Chapter 7

3.2K 193 1
                                    

Sorry kalo ada typo.
Happy reading.

~◎~

Sesampainya di kantin.

"Ray, lo sama Syella barusan jadian ya" tanya Devan antusias.

"Ha.." bingung Syella dan Ray bersamaan.

"Ray bentar, sini deh lo" ucap Syella sambil menarik Ray agak jauh dari meja yang di tempatin Devan dkk.

"Pa'an" tanya Ray bingung.

"Ray, sapa ya yang mitnah kita kalo kita pacaran" bisik Syella.

"Fitnah Syella" jawab Ray membenahi perkataan Syella. "Ho'oh sapa ya" lanjut Ray.

"Waktu itu yang sama kita sapa" ucap Ray.

"Hmm... sapa ya" gumam Syella sambil mondar mandir gak jelas.

10 detik.

30 detik.

1 menit.

"Stella" gumam Ray dan Syella bebarengan.

"Wah mana nih bocah, minta gue pites tuh bocah" gumam Syella sambil meregangkan jari jarinya. Bunyinya 'kretek, kretek'

"Wajah lo ngeri kalo kayak gitu" ucap Ray.

"Ray, bantuin gue cari Stella" ucap Syella berapi api.

Syella dan Ray kembali ke meja Devan dkk.

"Eh, lo pada liat Stella kagak" tanya Syella kepada Devan dkk.

"Kagak" ucap Devan, dan Leo.
"Gue liat" ucap Reza.

"Mana mana" tanya Syella lagi.

"Tuh.." jawab Reza sambil menunjuk ke arah pintu kantin, dan di sana terdapat perempuan yang sedang dicari cari oleh Syella.

"STELLA, SINI LO" teriak Syella dan membuat dirinya jadi tontonan.

'Tamatlah riwayatmu Stella' batin Stella dengan panik. 'Enaknya gue kabur dulu aja' Stella langsung lari.

"WAH MAU KABUR" teriak Syella lagi.

'Waduh Syella mulai gila nih' batin Ray.

Warna mata kiri Syella langsung berubah menjadi biru aqua, dan saat itu juga kaki Stella langsung terbungkus kristal Syella.

'Mati gue' batin Stella sambil berusaha melepaskan kakinya.

'Bukannya yang bisa berubah warna itu yang kanan tapi kok kiri' batin Ray agak bingung.

"Nah sekarang sudah tertangkap. STELLA" ucap Syella sambil tersenyum menang.

'Wah kayaknya gue harus nelepati kakak nih' batin Ray sambil menelepati kakaknya.

"Kak cepet ke kantin sekarang, ada yang aneh pada Syella" ucap batin Ray.

"Ya, gue kesana" ucap batin Rafa dari telepati.

1 menit.

"Buk, BRUK" Syella pingsan, dan dibelakang Syella ada Rafa.

"Untunglah kak Rafa cepat datang" ucap Ray kepada Rafa.

"Ray, bawa Syella ke kamarnya" ucap- eh lebih tepatnya perintah Rafa, dan diangguki Ray. Ray langsung menggendong Syella ala bridal style.

***

"Syell, napa lo nyusahin gue" gumam Ray frustasi, saat sudah menaruh Syella di kasur, di kamar Syella.

"Ray, kok gue ada di kamar. Bukannya tadi gue sama lo di kantin" tanya Syella dengan suara paraunya.

"Tadi mata kiri lo berubah jadi warna aqua, bukannya yang bisa berubah itu kanan ya" jawab, dan tanya Ray pada Syella.

"Mata kiri gue berubah, berarti gue kehilangan kendali" gumam Syella. "Gue gak ngelukain orang kan" tanya Syella.

"Hampir. Tapi gak papa lo sudah balas, dendam gue ama lo" jawab Ray dengan santainya.

"Sapa, yang hampir gue celakain" tanya Syella.

"Temen lo, Stella" ucap Ray dengan penekanan di setiap kata.

"Oh, kalo dia sih gak perlu minta maaf" ucap Syella dengan santai.

"Udah, istirahat sono" ucap Ray dan langsung melenggang pergi dari kamar Syella, dan hanya di jawab dengan anggukan saja.

***

"Ray lo gak berangkat sekolah" teriak Syella.

"Ya bentar lagi gue keluar kok" ucap Ray dari dalam.

"Yo, berangkat" ucap Ray sambil menggandeng tangan Syella.

'Ni orang kesurupan apa. Pake gandeng gandeng tangan gue' batin Syella.

"Ray lo gandeng tangan gue, emangnya kita mau nyabrang apa" tanya Syella sambil melihat tangannya dan Ray secara bergantian.

"....." tak da respon dari Ray.

"Serah dah" gumam Syella sambil berusaha melepaskan tangannya, tapi tak berhasil juga.

***

"Oi, lo pada pacaran apa kagak sih" ucap Leo.

"Kagak" ucap Syella sambil masih berusaha melepaskan tangannya.

"Kalo kagak, Ray napa nggandeng tangan lo" ucap Stella.

"Ray sedang kagak waras" bisik Syella kepada yang lain agar Ray tidak mendengarnya.

"Gue masih bisa denger loh ya" ucap Ray menyindir.

"Lo nyindir gue ha" tanya Syella mulai emosi.

"Ka-" ucapan Ray terpotong karena kedatangan sensei.

"Murid murid kita harus cepat ke lapangan" ucap sensei dan langsung melenggang pergi.

"Emang ada apa sih" tanya Syella yang mulai bingung.

"Kagak tau Stell" jawab Syella yang mulai panik

"Gue takut kalo ada apa apa nih" ucap Ray dengan wajah yang datar.

"Lo takut gak takut ekspresi lo tetep sama" ucap Reza.

"Ayo cepet kita harus ke lapangan" ucap Devan, dan langsung diangguki Leo, Reza, Syella, Ray, dan Stella. Mereka langsung melenggang pergi ke lapangan.

***

"Hai, lo pada pasti tau gue kan. Bagi yang belum tau, nama gue Rafa. Gue ngumpulin kalian semua cuma gegara masalah pertandingan antar kelompok yang biasa dilakukan tiap tahun sekali, dan yang dilaksanakan 2 bulan lagi. Gue selaku kepala sekolah academy ini, meminta untuk kalian bersiap siap bertanding dengan kelompok kelompok yang lain. Setiap kelompok terdiri dari 2 orang saja, dan harus perempuan dan laki laki. Pemenang pertandingan ini akan mendapat kejutan. Dah itu aja dari gue, dan silahkan kembali ke kelas masing masing" ucap Rafa panjang lebar.

"Wah ini nih yang susah buat milih" ucap Stella.

"Apanya yang susah, pokoknya gue harus ikut" ucap Syella dengan semangat.

"Susah gegara setiap kelompok berisi 2 orang, dan itu harus cewek, cowok. Sebel gue mah kalo gini" ucap Stella.

"Hmm.. gue ada ide buat nyelesain masalah ini" ucap Devan.

"Apa, apa" tanya mereka semua.

"Nanti gue omongin" ucap Devan dan diangguki mereka semua.

~◎~

Hai..
Gue ngucapin makasih yang masih baca ni cerita gaje dan mungkin ngebosenein.
Kalo para reader pada suka ni cerita vote+comment.
Tunggu chap selanjutnya.
Bye.

Starles AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang