5 bulan berlalu. Hyejin perlahan dapat menenangkan dirinya. Awalnya ia sama sekali tidak bisa melupakannya. Tentu dengan paksaan Jimin ia akhirnya bisa melupakannya sedikit demi sedikit. Hyejin hingga mengorbankan seluruh dramanya yang diperankan oleh Jungkook. Jimin tahu Hyejin adalah tipikal orang yang susah melupakan seseorang, sehingga ia menghapus segala sesuatu yang berhubungan dengan Jungkook.
"Hentikan memandang fotonya atau aku akan meninggalkanmu"
Mendapat ancaman seperti itu, Hyejin dengan sigap langsung keluar dari aplikasi Twitternya. Ia langsung meletakkan ponselnya diatas meja dan memilih untuk menyandar pada bahu Jimin. Saat ini mereka sedang menikmati film bersama dirumah Hyejin. Tentu tidak ada yang dapat menganggu kegiatan mereka saat ini karena mereka sedang menikmati kencan bersama.
Flashback on
"Aku harus menemuinya" Hyejin dengan terburu-buru melangkahkan kakinya keluar rumah. Jimin yang masih sibuk makan segera saja menahan Hyejin. Perempuan itu mendengus karena jalannya dihalangi oleh Jimin.
"Aku ikut"
.
.Hyejin dan Jimin berjalan dengan kecepatan yang tidak biasa. Tentu Jimin mengikuti Hyejin yang masih memasang wajah tak bersahabat. Jimin hendak menenangkan Hyejin tetapi sepertinya ini bukanlah waktu yang tepat untuk itu. Mereka sampai di kamar milik Jungkook. Hyejin tahu karena sebelumnya Jungkook pernah mengajaknya berkunjung.
"Kookie buka pintunya. Kita perlu bicara" Hyejin mengusir Jimin terlebih dahulu sebelum memanggil Jungkook. Pria pendek itu tidak bisa berkata apa-apa sehingga ia hanya akan menunggu diluar saja meskipun sebenarnya ia sangat kesal diusir.
"Masuk"
.
.Hyejin saat ini sedang duduk di salah satu sofa milik Jungkook. Wajahnya menyiratkan kekesalan yang menggebu-gebu. Tetapi sedari tadi mulut kecilnya tidak berusaha untuk mengeluarkan sepatah kata pun.
Jungkook yang sudah tahu maksud kedatangan kekasihnya itu hanya diam saja. Berusaha membuat gadis itu berbicara duluan.
"Kau tidak berniat untuk mengatakan apapun?" Hyejin bertanya sambil memalingkan wajahnya. Ia terlalu kesal dan juga merasa sedih pada saat yang bersamaaan.
"Tidak. Aku bahkan tidak mengerti mengapa kau tiba-tiba datang" Hyejin mendengus kesal. Ia membuka ponselnya dan segera menunjukkan berita yang baru dikirim Jimin padanya. Jungkook hanya membacanya sekilas kemudian kembali merebahkan punggungnya di sofa.
"Apa maksudnya ini? Kau selingkuh?"
"Perkataanmu tidak sepenuhnya salah"
Hyejin terkejut. Berarti yang ia bangga-banggakan sedari 3 bulan yang lalu telah menyelingkuhinya?
"Kau anggap aku apa selama ini? Kookie, kau jahat."
Jungkook mendekatkan duduknya dengan Hyejin. Tangannya menggenggam jari mungil Hyejin. Dapat terlihat airmata jatuh di tangan Jungkook. Kepala Hyejin menunduk berusaha menyembunyikan airmatanya. Jungkook hanya tersenyum saja. Ia menaikkan dagu Hyejin.
"Kau saja yang terlalu bodoh, Hyejin."
Flashback off
"Jangan melamun Hyejin-ah" Jimin mengelus kepala Hyejin pelan berusaha menyadarkan perempuan itu. Hyejin tersadar, kemudian ia memandang wajah Jimin.
Hyejin tersenyum. Ia sedikit menyesal karena ia terlambat mengetahui perasaan Jimin yang sesungguhnya. Berkat Jimin pula ia tidak terjatuh dalam lubang perangkap Jungkook. Hyejin bersyukur.
"Gomawo Jimin-ah"
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda ✔
Proză scurtă(n.) things better left unsaid, matters to be passed over in silence Published ; 12/04/18 Status ; complete