11

84 5 0
                                    

"Gimana ujian terakhirnya?"

Ucapan Yura dapat terdengar jelas, namun Jun sedari tadi hanya melamun memerhatikan mata Yura.

Kafe dekat sekolah, duduk berhadapan dengan dua cangkir kopi yang berbeda. Satu kapuccino super creamy dan satu lagi kopi hitam. Suasana yang cukup menyenangkan, apalagi hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas mereka.

"Jun, gimana ujiannya?"

"Pait kek idup."

"Ngomong apa sih, lu dari tadi kagak jawab jelas."

"Gue gak bisa berpikir lurus kalo udah sama elu."

"Basa basi tau gak."

"Aku boleh pegang tangan kamu?"

Yura memberikan tangannya, lalu jemarinya dipegang perlahan oleh Jun. Lelaki itu hanya menghela napas, mencoba mengatakan keputusan itu dengan berat hati.

"Yura, kita sudahi aja hubungan kita. Gimana?"

"Apa?"

Yura yang tadinya mengecek ponselnya, kini melihat ke arah Jun yang menatapnya. Mata Jun terlihat pilu dari sisi manapun. Semakin Yura melihatnya penuh kebingungan, semakin Jun menggenggam erat jemari Yura dan menoleh ke arah lain.

"Ini bukan soal Joshua kan?" tanya Yura.

"Gue gak mau ngeliat lo tersiksa pacaran sama gue."

Jun kembali menoleh ke arah Yura. Dengan hati yang sangat berat, ia melepaskan tangan Yura.

"Gue tau kamu suka sama Joshua."

"Jun--"

"Dan Joshua juga suka sama kamu, Yura sayang."

Yura cuma terdiam. Pasalnya dia sudah tahu mengenai perasaan Joshua. Entah iya atau nggak. Hati Yura bimbang.

"Aku gak mau jadi penghalang buat lo bedua."

"Ini pembicaraan lelaki pas itu kan?"

"Bukan urusanmu."

"Gak-- pasti pas kau sama Jisoo pergi beli makan... ada bicara tentang ini kan?"

"Yura."

Jun cukup melihatnya sekali saja, Yura sudah mengerti Jun ingin dia berhenti komplain. Tapi, Yura,

"Jun, maafkan aku."

"Bukan salahmu. Dalam cinta tak ada yang bisa disalahkan."

"Beneran... maafin aku.."

"Perasaan gak bisa dipaksakan, Yura. Gue tahu lo suka sama Joshua sejak awal tapi... karena gue pengen buat lo jatuh cinta sama gue.. tapi gak bisa."

"Jun.."

Jun menghela napas, memberikan tangannya.

"Apapun yang terjadi, kita tetep teman. Oke?"

Yura berasa dia bersalah telah menerima tawaran pacaran dengan Jun. Alasan bodoh untuk membuatnya melupakan Joshua malah hancur akibat ucapan kecil dari lelaki itu.

"Maaf.."

Jun melihat ke arah Yura, menatapnya dengan mata penuh kasih. Ia menggenggam tangan Yura, membelai kepalanya sekali.

"Yura-ya~ dibalik kisah cinta dua orang insan, pasti ada yang tersakiti. Meski itu sengaja, ataupun tak sengaja."

Ia memfokuskan segalanya ke pandangan Yura, mencoba menahan suaranya yang sudah sulit untuk berbicara.

Daisy | Joshua Seventeen; HjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang