamu.. per-pernah bayangin aku ya?" Nafas Distria sedikit tersenggal saat tangan Evan tak berhenti bermain disana. Dan itu membuatnya mengerang tak mampu menahan desahan.

Tapi Evan tau diri bahwa tadi adalah yang pertama untuk mereka dan pasti Distria masih merasakan ngilu akibat dia yang masuk ke tubuh istrinya tadi. Walaupun sekarang ia sangat ingin memasuki istrinya lagi, tapi Evan memilih untuk menahan diri, tak ingin membiarkan istrinya sakit.

***

Mungkin bakal ada adegan dewasa , jadi harap bijak membacanya.

SeeU,

Keping RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang