Bagian 22 - Berjalan sendiri

1K 83 1
                                    

Avery

Aku mengencangkan jaketku dan mulai berjalan. Sejujurnya terasa nyaman berjalan, menghirup udara dingin London yang sejuk. Dalam perjalananku ada beberapa area gelap tersebar tapi tak apa. Aku memutuskan untuk mengambil jalan-pintas menuju rumah jadi aku berjalan melewati sekolahku lalu aku menyadari bahwa itu tak terlalu jauh menuju rumahku. Aku berjalan di jalanan dan melihat Range Rover hitam terparkir beberapa kaki dari garasiku. Saat aku mendekat pintu pengemudinya terbuka, itu Harry. Aku menghela dan berpaling. Aku tak ingin berbicara dengannya. Seraya aku mendekat aku merasakan amarah dan kekecewaan memasuki tubuhku, membiarkan kesedihan itu segera memudar.

"Avery" aku mendengarnya dengan nada rendah. Aku tak merespon atau melihatnya. Ia kembali mengucapkan namaku seperti tadi, aku tak membalas. Aku hanya ingin pulang dan tidur di tempat tidurku. Aku sangat kedinginan. Aku merasakan ia mencengkeram pergelangan tanganku dan memutarku.

"Jangan sentuh aku!" teriakku dalam nada kasar dan mencoba menarik tanganku dari cengkeraman eratnya.

"Avery kumohon..."

"Mohon apa Harry? Aku bukanlah tipe orang yang meninggalkan orang lain karena diajak makan-malam dan bersenang-senang oleh temanku" aku sungguh kesal sekarang. Aku tak akan berdiri disini dan mendengarkan ia meminta maaf karena ia tak ingin meresikokan jabatannya di sekolah. Itu menyedihkan akan apa yang ia lakukan hanya agar tetap menjaga jabatannya sebagai pria paling populer di sekolah. Ia terdiam dan menunduk. Aku tak iba padanya sama sekali.

"Aku tahu kau tidak seperti itu tapi aku minta-maaf oke" ia melihatku dengan seksama tapi aku telalu lelah untuk memerdulikannya dan tidak sedikitpun kata maaf akan membuatku memaafkannya.

"Tidak Harry, aku tak ingin mendengar permintaan maaf bodohmu, sudah terlambat tapi sebelum kau pergi dapatkah kau menjawab satu pertanyaan?" aku tak pernah semarah ini, aku bahkan gemetar. Ia mengangguk.

"Mengapa kau menyetir kemari padahal kau tahu bahwa aku tidak memiliki mobil atau apapun untuk pulang kerumah?" ia mengangkat bahu.

"Padahal kau tahu bahwa aku harus berjalan sendiri ke rumah tapi kau menyetir kemari" aku menghela selagi meninggikan suaraku.

"Aku sungguh minta maaf"

"Simpanlah napasmu Harry" aku lalu berjalan melewatinya menuju rumah dan aku berjalan melewati suara Jake yang berbicara padaku seraya aku berjalan memasuki rumah. Aku masuk ke rumahku setelah mengunci pintu dan langsung ke kasur. Tubuhku kelelahan karena telah berjalan dan meneriaki Harry. Aku tak lama jatuh dalam tidur nyenyak.

Aku terbangun oleh suara alarmku. Senin. Sudah sepekan terlewat setelah makan malam mengerikan itu. Sophia mengirimkan sms tentang makan malamnya namun tak kubalas, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama keluargaku. Aku melakukan hal normal yang kulakukan pada pagi hari lalu memakan sarapan. Aku memakai jeans hitam dengan kaus berlogo band. Aku mencepol tinggi rambutku dan merias wajahku natural.

Selagi aku berjalan ke sekolah aku merasakan kupu-kupu mengerikan di perutku. Aku akan melihatnya hari ini di sekolah. Sekarang ia tak akan sendiri, sekarang ia akan dikelilingi oleh temannya. Orang yang membuatnya menjadi seperti bajingan. Bahkan jika mereka tak tahu apa yang terjadi tentang kami dan makan malam itu mereka akan segera tahu kalau ia mengatakan kata kasar terhadapku. Aku berjalan masuk dan ada beberapa murid. Mataku melebar saat aku melihat Harry berdiri di samping lokerku dengan sebuah seringai.

~~~~~~~~~~~~


The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang