Aku benar-benar malu kali ini!
Setelah pamit dari apartemen Bu Lisa, sekejap tindak heroiku tadi menciut. Bahkan hilang ditelan bumi!
Ku buka pintu apartemenku pelan-pelan untuk menghindari suara. Rasa malu sudah menyelimutiku dan rasaku skripsi akan jadi tinggal kenangan hari ini.
Benar-benar melelahkan menjadi seorang heroik dadakan seperti tadi. Namun, memang berujung maut.
Heeuhh.
***
Krriiinggg.. Kringgggg
Aku mendesah berat begitu mendengar alarm pagi menyebalkan yang selalu membangunkanku.
Aku tidak peduli. Jadi kubiarkan alarm itu terus berdering.
Siapa suruh mengganggu tidurku?- eh, bukannya aku yang buat ya?
Namun kekeras kepalaanku tak bertahan lama. Kuraih alarm ku dari nakas yang tepat di sampingku. Setelah mematikannya aku menguap. Menguap selebar mungkin. Gak peduli lalat mau masuk atau enggak. Yang penting nguap!
Aku bangun dan berlari kecil ke kamar mandi. Untung aja hari ini gak ada kuliah, jadi ada waktu sedikit untuk menyusun skripsi yang tertinggal kenangan semalam.
Semalam.
Mengingat hal-hal yang terjadi semalam, sontak wajahku bersemu. Bagaimana tidak?
Kurasa itulah pengalaman yang paling memalukan yang telah terjadi padaku.
Setelah gosok gogi dan membasuh muka, ku coba untuk mengintip dari jendela depan. Mencoba melihat "Dokter" itu ada di luar atau tidak.
Dan.... NIHIL!!
Bagus!
Aku bisa keluar dan menghirup udara pagi nan segar seperti biasanya.
Setelah kuraih headphone dan memakainya, segera ku buka pintu dan menguncinya.
kuregangkan tanganku dan mulai untuk berjalan-jalan.
Inilah yang kusuka di kota Jakarta jika masih sedikit mobil berlalu lalang.
Rasanya seperti dapat hujan lotre.
Aku menuruni tangga yang langsung menghadap ke taman apartemen ini. Namun, langkahku berhenti begitu mendapati seseorang yang saaaangaat tak ingin ku jumpai.
Dokter mantan calon maling itu!
Ahh tidak!
Apa yang harus ku lakukan? Berbalik atau tidak?
Sekejap kurasa ujung semua jari-jariku mendingin dan menggigil. Mataku melirik kesekitar seperti meminta pertolongan.
Kenapa jadi begini??
Baiklah, ku pikir aku harus pergi! Tapi sepertinya dia sudah sempat melihatku!
Aduuh kenapa jadi seperti ini?
"Kau seperti orang gila dengan tampang seperti itu."
Sreeet...
Aku langsung membeku mendengar suara seseorang layaknya petir di depanku.
Oh no!
"A.. Apa? Orang gila?" Akhirnya suaraku keluar juga.
"Ya. Gila." Ucapnya dingin tanpa ekspresi dan melanjutkan jalannya lagi meninggalkanku yang masih menatapnya bingung.
Gila?
Apa dia sadar siapa yang gila sebenarnya?
Astaga, bagaimana ada dokter sedingin itu?
Adanya pasien akan koma berbulan-bulan hanya dengan melihatnya!
Entah kenapa, pagi yang ku harap seperti pagi-pagi yang dulu akan lenyap mulai detik ini.
Oke. Akan ku lalui dengan sabar. Mungkin ini salah satu cobaan dari beberapa cobaan yang akan menghantuiku.
Ku lanjutkan jalan ku yang sempat tertunda tadi. Berharap ada genie yang mau menolongku.
****
Dan disinilah aku. Di kamar yang sangat ku cintai dan di temani skripsi yang harus ku susun.
Sesudah jogging tadi, aku langsung ke warung milik Pak Bajoe yang terkenal dengan nasi uduknya. Tak butuh waktu lama, aku selesai dan pulang ke apartemenku.
Beruntung saat itu apartemen "tetangga dokter" itu tidak di sana.
jadi aku langsung masuk dan mandi sebelum mengerjakan skripsiku.
Drrt..Drrttt...
Kedengar suara getaran HP ku yang membuat lamunanku buyar seketika. Segera ku raih HP touch screen itu dan melihat nama sahabat tercintaku "Sesill" disana. Segera ku swipe layar dan menjawab telponnya.
"Hai Sill.." Sapaku seeeeramah mungkin.
"Hai Lid, ada kabar baru nih. Hot banget! Masih fresh!" Ucapnya dengan antusias.
"Yahh Sesill, kirain apa. Emang menggosip masih jaman?"
"Heh Lid, ini penting! Tentang Prince Charming mu itu. Si Andra!"
Oke. Ini baru berita penting!
"Kenapa dia??" Tanyaku langsung dengan menggebu.
"Laah, tadi katanya gosip gak jaman."
"Heheh, udah ah Sill. Tidak lucu" gumamku.
"Okay. Apa kau tahu Andra sudah bertunangan kan?" Tanya Sesill yang ku jawab dengan anggukan keras.
"Dan...."
Sesill berhenti sejenak. Mengambil napas berat.
Apa yang terjadi?
"Dia membatalkan pertunangan.." Bisik Sesill yang tampaknya tahu isi pikiranku.
Dan.. Great!
"Great!" Ucapku senang.
Bagaimana tidak?
Ketika kau tahu bahwa laki-laki yang pernah kau sukai putus dengan pacarnya..tidak ..maksudku tunangannya!
Luar biasa bukan?
"Hmm.. Jadi apa kau masih siap single?"
Degg.
Pertanyaan Sesill berhasil membuatku membeku.
"Hei? Kau tahu kan betapa sulitnya perjuangan yang kau lalui saat berusaha mendapatkan Andra?"
"Aku tidak tahu Sill. Aku ingin melupakannya. Maaf, sepertinya aku harus melanjutkan skripsiku. Bye .." Aku mematikan telpon secara sepihak. Dan aku benar-benar minta maaf akan itu.
Entah apa jadinya, jika Andra datang lagi ke kehidupanku. Kurasa itu pertanda buruk. Benar-benar buruk!
TBC
Vote and comment~

KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor
RomanceLidya Kusuma, seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang dihadapkan dua pria yang jelas berbeda karakter. Masih berusaha tidak terjerat lagi di masa lalunya. Namun, itu saja tidak cukup. Kehadiran Dokter yang menjadi tetangganya cukup membuatnya te...