chapter8

47 8 4
                                    


Dia kembali

Tapi bagaimana mungkin?

Sial!

Aleena!

.
.
.
.
.

Dylan's pov

*pahami sudut pandangnya baik baik ya beb♡

Aku memacu motorku dengan sangat kencang. Orang itu telah kembali. Tapi bagaimana mungkin? Tidak, mungkin aku hanya berasumsi terlalu tinggi. Namun aku tetap tidak bisa menutup kemungkinan bahwa orang itu adalah dia.

Pikiranku terus melayang. Jauh dilubuk hatiku aku menyimpan sedikit ketakutan. Tapi bukan untukku,melainkan gadis itu.

Mengingat kembali beberapa hari yang lalu aku kembali bertemu mereka. Ralat, mereka yang menemukanku, dan juga Aleena.

Aku berbelok menuju jalan berbatu kearah rumahku. Hari sudah semakin larut, bahkan yang bisa aku dengar kini hanyalah suara deru mesin motorku yang menggebu membawa kedua rodanya agar cepat sampai dirumah.

Setitik cahaya mulai terlihat, itu lampu rumahku. Namun tunggu, kenapa pintu rumahnya terbuka?!
Aku langsung menghentikan motorku dan membiarkannya diluar rumah.

Aku berjalan masuk dengan tergesa gesa hingga makanan yang aku bawa terombang ambing mengiringi setiap pijakan kakiku.

"Aleena" panggilku.

"Aleena"

"Ale!"

Ini panggilan yang ketiga kalinya namun Aleena tak terlihat bahkan tak menjawab.

"Aaaa Tolong!"

Sebuah teriakan tertangkap kedua telingaku. Suaranya berasal dari dapur!

Aku segera melangkah tergesa gesa kesana dan yang kulihat selanjutnya adalah

Aleena yang meringkuk di dekat kompor dengan sebuah tongkat di tangannya.

"Dylan tolong!" teriaknya.

Aku malah terdiam, mataku malah sibuk meneliti seisi rumah, mencari dimana kira kira dia bersembunyi.

"Dylan! Dylan awas ular!" teriak Aleena heboh.

Aku langsung tersadar dan bergeser ke kiri ketika melihat seekor ular dengan panjang satu meter tengah memasang sikap waspada dengan kehadiranku.

Aku menghembuskan nafas lega. Apa yang aku takutkan ternyata tidak terjadi, syukurlah.

Aku mengambil sapu yang tergeletak dibelakangku dan menyudutkan kepala ular itu. Ia tampak meronta namun aku segera meraih ekornya kemudian kupegang dan akupun bergegas keluar rumah,  berniat membuang ular itu jauh jauh.

Kulemparkan ular itu ke sungai kecil yang berjarak beberapa puluh meter dari rumahku. Kulihat ularnya berenang mengikuti arus lalu aku pun berbalik kembali menuju rumah.

Aku membuka pintu garasi kecil disamping rumahku kemudian memasukkan motorku disana. Aku lantas mengunci pintu garasi dan masuk ke rumah lewat pintu yang terhubung langsung dengan dapur.

Kulihat Aleena yang masih meringkuk disebelah kompor. Mukanya itu, seperti baru melihat monster paling mengerikan di dunia. Konyol sekali.

"Turunlah, ularnya sudah pergi. Dasar penakut" kata ku setengah bercanda.

Aleena mendelik. Nampak tidak terima atas perkataanku.

"Heh! Ini semua juga gara gara kau! Kalau aku tidak membuka pintunya, ular itu tidak akan masuk. Kau ini" omel Aleena.

The Dark CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang