V

13.5K 641 1
                                    

Tadi pagi Distria mendapatkan telfon dari mertuanya yang secara tersirat mengatakan jika menginginkan ia dan Evan menginap disana. Semenjak pindah ke rumah ini, mereka memang belum sempat menginap dirumah Evan atau bahkan di rumahnya sendiri. Berhubung besuk adalah Sabtu, jadi Distria mengajak untuk menginap kerumah mertuanya besuk. Rencananya, ia akan pergi ke rumah orangtuanya pagi hari lalu membiarkan Evan bekerja sedangkan ia menunggu dirumah orangtuanya. Lalu saat Evan pulang nanti, mereka baru akan menuju rumah orangtua Evan. Dan Evan menyetujuinya.

Sekarang mereka sedang berada di perjalanan, seperti biasa Evan mengantarnya ke kantor lalu Evan akan langsung menuju ke rumah sakit.

"Kamu jemput nggak Van sore nanti?" Evan tampak berpikir.

"Kayaknya iya, kenapa?"

Distria memasukkan ponselnya ke dalam tas, "Kita mampir belanja dulu ya? Bahan masakan abis dan besuk rencananya aku mau bawain oleh oleh buat mamaku sama mama kamu"

Mereka tiba di kantor Distria dan tak lupa mereka melakukan ritual seperti yang di inginkan Evan dulu sebelum Distria keluar dari mobil. Setelah mobil Evan melaju, barulah Distria masuk kedalam kantor. Barusaja ia melangkah masuk, di lobi kantornya sudah ramai dan itu membuatnya sedikit kebingungan dengan apa yang terjadi. Disana ada Indah yang tersedu di pelukan Bunga,salah satu pegawai kantor ini. Didepan mereka berdiri sebuah wanita yang nampaknya lebih berumur di banding mereka sambil menunjuk nunjuk wajah Indah.

"Kamu ya, nggak punya malu! Saya udah peringatin kamu dulu, tapi kamu tetep ganggu suami saya. Wanita murahan" Indah hanya menangis tak berani menjawab hingga atasannya datang karena keributan di lobi.

"Maaf Bu, mari ikut saya kita selesaikan baik baik. Kamu juga Indah, kamu ikut saya ke ruangan saya"

Atasannya berhasil membuat wanita tadi dan Indah pergi dari lobi ini, dan para karyawan yang tadi ikut melihat acara 'pelabrakan' tadi juga satu persatu membubarkan diri. Distria menuju ke arah Cici yang juga menonton drama disini.

"Kok sampai rame banget Ci?"

Mereka berjalan bersama menuju kubikel, ternyata Cici juga baru datang melihat wanita itu masih menjinjing tasnya, "Gue dateng juga udah ada wanita itu Dis, dia nuduh Indah gangguin suaminya sampai morotin suaminya gitu"

"Kok Indah diem aja sih?"

Cici meletakkan tasnya di meja, "Nggak tau, mungkin dia malu. Secara dia dilabrak di tempat kerjanya dan anak anak juga pada lihat kan Dis"

Distria memilih duduk di kubikelnya. Ia akui jika kejadian tadi sedikit mengusiknya. Wanita yang melabrak Indah itu cukup cantik, walaupun tak semolek Indah yang terkesan sexy itu. Ia berpikir, jika wanita cantik itu saja suaminya masih tergoda wanita lain. Apa kabar dirinya yang hanya pas pas an seperti ini?

***

"Apa lagi ya Van yang kurang?"

Evan yang mendorong troli debelakangnya mendengus, "Ya mana aku tau Dis"

"Van, abis ini kita mampir ke CFC ya? Lama nggak makan itu"

Evan mendorong troli ke kasir karna belanjaan mereka sudah cukup banyak, "Nggak sehat Dis, yang lain aja"

Distria mengerucutkan bibirnya, pasalnya setelah ia menikah ia jarang memakan makanan seperti itu. Apalagi jika Evan sudah bicara masalah kesehatan, "Ayolah Van, sekali aja. Katanya kamu cinta sama aku" rengeknya.

Evan mengeluarkan dompetnya untuk membayar barang belanjaannya itu dan tak menghiraukan istrinya yang merengek. Lalu ia membawa bungkusan itu dan berjalan meninggalkan Distria yang merajuk di belakangnya. Ia membuka bagasi belakang lalu memasukkan belanjaannya dan bergegas masuk mobil dengan Distria yang mengalihkan pandangan ke jendela. Evan menghela nafasnya, "Katanya kamu juga cinta sama aku, harusnya kamu nurutin aku dong Dis" ledek Evan menirukan bicara istrinya.

"Dasar nyebelin"

Evan tertawa lalu mengemudikan mobilnya keluar dari basement. Ia tau jika istrinya merajuk hingga membuatnya mengemudikan mobil menuju tempat yang ingin di kunjungi Distria. Distria langsung menengok ke arah Evan yang memarkir mobilnya disini, "Katanya nggak boleh?"

Evan melepaskan sabuk pengaman "Karena aku cinta sama kamu, makanya aku turutin kamu" singgung Evan bercanda.

"Tuh kan ngeselin" cibir Distria sambil melepaskan sabuk pengaman juga.

Evan menggenggam tangannya yang hendak keluar dari mobil, "Cium dulu dong" goda Evan yang dengan senang hati Distria langsung mengecup bibir suaminya itu sebagai rasa terimakasihnya.

***

Mereka berdua sedang bersiap siap untuk pergi. Distria juga sudah mengabari mamanya jika ia akan mampir sebentar hari ini dan tentu saja disambut bahagia oleh mamanya.

"Lama banget sih Dis" gerutu Evan yang menunggu di meja makan saat istrinya baru turun.

"Kamu sih nyosor terus, makanya lama"

Lalu mereka bergegas membawa barang seperlunya dan masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan mereka mengobrol ringan dan tak jarang pula saling meledek hingga membuat mereka tertawa. Tanpa terasa mereka sudah tiba di rumah orangtua Distria lalu turun dari mobil.

"Assalamualaikum" ucap Distria yang langsung masuk begitu saja diikuti Evan di belakangnya.

Mamanya yang sedang di dapur langsung menyambut bahagia, "Walaikumsalam" Ditria menyalami tangan mamanya begitupun Evan. Melihat menantunya yang sudah rapi dengan pakaian kerja, membuat mama Distria paham jika Evan akan langsung berangkat bekerja.

"Sarapan dulu, Van. Mama udah masak. Sana Dis, ambilin sarapan" Distria mengangguk menuju meja makan di ikuti Evan yang duduk disana.

"Kok sepi Ma?"

Distria mengidangkan makanan untuk suaminya lalu mengambil untuk dirinya sendiri karna tadi pagi mereka cuma sarapan roti dan selai. Sedangkan mamanya kembali berkutat di meja dapur.

"Ayah sama kakakmu pergi mancing katanya, kurang kerjaan banget ya?"

Sontak Distria dan juga Evan tertawa mendengar dengusan mamanya, "Ya nggak papalah Ma, biar mereka refreshing juga"

"Tapi kan mama jadi sendirian Dis, nanti kalau kamu udah punya anak, kamu harus sering sering main kesini. Kalau perlu kalian titipin disini saja kalau kalian kerja" pinta mamanya tak menghiraukan jika dua orang di belakangnya itu saling lempar pandang.

Tak berapa lama Evan menghabiskan makanannya lalu berdiri untuk segera berangkat bekerja. Tak lupa ia meminta izin dari mertuanya, "Ma, Evan berangkat kerja dulu. Titip Distria, kalau dia nyebelin Mama marahin aja" ledeknya.

"Jadi Distria masih nyebelin ya Van? Udah nikah juga" gerutu mamanya sambil mengantarkan menantunya itu ke depan, dengan Distria juga. Distria mencium tangan suaminya sebelum suaminya itu masuk mobil dan meninggalkannya di rumah yang berpuluh tahun ia tinggali ini.

"Ayo, mama ajarin kamu masak biar Evan nggak ngenes ngenes amat punya istri kayak kamu" yang benar saja mamanya mengatakannya seperti itu, seolah ia tak ada bagus bagusnya saja.

***

SeeU,

Keping RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang