十 二

31 5 10
                                    

Hyejin sedari tadi hanya diam. Perasaannya saat ini diselimuti oleh rasa kesal, marah, sedih. Semua bercampur menjadi satu. Tapi entah ia merasa tenang. Setidaknya hanya sebentar bersamanya,

Jeon Jungkook.

"Kenapa diam saja?" Jungkook mengaduk-aduk minuman pesanannya. Yang ditanya hanya memandang kosong jendela disebelahnya. Jungkook menghela nafas.

"Aku mendekatimu hanya untuk pelampiasan" Hyejin terkejut. Pernyataan tiba-tiba Jungkook membuatnya tercengang. Mulutnya hendak mengeluarkan protes tetapi Jungkook lebih dahulu berbicara.

"Aku adalah pria yang dibutakan uang. Meskipun sebenarnya aku tahu itu salah tetapi entah mengapa setiap berhubungan dengan uang aku tidak dapat menahan diriku. 2 bulan yang lalu mantan kekasihku memutuskan hubungannya denganku. Ia adalah perempuan kaya. karenanya aku tidak dapat mengontrol diriku. Setiap hari aku mengunjunginya, memaksanya untuk kembali lagi denganku. Tetapi hasilnya nihil. Ia pintar menyembunyikan dirinya.

"Kemudian suatu hari, aku kelelahan mengejarnya yang berusaha melarikan diri dariku. Tentu aku kalah cepat karena ia menggunakan mobil. Akhirnya aku memutuskan untuk beristirahat sejenak di taman terdekat. Setelah memarkirkan motorku, rupanya seluruh kursi taman penuh. Rata-rata yang duduk di kursi taman adalah pasangan. Kemudian aku melihatmu, jadi aku memilih untuk duduk bersamamu saja"

Jungkook berhenti sebentar. Membuat Hyejin semakin penasaran.

"Lanjutkan,"

"Aku mulai menghampirimu, dan meminta izin duduk bersamamu. Kukira kau tidak mau tapi kau malah mengiyakan saja. Awalnya aku tidak tertarik denganmu. Aku hanya menganggapmu orang asing pada umumnya. Tapi ketika aku tak sengaja memandang wallpaper ponselmu, langsung saja aku menarik kesimpulan bahwa kau adalah salah satu fansku.

"Suatu pemikiran hinggap padaku. Ia berkata untuk lebih baik memilihmu sebagai tempat pelampiasan sementara. Awalnya jiwaku menolak, tapi aku terbawa arus. Dan aku munafik jika aku bilang aku tidak menikmati waktu bersamamu."

Hati Hyejin mencelos. Lengannya mulai melemas. Ia memilih untuk mengistirahatkan lengannya diatas meja. Jarinya terlihat sedikit gemetar. Wajahnya tertunduk.

Lengan besar Jungkook bergerak. Ia menggenggam erat jari Hyejin. Matanya menyiratkan rasa bersalah. Dengan sekuat tenaga Hyejin menahan airmatanya. Ia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Ia menyuruh Jungkook untuk melanjutkan penjelasan darinya.

"Setelah 2 bulan terlewati, aku sudah mulai dapat melupakannya. Namun ketika aku sedang berjalan sehabis latihan, tak sengaja aku berpapasan dengannya lagi. Dapat kulihat dirinya yang semakin cantik dengan baju yang terlihat mahal. Langsung saja aku tidak dapat menahan diriku kembali. Seakan pertahanan diriku ini lemah, aku berusaha menghubunginya lagi. Diluar dugaan, ia menjawabnya. Aku mengajaknya kencan. Dan gagal. Dan sepertinya aku kembali pada diriku yang lama. Aku mengejarnya lagi dan aku melupakanmu"

Jungkook mengeratkan genggamannya. Wajahnya tak terdefinisikan. Hyejin menggeleng. Ia menarik tangannya yang digenggam oleh Jungkook. Masih memikirkan apa yang harus ia katakan. Jungkook mengerti dan hanya menunggu.

Sinar sore hari menelisik dibalik kaca cafe yang mereka tempati saat ini. Musik melow menemani suasana hening diantara mereka. Hyejin menghela nafas.

"Aku memaafkanmu."

Jungkook terkejut. Matanya berbinar. Ia berterimakasih kepada Hyejin sambil tersenyum sangat lebar. Hyejin saat itu hanya bisa tersenyum. Mereka pun menghabiskan waktu sampai senja datang.

Setelah agak lama mengobrol dan menyelesaikan masalah mereka, Jungkook memutuskan untuk mengantar Hyejin pulang mengingat warna langit sudah mulai menggelap. Dalam perjalanan, Hyejin enggan untuk berpegangan. Ia masih merasa sungkan pada Jungkook sehingga ia membuat tangan Jungkook menarik lengannya halus untuk berpegangan pada badannya. Mau tidak mau Hyejin berpegangan padanya.

Hyejin menikmatinya.

Kupikir aku tidak perlu seperti ini padanya, batin Hyejin.

Tak lama mereka pun sampai didepan rumah Hyejin. Setelah menuerahkan helm pada Jungkook perempuan itu pamit untuk masuk ke dalam rumah. Ketika Hyejin tela membalikkan badannya, Jungkook menahan tangannya. Hyejin berbalik sambil menampakkan wajah bertanya-tanya. Jungkook membisikkan sesuatu di telinga Hyejin.

"Mungkin kita bisa pergi berdua bersama lagi? Oh ya dan jangan lupa untuk membayariku"

.
.
.

End

Tacenda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang