Part 9

241 23 0
                                    

Keesokan paginya, tidak biasanya Key belum keluar dari kamarnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi
.
Tok tok tok
"Key? Sudah bangun? Oppa masuk ne?" Suho mengetuk pintu kamar Key namun tak ada jawaban dari Key
.
Key terduduk di tempat tidurnya dan memeluk kedua lututnya. Pandangannya kosong, air matanya masih menetes dari kedua matanya namun sungguh saat ini Key tidak menunjukkan ekspresi apapun
.
"Hey, gwenchana? Ada yang sakit?" Suho mendekati Key dan mengusap punggung tangan Key
"..." Key hanya menggeleng
"Tidak sekolah? Mau oppa izinkan?"
"Aku...ingin sekolah. Tapi aku...takut...Hiks"
"Wae?"
"Hari ini pra-ujian praktek olahraga. Aku takut semua temanku mengejekku. Aku tidak bisa berolahraga dengan baik. Aku juga terlihat sangat gendut memakai baju olahraga itu. Mereka semua menggunjingkanku"
"Mereka tidak menggunjingmu Key. Kau jangan berpikiran yang tidak-tidak sayang"
"Ani oppa. Oppa tidak tahu. Mereka memandangku jijik. Aku tidak mau, aku tidak mau sekolah. Hiks..."
"Arraseo, mungkin kau butuh istirahat. Oppa akan izinkan kau ke pihak sekolah ne. Sekarang kita sarapan"
"Shiro"
"Makanlah sedikit Key"
.
Key tetap menolak tidak mau sarapan dan ia berbaring di kasurnya sambil menutup tubuhnya dengan selimut sampai tubuhnya tidak terlihat. Suho menghela nafas panjang. Ia tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya Suho keluar dari kamar Key dan menghubungi Baekhyun
.
Baekhyun sangat khawatir terhadap keadaan Key sehingga pulang sekolah Baekhyun langsung menuju rumah Key dan menjenguknya. Baekhyun membawakan beberapa snack untuk Key. Menurut info dari Suho, Key tidak keluar sama sekali dari kamarnya. Bahkan ia tidak mau makan sehingga Baekhyun langsung saja menemui Key di kamarnya
.
"Sudah makan?" Tanya Baekhyun yang duduk di sebelah Key
"..." Key hanya menggeleng. Ia masih duduk di sebelah jendela sambil menekuk lututnya ke atas dan memeluknya
.
"Mau kubelikan sesuatu? Atau ini, kubawakan snack. Kau mau? Ah! Apa kau mau ramen yang waktu itu kita beli? Kita bisa delivery order lho"
"..." Tidak ada jawaban dari Key
.
"Key-ya, aku ingin bercerita padamu. Boleh?" Ucapan Baekhyun sedikit aneh. Mengapa ia ingin bercerita sesuatu kepada Key? Namun Key masih bergeming, tidak merespon sedikitpun
.
"Tadi malam aku bermimpi indah sekali. Aku bermimpi sedang berlarian dengan seorang yeoja yang sangat cantik, lucu dan sangat baik. Senyumnya menawan, kecantikan alaminya membuatku mabuk. Yeoja itu sangat tangguh, saat kami harus menaiki bukit, dia yang selalu didepanku, bahkan dia sanggup menarikku. Saat kita sudah sampai di atas bukit, aku kelelahan, dan kita duduk di bawah pohon jambu. Saat itu aku ingin memetik buah jambu. Kau tahu sendiri kan aku takut dengan ketinggian, jadi walau aku ingin buah itu, aku tidak akan bisa mendapatkannya. Namun ternyata dia memanjat pohon itu dan memetiknya untukku. Setelah dia mendapatkan buah itu, aku ditarik olehnya untuk diajak memanjat pohon itu bersama. Aku takut, tapi dia selalu menggenggam tanganku, dia mengajariku cara memanjat pohon yang aman. Tanpa diduga aku sudah berada di atas pohon jambu dan dia memberikan jambu yang ia petik untukku. Katanya itu sebagai hadiah karena aku telah berani mengatasi rasa takutku. Hihihi... Aku kalah dengan yeoja itu ya, hehehe..."
.
Baekhyun berceloteh dengan penuh semangat dan senyum yang menawan walau Key tidak meresponnya. Namun setelah cerita itu selesai, perlahan Key menolehkan kepalanya menatap mata sipit Baekhyun dan melihatnya masih tersenyum menarik bibir tipisnya
.
"Siapa yeoja itu?" Key membuka suaranya
"Yeoja itu kau, Key. Kau berhasil membuatku berani memanjat pohon jambu, karena kau yang membantuku, menolongku dan menemaniku"
"Apa aku sehebat itu?"
"Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada manusia yang sempurna. Tapi aku ada untuk melengkapi kekuranganmu Key. Aku selalu ada untukmu. Jangan pernah takut, semua akan baik-baik saja"
.
"Tapi aku tidak pernah berguna untukmu"
"Siapa bilang? Kau alasanku untuk tersenyum, kau alasanku untuk rajin belajar, kau alasanku untuk lebih ceria dan kau alasanku untuk hidup"
"Hh... sejak kapan seorang Baekhyun jadi gombal dan sok romantis seperti ini?" Key sedikit tersenyum dan geli dengan perkataan Baekhyun
"Yak! Kau meragukanku? Aish, kenapa sih semua orang menganggapku tidak romantis? Tunggu saja, akan kubuktikan kepada semua orang bahwa aku romantis"
"Hihihi... Arraseo, aku percaya" Akhirnya Key menyunggingkan bibirnya dan tersenyum dengan kelakuan Baekhyun
.
Baekhyun pun tersenyum lega melihat Key sudah bisa tersenyum kembali. Ia menemani Key yang sedari pagi belum mau makan. Baekhyun terus berceloteh tiada henti. Berusaha membuat Key melupakan kecemasan dan pemikiran-pemikiran konyolnya
.
Setelah beberapa saat, Baekhyun pun pulang dan kembali ke rumahnya. Kini berganti Suho yang menemani Key di dalam kamarnya. Keadaan Key membuat Suho khawatir. Akhirnya atas paksaan dari Baekhyun, Suho memutuskan untuk mengajak Key ke psikiater yang tidak lain adalanya nyonya Kim, eomma dari Xiumin
.
"Key-ya, besok, oppa dan Baekhyun ingin mengajakmu bertemu eomma nya Xiumin. Kau mau kan?" Suho berbicara penuh kehati-hatian kepada Key yang baru saja selesai makan malam
"Eomma dari Xiumin oppa? Memangnya ada apa?"
"Emm, hanya memeriksakan keadaanmu saja"
"Apa beliau seorang dokter?"
"Emm... Beliau, psikiater Key"
"AKU TIDAK GILA OPPA!"
.
Key histeris karena mengetahui bahwa oppanya ingin membawanya ke psikiater. Ia berlari menuju kamarnya dan menangis. Apa oppanya dan bahkan Baekhyun mengira bahwa Key gila? Apa hanya karena Key tidak mau sekolah maka Key dianggap gila? Kenyataan itu tidak sampai pada jalan pikirnya
.
Suho berusaha membuka pintu kamar Key yang ternyata terkunci. Key mengurung dirinya di kamarnya
.
"Key, kau tidak gila. Psikiater itu tidak hanya menangani orang gila"
"..."
"Key, jawab oppa. Jebal, ini demi kesembuhanmu Key. Kau tidak mau kan tersiksa dengan perasaanmu sendiri?"
"..."
"Key, biarkan oppa masuk, oppa ingin memelukmu Key. Kau tidak sendiri. Izinkan oppa menebus kesalahan oppa selama ini"
.
Cklek
Key membuka pintu kamarnya dan ia masih menunduk. Suho melihat pundak Key gemetar dan dapat dipastikan bahwa ia sedang menangis saat ini
.
Spontan saja Suho memeluk Key dan mengusap punggungnya menenangkannya
.
"Gwenchana Key-ya, semua akan ba..."
"Hentikan oppa. Jangan katakana kalimat itu!" Key melepaskan pelukannya dan seakan sedikit marah kepada Suho
"Wae? Oppa hanya..."
"Jangan ucapkan kalimat itu oppa! Kalian tidak mengerti. Kalian menyuruhku tenang, kalian menyuruhku menganggap semua baik-baik saja. Tapi kalian tidak merasakan apa yang kurasakan. Sangat susah oppa!"
.
Key semakin histeris dan menangis begitu kencang. Sungguh Suho bingung bagaimana mengatasi dongsaengnya ini. Suho hanya berniat menenangkannya namun ternyata caranya salah. Key tidak bisa disamakan dengan yeoja lain. Kalimat yang seharusnya bisa membuat orang lain tenang namun ternyata kalimat itu malah menjadi boomerang untuk Key
.
"Key-ya, oppa bingung. Oppa ingin membantumu, oppa ingin mengerti keadaanmu. Izinkan oppa membawamu ke psikiater, ne? Eomma Xiumin baik, oppa mengenalnya. Dan percayalah, psikiater dan dokter spesialis kejiwaan itu tidak hanya mengurusi orang gila Key"
"Hiks... aku takut oppa...Hiks"
"Ada oppa. Oppa akan membantumu. Dan jangan lupakan si cabe petakilan itu. Walau begitu dia tetaplah pangeranmu kan?"
"Oppa... Baekhyun bukan cabe!"
"Hehehe... Istirahatlah, apa mau oppa temani?"
"Emm... ne"
"Aigo, yeoja kecil oppa sedang merindukan oppa sepertinya. Geurae, oppa temani sampai kau tidur"
.
Suho mengusap kepala Key dan memainkan rambut Key. Key masih sedikit menunduk namun ia menuruti perintah Suho. Ia mau ke psikiater dan Suho serta Baekhyun akan menemaninya
.
Keesokan harinya, Baekhyun, Suho dan Key berangkat menuju tempat praktek Nyonya Kim, eomma Xiumin. Ternyata Xiumin juga ada disana karena mengetahui bahwa Suho akan membawa Key kepada eommanya
.
Key memasuki ruangan Nyonya Kim sendirian karena memang Nyonya Kim ingin mendengar semuanya sendiri dari mulut Key. Nyonya Kim sudah mengetahui kondisi awal Key dari Xiumin
.
"Baekhyun-ah, selama ini, bagaimana caramu mengatasi Key jika dia sedang cemas?" Tanya Suho kepada Baekhyun
"Aku hanya menghiburnya dan menenangkannya, hyung. Ada apa?"
"Ani, tadi malam ia sangat emosi ketika aku mengucapkan kata-kata "tenang dan semua akan baik-baik saja". Apa kau sering mengatakan hal itu?"
"Ne, aku sering mengatakan itu untuk menenangkannya. Tapi memang cemasnya seakan tidak berkurang walau aku sudah menenangkannya"
"Boleh aku bicara?" Xiumin menyela pembicaraan Suho dan Baekhyun
"Ne, bicaralah" Jawab Suho
.
"Setahuku, orang-orang seperti Key cenderung tidak suka mendengar kalimat itu. Mereka tidak akan bisa tenang hanya dengan kalimat itu. Setiap kalian mengucapkan kata-kata "tenanglah, semua akan baik-baik saja, gwenchana", maka perasaan mereka akan semakin cemas karena merasa bahwa kalian tidak mengerti kondisi batin mereka" Jelas Xiumin panjang lebar
.
"Lalu apa yang bisa kami lakukan Xiumin?" Tanya Suho hampir putus aja
"Jangan tinggalkan dia, kalian harus selalu ada di sisi Key. Jangan anggap Key aneh, jangan mengelak dari apa yang dikatakan Key. Rasa cemasnya begitu nyata bagi dia, walau mungkin konyol dan sepele bagi kita. Jangan berusaha melarikan dia dari rasa cemasnya. Bantu dan temani dia menghadapi rasa cemasnya"
.
"Mengapa dongsaengku jadi seperti ini? Hiks..." Pertahanan Suho runtuh. Ia menangisi kondisi dongsaengnya yang berbeda dari orang-orang pada umumnya
"Sudah hyung, kita bantu Key. Kau boleh menyesal tapi jangan sampai rasa sesal itu melemahkanmu dan malah merugikan Key" Ujar Baekhyun menenangkan Suho
"Baekhyun benar. Sekarang kita tunggu hasil pemeriksaan eommaku, ne?" Xiumin menepuk-nepuk punggung Suho
.
.
.
.
.
TBC

My Girl With Anxiety Disorder (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang