14

140 1 0
                                    

"Yaak! Satu.. dua.. tiga.. empat.. lima... enam... tujuh.. de.. lapan... oke. Sekarang ulang pakai lagu ya!"

Alunan musik mengiringi gerakan lincah tubuh mereka. Di ruangan kelas musik yang sedang dipakai ekskul tari demi penampilan festival sekolah. Festival yang ditunggu-tunggu sekian banyak siswa, khususnya para siswa baru.

"Mia, geser ke sana lagi."

"Oh! Maaf!"

"Gak apa-apa, kita ulang lagi ya."

"Oke!" seru sisanya.

Di ruangan yang tak terlalu besar inilah Yura dan teman-teman lainnya berlatih. Ekskul tari tidak seaktif ekskul lainnya. Ekskul ini lebih seperti perkumpulan ketimbang ekskul, menurut Yura.

Keringat bercucuran dari pelipis mengalir hingga ke sisi leher, membasahi kaos mereka. Suara decitan sepatu terdengar jelas setiap kali mereka melakukan gerakan cepat.

"Oke! Bagus!" Hyejin bersorak diiringi tepuk tangannya. "Udah boleh pulang, kita besok latihan lagi."

"Sampai sini aja?" Yena berdiri sambil mengelap keringatnya. "Berarti habis ini giliran tim really really?"

Hyejin mengangguk. "Ya mau gimana lagi, Yen? Kita ga punya tempat di sekolah untuk latihan selain di sini."

Suara pintu terdengar, kreek. Daehwi bersama Seungkwan masuk ke dalan ruangan itu. Berpenampilan pakaian olahraga untuk menari.

Yura? Dia baru gabung di semester kedua saat kelas sebelas. Jadi dia belum terlalu akrab dengan anggota cowok, kecuali Seungkwan.

"Met sore!!!" Seungkwan berseru dengan memberikan tangannya untuk tepuk tangan dengan Hyejin.

"Sore!!" Jawab mereka kecuali Mia yang tergeletak lemas dengan napas yang kurang teratur.

"Oo leader! Sepatu baru cie!" Soonyoung dengan gaya pamer sepatu masuk ke dalam ruangan itu, tertawa dengan matanya yang menyipit.

Membawa gelak tawa ke semua orang di dalam itu, kecuali Mia yang masih tergeletak. "Mia! Yuk balik!" Yena menarik tangan Mia, membuat perempuan itu terduduk lalu berdiri.

Seungkwan menghampiri Yura yang sedang mengikat rambutnya. Berkata, "gOOd WORK!"

"Makasih." Yura hanya membalas dengan sepatah kata. Keringat masih bercucuran dari dahinya, dan membasahi kaos hitamnya.

"Pulang sama siapa?" tanya Seungkwan. Tetapi Yura masih fokus memakai jaket merah miliknya, sehingga gadis itu tidak menjawab. "...biar kutebak, pasti Joshua kan?"

Yura memandang Seungkwan, dengan matanya melebar. "Lu serius? Ya enggaklah."

"Yakin?"

Yura terkekeh pelan, masih sedang membereskan barang-barangnya. Dengan kepalanya yang digeleng-gelengkan sedikit. "Memangnya ngapain si Jisoo nganter aku?"

"Kalian bukannya itu."

"Apa?"

"Itu loh."

Seungkwan mengisyaratkan dengan mulutnya, "pacaran."

"Heh ngomongnya. Ya enggak lah, Kwan." Yura menyandang tasnya, bersiap-siap pulang dengan tatapan terakhirnya ke Seungkwan. "Aku pulang deluan."

"Tunggu, itu Jisoo beneran di luar... sama adek kelas."

Dahi Yura mengerut perlahan. "Adek kelas?"

"Gue gak tau siapa namanya."

"... rambutnya panjang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daisy | Joshua Seventeen; HjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang