"Membiarkanmu masuk kedalam kerasnya duniaku, atau membiarkanmu menghadapi kerasnya dunia sendirian? "
-Dylan Javier
Happy Reading.
Jam menunjukkan pukul 8 malam.
Dylan memandang kearah wanita yang tengah tertidur di tempat tidurnya. Dylan sediri masih bingung,bagaimana bisa wanita itu terapung ditengah laut? Yang jelas wanita itu bukanlah mermaid yang pingsan karena kehabisan oksigen sewaktu berenang. Sudah 3 jam wanita itu pingsan, namun belum juga terlihat tanda tanda ia akan sadar.Dylan menghentikan pikiran konyolnya. Karena sudah jam makan malam, Dylan kemudian pergi ke dapur untuk memasak sesuatu.
Aleena mulai tersadar namun kepalanya masih terasa berat. Perlahan Iahan ia mulai membuka kedua matanya. Ia mengerjapkan matanya berkali kali, setelah pengelihatannya sudah jelas, Aleena mulai menggerakan tangannya, menggapai apapun yang bisa ia jadikan pegangan untuk bangkit. Ia menggapai sprei lantas menopang badannya dengan satu tangan. Aleena kemudian duduk ,ia mencoba mencerna kembali kata kata lelaki yang ia ketahui bernama Dylan tadi.
"Dylan, California, aku menemukanmu ditengah laut" kata Dylan.
Kini Aleena mulai paham, rupanya ia berusaha menghindar dari kecelakaan pesawat yang akan menimpanya, ia lalu memilih terjun kedalam laut dan akhirnya ia pingsan. Aleena sangat bersyukur karena sang maha kuasa masih memberinya kesempatan untuk menebus semua dosa dosa masa lampaunya.
Aleena melirik pakaian yang ia pakai. Ternyata ia masih memakai pakaiannya saat ia terjun ke laut. Dan ia baru tersadar bahwa ia tidak mengenakan jilbabnya. Aleena panik, pasti jilbabnya hanyut di laut.
Aleena bingung sendiri. Bagaimana caranya ia menutupi semua auratnya?
Tiba tiba pintu kamar itu pun terbuka. Muncullah sosok Dylan dengan nampan di tangannya. Aleena yang menyadari kehadiran Dylan pun segera menarik selimut untuk menutupi rambut panjangnya yang tergerai bebas.Dylan berjalan mendekati Aleena.
"Makan" ucap Dylan dengan wajah dinginnya.
Aleena hanya melirik nampan tersebut. Dylan yang tengah menatap Aleena dingin pun lantas meletakan nampan yang ia bawa keatas nakas disamping tempat tidurnya.
"Terimakasih" ucap Aleena.
Dylan tidak bereaksi apapun, ia membalikkan badan dan bersiap untuk keluar dari kamarnya. Sebelum itu ia berkata."Ayam" ucap Dylan sebelum benar benar menghilang dari balik pintu.
Aleena bingung dengan sikap Dylan. Apakah ia begitu merepotkan Dylan?. Aleena segera beranjak untuk mengambil makanan yang sudah Dylan bawakan untuknya.
Aleena kini mengerti alasan Dylan meletakkan nampan diatas nakas dan berkata ayam.
Karena Dylan tau bahwa Aleena seorang muslim. Ia tau bahwa Aleena berusaha melindungi auratnya. Ia tau bahwa Aleena tidak bisa memakan sembarang daging.
(灬♥ω♥灬)
Aleena baru saja selesai menyantap makanan yang dibawakan Dylan tadi. Ia ingin ke bawah untuk meletakkan alat makan yang baru ia pakai, namun ia bingung bagaimana cara menutupi rambutnya. Aleena terus berfikir keras dan akhirnya ia menemukan ide.
Ia melihat kantong plastik berwarna hitam dengan ukuran yang lumayan besar. Aleena segera beranjak untuk mengambil kantong plastik tersebut. Ia merobek kantung plastik itu di bagian tengahnya sehingga ukurannya menjadi panjang. Ia meraih peniti diatas nakas lalu mulai mengaitkannya. Ya sebut saja Aleena konyol, namun hanya ini yang bisa ia lakukan. Dengan penuh persiapan, Aleena mulai membuka knop pintu didepannya. Ia menggerakkan matanya ke kanan dan ke kiri, yang ia lihat hanyalah lorong dengan dinding kayu dan hanya terdapat beberapa pintu selain pintu kamar yang ia tempati. Dari pengamatannya, Aleena sekarang tengah berada di lantai 2. Aleena menghentikan aksi pengamatannya. Selanjutnya ia mulai berjalan menuruni satu demi satu anak tangga dengan hati hati. Kerudung plastik ini sangat menyulitkannya, membuatnya harus bersabar untuk membenarkannya hingga berkali kali.
Akhirnya, Aleena sampai di anak tangga terakhir. Di lantai satu terdapat ruang tamu yang langsung terhubung dengan dapur. Aleena segera berjalan menuju tempat untuk mencuci piring. Ia meletakkan piring piring itu dengan gerakan pelan.Aleena mulai mencuci satu persatu alat makan tadi, mulai dari gelas, piring, sendok, dan juga nampannya. Setelah selesai, ia hendak berbalik menuju lantai atas namun ternyata Dylan sudah berdiri didepannya. Dylan menatap Aleena dengan aneh. Pandangannya tak terbaca. Ya siapa yang bisa menganggap menjadikan plastik sebagai kerudung itu adalah hal yang brilian?
Aleena jadi bingung sendiri, ia lantas menggerakan tangannya untuk memegangi kerudung plastiknya.
"Emm, Dylan aku ingin menanya-" ucap Aleena namun terpotong oleh kalimat yang Dylan lontarkan.
"Simpan pertanyaanmu untuk besok." ucap Dylan dengan nada datar.
Dylan lantas berbalik menuju tangga dan mulai menaikinya dengan langkah pelan sebelum akhirnya menghilang diujung tangga. Aleena bisa memahami itu, nampaknya Dylan memang bukan tipe orang yang banyak bicara namun Aleena bersyukur Dylan tidak mengusirnya setelah Aleena bangun. Bisa dibayangkan jika Dylan mengusirnya setelah Aleena sadar. Akan jadi apa Aleena? Kalau ia di negara sendiri mungkin tidak masalah, tapi lihatlah dimana ia sekarang. Di California. Tempat yang belum pernah ia pijaki selama hidupnya.
Sudahlah, mungkin dia lelah, aku bisa menyimpan pertanyaanku untuk besok. - batin Aleena.
Aleena lantas berjalan menuju tangga, ia ingin kembali ke kamarnya. Setelah sampai di tangga terakhir, ia berjalan menuju pintu kamar yang ia tempati, ralat. Ia tumpangi. Aleena membuka knop pintu lantas masuk kedalam.
Aleena melepas kerudung plastik yang ia kenakan, lantas berjalan menuju ke kamar mandi. Baru saja ia akan membuka pintu kamar mandi, sebuah ketukan diluar pintu menghentikan langkahnya.
Aleena yakin bahwa itu adalah Dylan. Aleena mengenakan kembali kerudung plastiknya lantas membuka pintu. Memang benar, yang datang adalah Dylan.
Dylan membawa setumpuk kain yang Aleena yakini sebagai pakaian.
"Pakai " ucap Dylan sembari mengulurkan baju yang ia bawa kepada Aleena.
Aleena menerima baju tersebut. Baru saja ia akan mengucapkan terimakasih, Dylan terlebih dahulu membalikkan badan dan berlalu pergi.
Aleena menghela nafasnya panjang. Ia lantas masuk kedalam kamarnya lagi. Dilihatnya 2 celana longgar panjang berwarna hitam dan merah, juga dua sweater panjang berwarna putih dan abu abu. Aleena segera mengambil satu stel baju tersebut lantas menuju ke kamar mandi, ia sudah risih dengan tubuhnya yang kotor.
Setelah selesai membersihkan diri, Aleena langsung menunaikan sholat isya, walaupun Aleena tidak tau dimana arah kiblat, namun Aleena percaya bahwa Allah lebih tau semuanya. Allah tau keadaannya.
Aleena meletakkan selimut dilantai untuk alas Sholat, Aleena berniat dalam hatinya lantas dilanjutkan dengan takbiratul ihram sampai salam.
Aleena mengadahkan kedua tangannya, mencurahkan semua yang tengah ia rasakan. Air matanya mulai meluncur bebas membasahi kedua pipinya. Disisi lain ia sangat bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk bernafas. Namun disisi lain, Aleena takut dengan waktu yang terus berjalan. Bukankah ia tidak akan tinggal disini selamanya? Cepat atau lambat, ia akan keluar dari rumah ini. Entah karena disuruh ataupun atas kehendaknya sendiri. Ia memang seorang mantan mafia, seharusnya ia sudah terbiasa dengan kesendirian dan kekejaman hidup. Namun itu dulu, sebelum ia memilih untuk berhijrah dan menutup rapat semua rahasia kelamnya.
......
Disisi lain, Dylan tengah menatap seseorang dari monitornya. Siapa lagi kalau bukan Aleena?. Dylan mulai larut dalam pikirannya. Ia bimbang, sangat bimbang. Apakah ia harus membiarkan Aleena tetap disini? Jika iya maka itu berarti Dylan telah membuka portal bagi Aleena untuk memasuki dunianya. Dunia yang keras dan tidak normal. Ralat, sangat tidak normal. Namun jika ia membiarkan Aleena pergi dari sini, mungkin dunia luar akan berpotensi untuk membahayakan Aleena.
Sial! Dia bukan siapa siapa, kenapa aku harus repot memikirkannya? - batin Dylan.
...................
Ada yang heran sama kelakuan Alee?
Maafin Author yang kalo buat cerita selalu anti mainstream 😂😂
Next?
Vote and comment please 😌Salam.
SefinaAzmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Couple
RomanceHanya cerita tentang hijrah, cinta,tersesat, mafia, iman dan kerudung plastik. . . . Kita sama sama berasal dari sebuah dimensi bernama kegelapan. Bedanya, kamu sudah berhenti namun aku masih terus menjelajah. Bertemu denganmu menjadi sebuah pengh...