Namaku Lidya Kusuma, atau kalian bisa memanggilku Lidya. Ayahku menikah dengan seorang wanita asal Inggris yang sangat cantik! Jadi jangan heran kalau putri semata wayang mereka ini juga cantik, di tambah lesung pipit yang manis bertengger di kedua pipiku.
Banyak pria yang menyukaiku, bahkan rela memberikan surat-surat cinta yang mungkin tak akan ku baca.
Seperti saat ini.
Aku berdiri dengan alis kanan yang terangkat begitu melihat seorang laki-laki yang bahkan tak ku kenal, datang menghampiriku dengan amplop pink di tangannya.
"Lid.. Lidya.. Anu.." Ujarnya dengan gugup.
"Hm?" Jawabku. Entah kenapa aku benci orang yang lelet.
"Ah.. Ya.. Lidya, anu.."
Lagi-lagi anu!
Siapa sih si Anu itu?
"Masih anu-anu? Udah ya. Aku sibuk." Jawabku sambil berlalu darinya.
Siapa suruh kelamaan?
Sebenarnya, seberapa keras mereka mencoba untuk menembakku, itu semua akan sia-sia. Sekarang aku sudah nyaman dengan kuliah yang ingin ku jalani. Lagi pula saat ini aku sedang menyusun skripsi, dan itu artinya tak ada main-main.
Aku harus fokus untuk masa depan. Masalah pacaran... Itu nanti dulu.
Yaa.. Pacaran itu adalah sebuah masalah.
"Lidyaa!" Teriak seseorang dari belakangku.
Aku membalik dan mendapati Sesill sedang berlari kecil ke arahku.
"Kenapa, Sil?" Tanyaku begitu melihatnya menarik napas dalam-dalam.
"Danger! Pak Rudi minta laporan bulanan kita, Lid!" Ucapnya dengan teriakan kecilnya.
"Apa??!! Gila, bukannya seharusnya minggu depan?"
"Nah, itu dia! Gimana, nih.. Laporan ku tinggal di apartemen.."
"Aku juga.. Kita jemput sekarang aja yuk!" Ujarku pada Sesill yang dijawab dengan anggukan semangat.
*****
Aku menatap jam dinding yang ada di apartemen ku dengan letih. Setelah berurusan dengan laporan Pak Rudi, sekarang aku harus berurusan dengan skripsi. padahal ini sudah pukul 12 malam dan laporan skripsi harus ku selesaikan.
What the hell!
Kuserumput white coffee yang selalu menemani setiap malamku. Kemudian kembali mengetik.
Kuliah di universitas ternama di Indonesia dengan fakultas Accounting memang hal yang susah, apalagi harus berhadapan dengan angka-angka yang menyebalkan itu.
Huh!
Braakkk..
Aku terkejut mendengar keributan diluar sana. Namun, ku hiraukan. Mungkin saja kardus belanjaan Mbak Lusi- tetanggaku yang kejatuhan.
Tapi, apa ada orang yang belanja tengah malam begini?
Atau.. Jangan-jangan pencuri??
Begitu membayangkan pencuri itu, aku langsung bergidik ngeri dan bangkit dari dudukku.
Berjalan ke arah pintu dengan gulungan buku ditanganku. Untuk antisipasi.
Ku intip dari celah pintuku, dan mendapati bayangan hitam di depanku. Lebih tepatnya di apartemen depan. Tampak seseorang sedang berusaha membuka pintu dengan buru-buru.
Mencurigakan.
Ini jelas-jelas tindak kriminal!
Kubuka pintuku pelan-pelan dan berjalan kearah pria di depanku. Sebenarnya aku heran dengan tindakan heroikku saat ini.
Ini terlalu berani!
Namun terlambat, pria mencurigakan itu ada di depanku dan aku harus memukulnya!
Plakkkkk
Ku pukulkan gulungan buku ku ke kepalanya.
"Aaaaa!!" Teriaknya kesakitan.
"Hei pencuri, enyah kau!" Ucapku sambil terus memukulinya.
Ia masih saja menghindar dari pukulanku.
"Pergi kau! Pergi kau!" Teriakku dengan kuat.
Namun, teriakanku berhenti ketika Bu Lisa muncul di sampingku. Lengkap dengan baju tidurnya, ditambah matanya yang tajam memandangku.
"Ah, malam Bu.." Ujarku dengan senyum yang sumbringah.
Namun tidak ada jawaban. Sedangkan pencuri tadi yang masih ada disampingku, langsung ku pegang erat-erat. Takut dia kabur dan mencari mangsa baru.
"Bu Lis! Lihat bu, ini ada pencuri..!" Ucapku bersemangat sambil menarik-narik kerah baju pencuri ini.
Aneh memang melihat pencuri yang pasrah-pasrah begini.
"Kita masuk ke apartemen ibu aja. Dan Lidya, lepaskan tanganmu." Ucap Bu Lisa dengan nada dinginnya.
****
Dan.. Disinilah kami. Di dalam apartemen Bu Lisa yang notabenenya adalah penjaga apartemen ini. Beliau telah disini sejak apartemen ini di dirikan dan jelas sudah akrab dengan penghuni lain, sebab setiap ada masalah atau gangguan pasti beliaulah yang akan mengurusnya.
Aku masih menunduk dan merutuki kesalahanku tadi. Itu benar-benar memalukan!
"Jadi Lidya, orang yang kau sebut pencuri itu adalah pemilik apartemen yang sedang di bukanya tadi. Namanya Mario Kendall. Seorang dokter. " Jelas Bu Lisa sambil menatapku dalam-dalam. Mungkin berusaha meredam kemarahannya.
"Iya bu.." Jawabku lemas..
Ini gila, memalukan dan memalukan!
"Ku harap kau minta maaf padaku. Mungkin saja aku geger otak akibat buku 800 halamanmu ini!" Ucap laki-laki mantan calon pencuri di apartemennya itu sambil menyodorkan buku accountingku.
"Hm.. Iya, maaf pak.." Jawabku dengan senyum paksaan.
"Pak??" Bentaknya.
"Lidya.. Dia ini seniormu. Umurnya masih 28 tahun!" Ucap Bu Lisa memperingatiku.
Aku kaget! Seorang yang berumur 28 Tahun? Dan dia seorang dokter?
Ooh.. Tidak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor
RomanceLidya Kusuma, seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang dihadapkan dua pria yang jelas berbeda karakter. Masih berusaha tidak terjerat lagi di masa lalunya. Namun, itu saja tidak cukup. Kehadiran Dokter yang menjadi tetangganya cukup membuatnya te...