Niall dan aku menari dan hanya menikmati hidup kami. Tak salah satu pun dari kami dapat menari jadi kami hanya berakhir tertawa dan saling mengejek diri kami masing-masing tapi kami tak perduli. Aku melihat Sophia duduk di pangkuan Liam dan mereka bercumbu. Niall mengambil lenganku dan kami berjalan ke tempat yang lebih tenang yang berada di luar rumah. Kami duduk di beranda dengan beberapa minum dan tertawa seru.
"Avery, aku tak akan tidur denganmu" ia tiba-tiba menyembur dan kami berdua terdiam sebelum aku terkekeh akan pengumumannya.
"Baiklah." ujarku dan kami berdua tertawa.
"Dan tidak bukan karena kau tidak cantik. Kau sangat dan sangat cantik." Ucapnya sebelum meminum seteguk birnya dan kalimatnya membuatku merona.
"Terima kasih tapi mengapa tidak?" Tanyaku seraya tertawa dengan penuh penasaran dan ia melihatku.
"Karena kau menyukai Harry dan kurasa ia juga sama. Jangan menolaknya, aku telah melihat tatapan diantara kalian berdua" ucapnya sebelum ia terkekeh dan menyemburkan beberapa kalimat karena alkohol.
"Tidak dan ia juga sama" ucapku selagi merona. Gambaran akan aku dan Harry yang bersama membuatku tersenyum dan membuat tubuhku hangat.
"Tentu kau memiliki perasaan padanya jangan berbohong, aku tak akan memberitahunya dan ya aku pikir dia juga sama" ucapnya seraya menggelitikku dan kami terkekeh.
Tiba-tiba aku mendengar suara familiar yang berteriak dan musiknya menghilang. Semuanya berjalan keluar ke pintu masuk dan Harry berdiri disana, pakaiannya dan rambutnya juga berantakan, cukup imut. Tapi aku merasa ingin muntah saat Cara berjalan menuruni tangga dengan senyum besar di wajahnya, membenarkan gaun dan rambutnya yang juga berantakan. Ia berdiri di samping Harry dan menjalin jari mereka, mereka bercinta, jalang.
"Jadi seperti yang kita tahu kita kedatangan murid baru disini" ucap Harry dan aku merasa perutku membolak. Mereka tak mungkin serius. Kumohon jangan lakukan sesuatu, kalimat itu terus-menerus terulang di otakku.
"Dimana ia?" Tanya Harry tak jelas akibat alkohol dan pria disampingku mengangkat tanganku dan semua orang melihatku, aku merasakan pipiku merona.
"Ayo naik ke atas sini" ujar Cara dan Harry melihatnya lalu kembali melihatku. Aku tak bergerak tapi seseorang di belakangku mendorongku.
"Avery itu anak baru dan kurasa kita harus memberinya sambutan hangat karena ia baru" ujar Harry seraya senyum di bibirnya tampak jahat dan semua orang bersorak.
"Jadi Avery kau punya dua cara alternatif" ucap Harry dan aku mengambil napas dalam.
"Tidur dengan sobatku disana Brian atau berlari telanjang ke seluruh rumah" ucapnya dan kalimatnya membuat seluruh udara di tubuhku menghilang, aku merasa muak. Aku melihat ke Brian dan ia juga senior, aku dapat mengetahui karena ia memakai jaket senior. Rambutnya pirang dan matanya abu. Harry dan gengnya sejujurnya terlihat lebih baik. Aku tak ingin tidur dengannya.
"Mana yang kau pilih Avery? Berlari telanjang atau bersenang-senang dengan Brian disana?" Cara nengulangi peraturan Harry, yang membuatnya memutar matanya pada Cara dan melepas tangannya. Aku melihat apakah aku dapat menemukan Sophia di keramaian. Saat aku melihatnya, wajahnya terkejut. Saat aku melihatnya aku sangat meminta pertolongannya.
"Apa yang terjadi jika aku tidak melakukan salah satu dari itu?" Tanyaku mencoba terdengar sepercaya-diri mungkin.
"Kau akan mendapat ganjaran sepanjang sisa SMA mu" ujar Cara dan terkekeh, ia tahu bahwa aku tak akan melakukannya.
"Bagaimana jika aku melakukan salah satu dari itu?" Tanyaku seraya menaikkan alis pada mereka berdua.
"Masa SMA mu akan berjalan seru" ujarnya heboh dan Harry nengangguk dengan ekspresi natural.
"Aku pilih.."
~~~~~~~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Senior (Indonesian Translation)
Hayran KurguAvery, dia adalah siswi junior baru di SMA Wildfox. Menjauh dari masa lalu berpindah menuju masa depan baru, tapi akankah itu menjadi masa depan yang baru? Dia bertemu dengan murid senior Harry Styles, pria paling populer di sekolah yang kembali mem...