Jungkook berjalan dengan semangat menuju suatu apartement yang sering ia kunjungi. Ditekannya nomor 5 pada lift yang sedang ia tumpangi.
Ting!
Jungkook melangkahkan kakinya di lorong panjang apartement itu untuk mencapai kamar yang ditujunya. Sesekali ia bertemu dengan orang-orang yang mungkin mengenalinya. Namun ia tidak peduli dengan pandangan orang-orang itu dan terus berjalan. Ia lelah seharian ini. Ia ingin beristirahat dikamarnya.
Sesampainya di kamar, ia langsung merebahkan badannya. Dari tadi ia dan anggota boybandnya mempersiapkan lagu baru dan comeback yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi. Tentu agensi akan mempersiapkan semuanya agar tidak terjadi suatu kesalahan apapun. Jadi Jungkook harus bekerja lebih berat dari sebelumnya.
Jungkook memutuskan untuk bermain gamenya yang lama sudah tidak terurus. Ia bermain Overwatch. Tanpa terasa, ia bermain selama 5 jam.
"Sepertinya hari ini aku sungguh melakukan hal yang sia-sia" Jungkook tertawa hambar. Setelah mandi, ia hanya duduk di kasurnya sambil menonton acara tv.
Bosan.
Jungkook memilih untuk mematikan tvnya dan mengecek ponselnya. Hanya ada pesan spam dari grup kakaonya dan pesan Line yang belum terbaca. Salah satunya pesan dari Hyejin. Ia pun memilih untuk membalas terlebih dahulu pesan dari kekasihnya.
Hyejin: aku bosan
Kookie: nado
Hyejin: tidak ingin mampir?
Kookie: aku masih ada urusan, mian
Hyejin: sudah lama kau tidak mengunjungiku
Hyejin: Kabari aku jika kau tidak sibuk, ne?
Kookie: arraseo
Kookie: saranghaeyo hyejin-ah
Hyejin: nado saranghae kookie
Jungkook menghempaskan ponselnya ke sembarang arah. Senyuman remeh terpasang diwajah Jungkook. Entah mengapa Jungkook sangat suka dengan sikap Hyejin namun di lain sisi juga kesal dengan sikapnya. Jungkook teringat dengan mantan kekasihnya. Jungkook masih merasa sebal dengan putusnya hubungan mereka.
Kenangan Jungkook dengannya bermunculan kembali. Perempuan dengan uang banyak itu benar-benar telah membutakan Jungkook. Namun Jungkook menikmatinya, sungguh.
Sayangnya ia memutuskan untuk menghentikan hubungannya dengan Jungkook. Ingin tahu alasannya? Katanya, Jungkook posesif. Sangat posesif. Ia muak dengan seluruh penjagaan yang diberikan Jungkook.
Jungkook berpikir, memangnya salah jika dirinya kesal jika mantan kekasihnya itu bersama lelaki lain? Jungkook pun juga dapat melihat lelaki yang mendekatinya hanya ingin memanfaatkannya dan mengambil seluruh kekayaannya. Tentu Jungkook tidak ingin kehabisan.
Sebut saja Jungkook tamak, serakah, apapun.
Lagipula itu semua benar, pikir Jungkook
Jungkook memutuskan untuk mencoba menghubunginya lagi. Di luar dugaan, nomor itu masih digunakan. Terdengar suara nada menyambungkan. Jungkook harap-harap cemas.
"Yeoboseo"
"Haewon?"
"Nugu?"
"Jungkook"
"..Ada perlu apalagi?"
"Aku rindu denganmu"
"Tidak dalam mimpimu"
"Ayolah, tidakkah kau merindukanku juga?"
"Maaf tapi aku bukan wanita murahan"
"Kita bertemu di cafe biasa jam 5?"
"Aku sibuk"
"Kutunggu. Saranghae"
Klik!
Jungkook menutup telponnya secara sepihak. Tidak peduli nanti ia akan datang atau tidak, ia akan tetap memaksa. Jungkook merindukannya.
Haewon. Mantan kekasih Jungkook yang sungguh kaya raya. Tak heran, ayahnya adalah seorang CEO. Tapi dengan kekayaannya itu Haewon tidak sombong. Maka dari itulah Haewon mudah tertipu dengan sikap asli Jungkook. Tidak tahu apakah nantinya Haewon akan datang menemui Jungkook atau tidak.
Kita lihat saja nanti, batin Jungkook.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda ✔
Cerita Pendek(n.) things better left unsaid, matters to be passed over in silence Published ; 12/04/18 Status ; complete