30 6 2
                                    

Suara pintu diketuk mengusik suasana tenang pagi hari di rumah Hyejin. Jimin yang kala itu sudah terbangun terlebih dahulu berjalan dengan malas menuju pintu depan. Ia mengintip dari lubang kecil. Lelaki tinggi dengan baju serba hitam dilengkapi dengan masker, kacamata dan topi.

Jimin membuka pintu dengan malas. Ia tau siapa pria itu. Jeon Jungkook. Langsung saja setelah Jimin membuka pintu Jungkook yang awalnya hendak langsung masuk tanpa permisi menghentikan niatnya. Ia sedikit tertegun mengapa Jimin bisa ada dirumah Hyejin. Dan lagi perawakannya terlihat seperti sehabis melakukan sesuatu.

"Hyejin dimana? Kenapa kau bisa ada disini?" Jungkook bertanya dengan nada mengintimidasi. Fyi, Jimin sudah mengerti bahwa Jungkook sangat overprotektif. Sama halnya dengan dirinya, tetapi sepertinya Jungkook lebih parah. Jungkook lebih banyak menunjukkan kemanjaannya pada Hyejin. Dilihat dari cerita Hyejin padanya, ia secara tidak langsung sudah paham dengan sifat Jungkook meskipun mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.

"Aku sahabatnya. Park Jimin imnida" setelah memperkenalkan diri yang disambut oleh anggukan kecil dari Jungkook, Jimin mempersilahkan untuk masuk. Ia permisi sebentar hendak membangunkan Hyejin. Jungkook yang masih curiga dengan Jimin hanya mengiyakan dengan berbagai pikiran yang hinggap didalam dirinya.

"Kenapa tidak bilang jika ingin kemari?" Perempuan yang saat ini sedang dalam keadaan mengantuk berat itu menghampiri Jungkook. Jimin yang merasa hanya akan menjadi nyamuk berkata pada Hyejin bahwa ia akan pulang saja. Hyejin mengiyakan sambil mengantar sahabatnya itu sampai pintu.

Hyejin kembali duduk di sebelah Jungkook tetapi dengan sedikit jarak. Ingat, mereka masih bertengkar.

Piyama biru Hyejin yang kebesaran itu sedikit menampakkan kulit putih perempuan itu disekitar area leher. Jungkook yang tidak sengaja melihatnya menelan ludahnya berusaha menahan nafsunya. Jungkook yang datang berniat untuk meminta maaf pada Hyejin itu menggeser duduknya sampai duduknya dekat dengan Hyejin.

Hyejin yang memiliki ego tinggi berusaha untuk mengelak. Ia menggeser duduknya agar tetap berada dalam jarak yang jauh dengan Jungkook. Pria itu sedikit kesal, sehingga dia memilih untuk menarik lengan kurus perempuan itu kearahnya. Hyejin yang kaget dengan pergerakan Jungkook hanya dapat terpaku didepan wajahnya.

"Siapa pria tadi? Beraninya tidur bersamamu" Hyejin yang saat itu masih memandang wajah Jungkook dengan seksama seketika sadar. Apa yang dikatakan Jungkook sensitif sekali. Hyejin? Tidur bersama sahabatnya sendiri?

"Ya! Tidak mungkin aku tidur bersama lelaki! Aku hanya meminta dia untuk menginap, bukan untuk tidur bersamaku!" Hyejin berusaha melepaskan cengkraman pria kuat disebelahnya itu. Tak tinggal diam, Jungkook beralih memandang Hyejin dari dekat.

"Memangnya menginap bukan tidur bersama hm?" Hyejin menghela nafas. Benar-benar lelah dengan penjagaannya.

Seorang perempuan yang cemburuan dan pria yang overprotektif. Sungguh pasangan yang bahagia.

"Dia tidur di kamar tamu Kookie, tidak bersamaku. Sudahlah"

"Dan ingat ya aku masih kesal dengan dirimu"

Hyejin berjalan menuju dapur. Jungkook hendak memberhentikannya tetapi tangannya tidak tergapai. Mau tidak mau Jungkook hanya bisa menunggu gadisnya sedang melakukan sesuatu di dapur miliknya.

Selang beberapa menit Hyejin datang dengan nampan berisi dua minuman. Hyejin meletakkannya di meja ruang tamu. Ia duduk di sebelah Jungkook sambil melipat dada.

"Kau ini tamu, setidaknya aku masih menghormatimu kau tahu?"

Jungkook yang mengerti maksud Hyejin hanya tertawa. Ia mengerti jika Hyejin mengode untuk meminta maaf padanya. Makanya ia menyuap Jungkook dengan teh. Tak mau kalah, Jungkook tidak mau meminum teh buatan Hyejin.

"Tehku tidak beracun"

Jungkook menggelengkan kepalanya. Ia menarik dagu perempuan disebelahnya itu. Matanya menatap mata cokelat gelap milik Hyejin dengan intens. Hyejin yang sudah biasa diperlakukan seperti itu masih saja merasakan getaran-getaran aneh dalam tubuhnya.

"Mianhae, Hyejin-ah"

"Aku sudah meminta maaf kan?"

Tangan Hyejin bergerak menjauhkan tangan Jungkook yang hinggap di dagunya. Ia memasukkan jari-jarinya diantara jari-jari besar nan panjang milik Jungkook. Ia tersenyum sambil menyenderkan kepalanya di bahu Jungkook.

"Begini kan lebih enak"

.
.
.

Tacenda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang