07

113 8 0
                                    

Suasana hening, meski banyak siswa yang belajar disini dan disana. Ruang perpus kota ini penuh remaja pada jam 5 sore. Padahal ini hari senin, masih ada aja orang rajin belajar.

Joshua, sebut saja Jisoo itu. Joshua nama keren pemberian pamannya ketika ia berlibur ke L.A. Joshua sehabis pulang sekolah langsung ke perpus kota. Ibu penjaga perpus meminta Jisoo untuk ngantarin daftar siswa yang mau mendaftar jadi anggota aktif perpus.

Mengenai jam pelajaran sekolah Joshua dkk. Sekolahnya meniadakan pelajaran tambahan sampai jam 10 di kurang empat jam. Jadi, jam 5 mereka udah pulang.

"Selamat sore, bi."

"Selamat sore! Kamu nak Jisoo kan?" tanya staff yang selalu menjaga meja depan. Sebut saja dia Bibi Wangja. Jisoo tersenyum hangat, "iya bi."

"Kenapa udah jarang ke perpus?"

"Aku sibuk sama hal lainnya, bi."

"Soal cewek gitu?" canda Bibi Wangja. "Ah--nggak kok, bi."

"Masa anak laki-laki seganteng kamu gak punya cewek sih?"

"Memang nggak, bi.... anu, kabarnya ada buku baru ya?"

"Iya, ada. Tentang anatomi."

"Okeh, bi. Ini dikasih dari sekolah kami." ucap Jisoo setelah memberi daftar-daftar itu. Ia berjalan pelan ke arah rak buku.

Mengambil beberapa buku di rak-raknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengambil beberapa buku di rak-raknya. Buku matriks, buku sejarah serta buku astronomi. Ia membawa buku-buku itu ke arah ruang baca, berjalan pelan dan melihat jalan dengan saksama.

Seketika pandangannya terfokus kepada bangku kosong. Meski masih banyak orang asing di pandangannya, ia langsung meletakkan bukunya di meja dan duduk di bangku kosong itu.

Jisoo menatap ke arah perempuan di sampingnya. Ingin mengucapkan permisi. "Permisi mbak..."

Perempuan itu menoleh. Rambut panjang sebahu, mata cokelat, pipi yang menggemaskan. Dia kenal sosok itu. "Yura?"

"Jis?"

Rasanya perut Jisoo seperti dililit, pundaknya terasa berat seketika. "Aku... permisi duduk disini ya."

"Uh... iya."

Aura canggung terasa menusuk kulit. Ingin rasanya kembali seperti Yura dan Jisoo yang lama. Yura yang berkata bahwa ia suka novel, ia rindu itu. Tetapi ada satu hal yang ingin ia tanyakan tentang Eunbi yang bahkan Eunbi takkan mau menjawab.

"Eunbi... dia pindah rumah?"

Tanpa melihat ke arah Yura, ia bertanya sesuai  porsinya. Ia tak tahu mau memulai dengan ucapan apa.

"Iya... kukira kamu tahu."

Yura menoleh ke arah Jisoo yang tak mau melihat ke arahnya. Jisoo kini sedang membuka buku sejarah dan menuliskan beberapa poin penting di notesnya.

Daisy | Joshua Seventeen; HjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang