Perempuan bermarga Ahn itu sedang sibuk meneguk teh dingin yang tersisa sedikit. Mata cokelat gelapnya sibuk mengikuti gambar yang ditampilkan. Sesaat setelah drama yang ia tonton telah mencapai part klimaks, ia buru-buru mengambil tisu.
Tak sedikit lembar tisu yang ia habiskan. Mungkin sekitar 5 lembar terpakai hanya untuk mengusap airmatanya. Oh ya, jangan lupa hidungnya yang berairpun mengabsen di tiap lembarnya. Setelah selesai dengan kegiatan mengusap airmatanya, ia meraih ponsel miliknya yang tergeletak diatas nakas. Segera saja ia menelepon sahabat dekatnya setelah drama yang ia tonton telah selesai.
"Jimin-ah! Apa kau sudah melihat episode terakhir drama yang kurekomendasikan? Astaga endingnya benar-benar tidak terduga kau tahu? Aku bahkan sampai menghabiskan berlembar-lembar tisu hanya karena drama itu. Kau harus cepat-cepat menontonnya!" Ucapnya dengan senang. Bibir mungilnya tak berhenti mengeluarkan kata-kata terpukau akan drama yang telah ia tonton.
"Kau hanya meneleponku karena hal tidak penting seperti itu? Aku sibuk kuliah, Hyejin. Tolong mengertilah sedikit" yang diseberang sana hanya dapat menghela nafas. Ia mengerti keadaan sahabatnya ini. Ia hanya senang memberitahukan segala sesuatu padanya. Itu saja.
"Arraseo. Jangan terlalu larut jika kau akan mengerjakan tugas-tugas menumpukmu itu. Hwaiting!"
Klik!
Hyejin kembali pada laptopnya. Ia bingung hendak melakukan apa sehingga ia memutuskan untuk pergi berjalan keluar. Setelah mematikan laptopnya dan memastikan pintu rumahnya telah terkunci dengan rapat, ia mulai melangkahkan kakinya berjalan menuju taman kota.
Dalam perjalanannya yang tenang itu ia kembali mengingat tokoh dalam drama yang ia tonton. Nama aslinya Jeon Jungkook. Seorang aktor yang juga merupakan anggota boyband itu telah menariknya untuk mulai mengagumi pria tersebut. Hyejin mulai mencari segalanya tentang Jeon Jungkook. Mulai dari kota kelahirannya, golongan darahnya, sampai makanan favoritnya pun ia cari.
Fanatik. Mungkin itulah panggilan yang cocok untuk Hyejin saat ini. Entah ia peduli atau tidak tetapi ia akan selalu mengidolakannya.
Tak terasa ia telah sampai pada taman yang sering ia kunjungi. Segera saja ia menduduki salah satu kursi taman yang kosong. Beruntungnya ia karena ia mendapat kursi yang menghadap langsung pada sungai. Suasana sore itu tenang dan sejuk. Hyejin sangat menikmati keheningan sore itu.
"Permisi, bolehkah aku duduk disini?" Bayangan lelaki tinggi sempat menutupi cahaya matahari yang sedang Hyejin lihat. Pandangannya kurang begitu jelas ketika lelaki itu menutupi cahaya. Tetapi Hyejin hanya mengangguk saja sehingga namja itu berterimakasih padanya dan segera mendudukkan bokongnya di tempat duduk sebelah Hyejin.
Setelah beberapa menit tidak ada satupun yang berbicara, Hyejin memutuskan untuk mendengarkan musik dengan earphone. Tetapi ia hanya mendengarkannya dalam satu earphone saja. Jaga-jaga bila pria disebelahnya ingin berbicara sesuatu, mungkin?
"Kau mengidolakannya?" Pria bermasker hitam itu menunjuk ponsel milik Hyejin yang wallpapernya terpampang jelas wajah seorang Jeon Jungkook. Hyejin mengangguk dengan semangat. Wajar saja karena mereka sedang membicarakan seorang aktor yang telah mengambil hatinya.
"Ingin tahu suatu rahasia?"
.
.
.Annyeong!
Pertama kalinya bikin ff castnya jungkook 😂
Ini aku bikin shortstory biar ga nunggu update lama" ya. Mungkin partnya gasampe 20an, jadi sekitar sampe 10-11an. Authornya jg gamau panjang" soalnya:)
Jdi meskipun ceritanya udah selese jgn lupa buat vomments ya chingu:)) gomawo♥
Sincerely,
Galantaes
(12/04/18)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda ✔
Short Story(n.) things better left unsaid, matters to be passed over in silence Published ; 12/04/18 Status ; complete