38 10 4
                                    

"Apa yang akan kau lakukan hari ini?" Tanya Jimin. Saat ini mereka sedang libur kuliah. Hyejin hanya menggeleng bosan. Mereka sedang menonton film yang sudah pernah mereka tonton. Mereka saat ini sedang benar-benar bosan.

Jimin yang menangkap Hyejin sedang menonton film dengan pandangan tidak tertarik hendak mengajaknya pergi. Belum sempat ia berbicara, seketika ponsel Hyejin berbunyi. Tebak saja siapakah itu.

Tentu saja Jeon Jungkook.

"Yeoboseyo"

"..."

"Nugu?"

"..."

"ah, kookie? Ada apa?"

Kejutan. Itu adalah jungkook. Dan, kookie?

"Eoddiga?"

"..."

"Oh, tentu saja aku bisa. Kita bertemu jam 3 sore ya"

Klik!

"Ingin pergi kemana?" Tanya Jimin pada Hyejin. Perempuan itu tidak menghiraukan pertanyaan Jimin. Ia malah tersenyum sendiri sambil memandang langit-langit rumahnya. Tebak saja ia pasti sedang berkhayal sesuatu yang berhubungan dengan Jeon Jungkook.

"Apa aku sedang berbicara dengan batu?" Hyejin segera sadar dari lamunannya. Ia mengatakan bahwa ia akan pergi bersama Jungkook. Tentu saja acara ingin-mengajak-keluar-Hyejin batal. Aku hanya mengiyakan saja ketika ia ingin pergi ke kamarnya hendak bersiap-siap.

Ponselnya dibiarkan tergeletak di atas meja.

Jimin meraih ponsel Hyejin. Ia hendak membuka Line milik sahabatnya itu. Tidak susah baginya untuk membukanya karena ia sudah hafal dengan password ponsel Hyejin. Ketika ia hendak membuka pesan dari Jungkook, sayangnya ponsel Hyejin ada yang menariknya.

"Not so fast, Jimin-ah"

Jimin mengerucutkan bibirnya. Kesal. Ia kemudian mematikan tv lalu beranjak dari tempatnya duduk.

"Aku akan pulang. Selamat bersenang-senang"
.
.

"Kookie, kita mau naik apa?" Jungkook melepas kacamata hitamnya. Ia terlihat memandang sekeliling taman bermain. Ya, saat ini mereka sedang berjalan-jalan melepas penat.

"Roller coaster!" Jungkook menunjuk wahana yang ia inginkan sambil tersenyum. Dapat terlihat tarikan bibirnya dibalik masker hitamnya.

"Baiklah, mari kita naik itu" mereka berjalan beriringan sambil bersenandung. Jari mereka tidak sengaja bersentuhan. Mereka saling pandang, kemudian Hyejin memalingkan wajahnya malu. Jungkook berusaha berbicara agar perempuan disebelahnya itu tidak terus-terusan malu.

"Sepertinya kita perlu menunggu. Gwenchana?" Hyejin hanya mengangguk. Kepalanya menunduk. Ia bermain-main dengan pasir dibawah sepatunya. Jungkook gemas dengan kelakuannya, sehingga ia memilih untuk menggamit jari-jari Hyejin untuk saling menyatu dengan jari-jarinya.

"K-kookie, aku malu." Hyejin masih berusaha menunduk agar pipi merahnya tidak nampak oleh Jungkook.  Pria itu tidak peduli dan malah mengeratkan jari-jarinya. Hyejin hanya bisa terdiam.

"Kau menggemaskan"
.
.

"Berhentilah mengajakku menaiki wahana yang seram Kookie, aku mual" Jungkook hanya tertawa renyah memandang perempuan disebelahnya itu menampakkan wajah-wajah tidak kuat. Padahal yang seharusnya lebih bertenaga adalah Hyejin mengingat perempuan itu masih lebih muda 2 tahun ketimbang Jungkook. Tapi sepertinya nasib berbanding balik.

"Naik komidi putar saja bagaimana?" Hyejin hanya mengangguk pasrah. Ia sudah kelelahan sebenarnya tetapi ia berusaha untuk menyembunyikannya. Lagipula naik komidi putar juga hanya tinggal duduk sehingga ia bisa setidaknya beristirahat sedikit.

Wahana itu mulai bergerak dengan pelan. Hyejin dan Jungkook saling duduk berhadapan. Tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. Hyejin hanya memandang keluar dengan kagum. Ia sudah lama tidak menaiki wahana ini. Pernah, sekali. Tentu ketika ia kecil bersama dengan kedua orangtuanya.

"Bukankah pemadangannya bagus?"

Hyejin mengangguk senang. Ia masih fokus memandangi luar. Jungkook meraih tangan Hyejin. Ia kembali meletakkan jari-jari besar miliknya diantara jari-jari lentik Hyejin. Tangan satunya menaruh rambut Hyejin yang terurai dibalik telinganya. Jungkook terus menerus menatap Hyejin intens.

"Saranghae"

"Jadilah milikku, Hyejin-ah"

Hyejin tidak dapat berkutik. Wajahnya sudah tidak tertarik dengan keadaan luar. Ia lebih tertarik dengan manusia yang berada didepannya saat ini.

Jungkook memindahkan posisi duduknya menjadi disebelah Hyejin. Tangannya yang bebas berusaha menelisik dibalik rambutnya. Tangannya mendorong tengkuk Hyejin. Matanya memejam dengan kepala yang agak dimiringkan.

"Aku masih butuh jawabanmu"

"Y-ya, aku mau"

Kemudian Jungkook menghapus jarak diantara mereka berdua.

.
.
.

Tacenda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang