04

253 15 0
                                    

"Ssaem kok disini?"

"Jisoo-sshi, dia kerja disini. Kemarin dia yang ngebantuin aku. Tolong jaga rahasia ini ya," kata Yura tanpa merasa bersalah.

Jisoo kesal. Jisoo sungguh kesal karena Yura menjaga rahasia dari dirinya. Jisoo juga tak tahu tentang hubungan kedua itu.

'Kenapa dia manggil Ssaem pakai oppa?' batin Jisoo dengan wajah seriusnya.

"Oh ya, Yura-sshi. Ini pulpenmu. Kemarin terbawa sama aku."

Mingyu-pun menyerahkan pulpen Yura dari sakunya. Yura dengan senang hati mengambil itu sambil tersenyum. Tapi, tidak dengan Jisoo. Rasanya hari ini begitu panas baginya.

"Oh! Makasiih~"

"Selamat menikmati makanan kami," ucap Mingyu dan pergi begitu saja.

Jisoo hanya terdiam sambil melahap makanannya. Perasaan Jisoo sudah hampir membara akibat Kim Mingyu.

"Kau.. um, Jisoo-sshi... es krimnya enakkan?"

Yura dapat merasakan aura gelap Jisoo. Insting Yura tak salah dengan wajah Jisoo yang murung.

"Enak," dengusnya.

"Jisoo-sshi, habis ini kau mau kemana?"

Jisoo menatap langsung ke mata Yura. Seperti seorang malaikat sekaligus pembunuh yang ingin menerkam Yura sedetik itu.

"Ikut aja, lagian hari ini aku akan mengajakmu jalan-jalan."

⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙


Kalau dipikir - pikir Jisoo memang terlihat agresif hari ini. Apalagi saat dia dan Yura berpegangan tangan. Iya, Yura dan dia sekarang lagi pegangan tangan.

Di sebuah mall besar, berjalan diantara kerumunan orang. Terlebih lagi hari ini hari libur. Yura tegang akan hal ini. Namun, Jisoo tidak khawatir soal ini.

"Ah, erm.. Jisoo-sshi.."

Status mereka masih single. Single bagi Yura, namun Friendzone bagi Jisoo.

"Aku takut kamu kelelep kerumunan orang. Jadi.. yah.."

Jisoo segera melepaskan genggamannya. Takut Yura merasa tak nyaman dengannya.

"Jadi kau khawatir? Hah, lucu banget... kita mau kemana nih?" tanya Yura.

"Aku bakal ikut kemanapun kamu mau, lagian... aku tenang saat bersamamu."

"Ah.. uhm.."

Seharusnya Jisoo tak mengatakan hal itu. Yura jadi bimbang dan tak tahu apa yang harus ia perbuat. Seorang teman sepupunya, yang bahkan ia tak tahu siapa jati diri orang ini.

"Kau suka es krim, Jisoo-sshi? Eh-"

"Suka."

"Tapi.. tadi kita udah makan es krim. Gimana kalo cuci mata?"

"Cuci mata?"

"Ah, mungkin karna kau cowok, kau jarang ngelakuin hal itu... kita ke game centre aja, kau mau?"

"Asik dong. Ayoklah," ucap Jisoo dengan senyuman di wajahnya.

Lengan tangan lelaki itu merangkul bahu Yura untuk mendekap dengannya. Hal itu membuat Yura cuma terdiam dan membiasakan diri dengan friendly touch-nya Jisoo.

'Hal ini sudah biasa dilakukannya terhadap Eunbi, kan?' batin Yura.

Yura takut perasaan pertemanan itu akan berubah menjadi cinta. Cinta yang tak akan terbalaskan.

Daisy | Joshua Seventeen; HjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang