"Perdulimu kadang diselimuti bisu.
Memberi banyak tanya yang tak kunjung mendapat jawab. Namun tak apa, karena itu adalah kamu, orang yang tak pernah menorehkan ragu"
-TheDarkCoupleAleena's POV.
Aku memakan bekal yang Zara berikan dengan sedikit gelisah. Bagaimana ini, aku harus segera mencari cara agar bisa melaksanakan Sholat.
Aku terus berfikir dan berfikir sampai aku ingat sesuatu.
Gudang penyimpanan.
Ya, gudang penyimpanan. Aku bisa sholat disana. Aku cepat cepat menghabiskan bekal yang Zara berikan. Setelah selesai, aku berpamitan kepada Zara. Aku mengatakan padanya bahwa aku akan pergi kebelakang untuk mencuci kotak makannya.
Awalnya Zara menolak, ia berkata bahwa aku tak perlu mencuci kotak bekalnya. Namun aku bersikeras dan akhirnya Zara pun mengalah.
Aku cepat cepat melangkahkan kakiku menuju ke belakang. Pertama, aku mencuci kotak bekal milik Zara dan setelah itu akupun berwudhu.
Setelah selesai, aku pergi ke gudang. Untungnya gudang jarang dikunci karena tidak ada barang yang terlalu berharga.
Kubuka pintu gudang didepanku dengan hati hati. Aku menengok sedikit kedalam dan ternyata cukup bersih. Aku lantas masuk kedalam gudang dan segera mencari kardus sebagai alas untuk Sholat.
Aku melihat beberapa kardus sabun cuci yang terletak di pojok gudang. Aku pun segera mengambilnya dan merentangkan kardusnya.
Karena aku tidak tau dimana arah kiblat. Aku akhirnya menghadap kearah matahari tenggelam.
Aku mulai mengucap takbir dalam bisik. Hanya bisa berharap bahwa yang diatas mendengar doaku. Dan itu pasti. Karena tuhan tak pernah tidur dan kesungguhanku pun tak pernah luntur.
Salam terakhirku diiringi dengan helaan nafas lega yang menanti untuk keluar sedari tadi. Saat sholat, aku sedikit gelisah mengingat Zara bisa saja masuk dan setelah itu identitasku pun akan terbongkar.Aku segera merapikan lagi kardus yang baru saja ku pakai sebagai alas lantas segera pergi keluar agar Zara tak curiga.
Aku mencuci tanganku terlebih dahulu di wastafel kemudian melihat pantulan diriku di cermin. Rambut palsu ini masih terpasang dengan rapi. Akupun tersenyum miris. Mengingat bagaimana di negaraku dulu aku bebas mengenakan hijabku. Aku bebas berjalan keluar rumah dengannya. Aku bebas melakukan apapun tanpa takut seseorang meneriakiku 'teroris'.
...........
Author's POV
Jam berwarna putih tulang itu menunjukkan jarum pendeknya pada angka 7. Langit pun mulai menggelap seiring dengan keluh orang orang yang memyambung hidup.
Aleena tengah menunggu Dylan untuk menjemputnya. Ia duduk du meja kasir dengan Zara yang tampaknya sedang menghitung stok barang di minimarket tersebut.
"Zara" panggil Aleena.
"Ya?" Jawab Zara lantas ia menoleh kearah Aleena
"Apakah rumahmu dekat dari sini? Mengapa kau mengambil jam kerja hingga larut? " tanya Aleena penasaran.
"Iya, aku tinggal di apartemen dibelakang bangunan ini. Jadi aku tidak terlalu khawatir apabila bekerja sampai larut" jawab Zara.
Aleena mengangguk mengerti.
Seseorang mendorong pintu minimarket dan dia adalah, Dylan.
"Hei, kau sudah selesai?" tanya Dylan diambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Couple
RomanceHanya cerita tentang hijrah, cinta,tersesat, mafia, iman dan kerudung plastik. . . . Kita sama sama berasal dari sebuah dimensi bernama kegelapan. Bedanya, kamu sudah berhenti namun aku masih terus menjelajah. Bertemu denganmu menjadi sebuah pengh...