59 12 17
                                    

"Apa ada sesuatu yang lucu di ponselmu?" Usik Jimin pada perempuan yang sedang sibuk tersenyum kegirangan ketika memandang ponsel milik perempuan itu. Hyejin tidak membalas perkataan Jimin. Ia tetap fokus pada ponselnya. Ketika Jimin hendak mengintip, sontak saja Hyejin menampis wajah pria pendek itu dengan sedikit kencang. Tangannya berusaha untuk menyembunyikan ponselnya.

"Arrasseo, arrasseo. Tak perlu mendorong wajahku seperti itu" Hyejin kembali sibuk dengan ponselnya.

Bagaimana bisa ia tidak senang jika seorang Jeon Jungkook menyapanya lewat pesan? Bahkan bertemu saja ia sudah sangat bersyukur. Ia merasa hidupnya saat ini benar-benar beruntung. Jimin yang sedari tadi merasa aneh dengan sikap sahabatnya pun memilih untuk membiarkannya. Jimin memutuskan untuk pulang. Ia pun pamit pada Hyejin. Hyejin hanya menganggukkan kepala tanpa menoleh. Jimin tersenyum. Ia memahami sahabatnya yang sedang senang itu. Akhirnya ia pun pulang kerumahnya.

Kookie: ingin bertemu?

Hyejin: aku masih mengerjakan tugas kuliahku. Mianhae

Kookie: mau kubantu?

Hyejin: tidak perlu jungkook-ssi

Kookie: aku tidak menerima penolakan

Hyejin: tapi aku sungguh tidak apa

Kookie: buka pintumu sekarang

Hyejin sempat merasa ragu. Apakah ia sekedar dipermainkan atau ia benar-benar didepan pintunya?

Kookie: apa kau ingin membiarkanku berdiri disini sampai sore?

Cepat-cepat gadis itu mengarahkan langkah kakinya menuju pintu. Rambutnya yang panjang sedikit bergoyang mengikuti irama tubuhnya. Segera setelah ia membuka pintunya, perawakan namja tinggi terpampang jelas pada pandangannya.

Astaga, ia tampan sekali

Jungkook datang dengan style yang bisa dibilang santai namun keren. Ia menggunakan baju turtle neck berwarna hitam dengan celana jeans hitam yang sobek dibagian lutut. tak lupa ia menggunakan earing yang membuatnya semakin terlihat seperti badboy. Sepersekian detik Hyejin menatap anugrah tuhan didepannya. Jungkook melambaikan tangannya didepan wajah Hyejin berniat mengembalikan pikiran perempuan itu ke dunia nyata. Hyejin yang mulai sadar akhirnya sedikit menunduk dan mempersilahkan Jungkook masuk dengan malu-malu. Jungkook melepas sepatunya dan menaruhnya dengan rapi di rak sepatu. Hyejin menuntunnya ke ruang tamu yang sedang ia gunakan untuk belajar.

"Tolong jangan panggil aku jungkook-ssi. Panggil Kookie saja"

"K-kookie?" Hyejin mengucapkannya dengan perasaan yang berdebar. Jantungnya seakan tidak ingin memberikan oksigen untuk Hyejin. Jungkook menggenggam tangan Hyejin sambil sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Hyejin.

Sontak mata Hyejin bergerak tidak tenang. Seakan terkunci oleh pandangan yang diberikan oleh Jungkook, perempuan itu tidak bergeming sama sekali. Ia tidak dapat bergerak. Menoleh sedikit saja, hidung mereka akan bersentuhan.

"Kau malu?"

Hyejin memundurkan dirinya. Ia merasa agak kurang nyaman dengan posisi seperti itu. Terutama kupu-kupu berisik yang sedang berkumpul didalam perutnya dan juga keadaan rumah yang agak memanas. Jungkook mengerti dan ia hanya tertawa.

"Mian, aku membuatmu takut. Mari kubantu mengerjakan tugasmu"

Ditengah mengerjakan tugasnya itu, Hyejin sempat mencuri pandang. Meskipun kemungkinan Jungkook akan mengetahuinya tetapi ia tetap tidak dapat menjaga matanya. Apalagi setelah kejadian barusan tentunya ia tidak bisa berhenti memikirkan Jungkook kan?

"Sepertinya kau benar-benar mengagumiku, Hyejin-ah?"

"A-aku hanya sekedar mengecek keadaanmu Kookie"

Jungkook tertawa sambil menampilkan gigi kelincinya yang lucu. Ia mengusap kepala Hyejin dengan gemas. Mereka tertawa bersama.
.
.

"Akhirnya sudah selesai"

Hyejin membereskan seluruh kertas-kertas yang telah ia kerjakan bersama Jungkook. Tak terasa waktu malam telah tiba. Setelah pekerjaan mereka telah selesai Jungkook pun meminta izin untuk pulang. Hyejin mengantarkan Jungkook sampai di depan pintu.

"Kapan kita akan bertemu lagi?"

Hyejin hanya menunduk malu sambil bermain-main dengan kakinya. Jungkook yang menangkap Hyejin sedang malu itu tersenyum gemas. Ia menaikkan dagu Hyejin. Terkejut dengan pelakuan Jungkook, Hyejin langsung terdiam. Semburat merah yang tidak dapat ia sembunyikan itu terus menetap di pipi chubbynya.

Jungkook semakin mendekat dengan wajah Hyejin. Nafas hangat menyapu wajah Hyejin dengan halus. Seketika ia tidak dapat berpikir apa-apa. Ia memejamkan matanya. Benda kenyal hinggap di bibir Hyejin.

Jungkook menciumnya!

.
.
.

maap abis aku unpub bntr hehe.

Tacenda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang