Chapter4

97 17 5
                                    

Flashback on.

Dylan Pov

Melihat mereka berada disekitar rumahku membuatku khawatir. Pasalnya aku yakin mereka telah melihat Aleena dan langsung bisa mengetahui identitas Aleena sebagai seorang muslim.

Sebenarnya, meninggalkan Aleena sendirian di rumah pun membuatku bimbang. Pasalnya mereka bisa menangkap ataupun menyakiti Aleena. Persetan dengan para mafia atheis itu, apalagi yang ingin mereka renggut dariku?

Setelah berjalan cukup jauh kearah barat, aku mulai mendengar suara kendaraan. Ya, untuk rumahku memang sengaja aku membangunnya di tengah hutan. Aku tidak menyukai suara hiruk pikuk dunia yang bising.

Akhirnya aku sudah sampai di Jalan raya, aku harus kembali melangkah lagi untuk mencapai rumah Joe, satu satunya orang yang aku kenal disini.

Joe memang bukanlah keluargaku, pertemanan kami dimulai saat aku menolong Joe yang tengah sekarat karena dirampok.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya aku sampai didepan rumah Joe. Kulangkahkan kakiku untuk lebih mendekat. Ku ketuk pintu rumah Joe dan kupanggil namanya beberapa kali.

Akhirnya seseorang membuka pintu. Siapa lagi kalau bukan Joe?

"Hei Dylan. Kemana saja kau? " tanya Joe

"Menjalani aktifitas seperti biasa. Aku ingin mengambil motorku" jawab Dylan.

"Kau akan pergi ke kota? " tanya Joe .
Dylan mengangguk sebagai jawaban.

Bukan ke kota, melainkan untuk mencari para mawar busuk itu - batin Dylan.

"Tunggu sebentar, aku ambilkan kuncinya " ucap Joe

Dylan mengangguk.

"Ini " ucap Joe sembari memberikan kunci motor kepada Dylan.

"Aku pergi dulu. Kau ingin sesuatu? " tanya Dylan.

"Tidak, semua kebutuhanku masih ada. " ucap Joe.

"Daddy! " teriak seorang anak kecil dibelakang Joe.

Dylan menoleh kearah sumber suara. Dilihatnya dua orang anak kecil yang sedang berlari menghampiri Joe.

"Daddy! Max mengambil makananku " ucap seorang anak perempuan yang Dylan ketahui bernama Anggie.

"Tidak Daddy! Aku hanya meminta sedikit " ucap Max

"Heii sudahlah, jangan bertengkar. Lihat siapa yang datang " ucap Joe sembari menunjuk kearah Dylan.

"Uncle Dylan!! " teriak keduanya lantas berlari dan memeluk kedua kaki Dylan.

"Uncle kenapa tidak pernah datang kesini lagi? " tanya Anggie.

"iya uncle, Max ingin bermain polisi polisi lagi dengan uncle " sambung Max.

Dylan hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Kapan kapan uncle Dylan akan berkunjung lagi. Sekarang uncle harus pergi " ucap Dylan.

Anggie dan max pun melepaskan pelukan di kaki Dylan.

"Baiklah, hati hati Unclee " ucap Anggie dan Max sembari melambaikan tangan dengan girang.

Semesta yang gelap pun masih memiliki sedikit sisi terang bukan?

.......

Author pov.

Dylan melajukan motornya membelah jalanan dengan tak sabaran. Seberkas amarah telah berhasil menguasai dirinya.

The Dark CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang