Bagian 2 - Undangan

2.6K 212 29
                                    

Avery

"Baiklah kelas kita kedatangan murid baru disini, dimana ia?" Guru Inggris kami memperkenalkan dirinya sebagai Tuan Woods, ia terlihat baik. Aku mengangkat tangan dan semua mata langsung tertuju padaku.

"Selamat datang Nona Clark, senang bertemu anda dan kuharap kau akan menikmati SMA WildFox." ia melemparkanku senyum hangat dan aku membalasnya. Pelajarannya baik, kami mendapat buku yang harus dibaca selamat tujuh minggu kedepan, itu terdengar sangat seru dan bukunya terlihat menarik. Setelah selesai pelajaran kami makan siang, sekolah ini tak punya banyak mata pelajaran, hanya pelajaran yang lama. Jadwal dalam satu hari hanya ada dua atau tiga pelajaran, tapi durasinya sekitar dua setengah jam.

Sophia dan aku pergi ke kafetaria dan kami telah mengenal satu sama lain sejak ia menginterogasiku dan kami menemukan bahwa kami memiliki banyak kesamaan yang artinya bagus. Kami duduk dengan piring berisik makanan dan ia mulai berbicara tentang murid serta geng di sekolah. Ia memberitahuku untuk melihat ke sekitar kafetaria dan melihat banyaknya orang yang berbeda. Sophia bilang sekolah ini sangat stereotipikal berisikan orang seksi serta yang tidak seksi.

"Kau lihat disana perempuan tinggi berambut-pirang, dengan alis tebal seperti Cara, kakak kelas serta perempuan paling populer di sekolah. Cara seperti mimpi basah para lelaki disini, ia seperti Styles versi perempuan. Kedua temannya adalah Jenny dan Blondie." aku mengangguk seraya mengernyit akan nama Blondie.

"Itu panggilannya, aslinya adalah Fiona. Mereka memanggil dia Blondie karena level IQ nya lebih rendah dari... baiklah ia tidak memiliki IQ. Aku tahu nama itu sangat stereotipikal tapi ia telah dipanggil seperti itu tampaknya sejak kelas empat sd. Mereka bilang ia menjawab 40 dikurang satu hasilnya tiga-puluh-delapan tapi mungkin saat dewasa nanti ia akan tahu bahwa beberapa pria menyukai perempuan bodoh untuk ditiduri." Kami terkekeh mendengar kalimatnya tapi itu bodoh bagaimana mereka masih mengejeknya tentang itu atau mungkin saat kau sering berbohong itu akan menjadi kenyataan.

"Cara itu Queen B, baiklah setidaknya itu yang dia pikirkan tapi tidak. Ia seorang jalang, ia bercinta hampir dengan 90% pria disini. Tapi katanya ia sedang menaksir seseorang atau ia sedang mengejar seseorang." ucap Sophia sebelum menyedot jusnya.

Queen B ~> pemimpin dari anggota/kelompok para perempuan.

"Siapa?" tanyaku setelah menggigit makananku dan ia melakukan yang sama sebelum menjawab pertanyaanku.

"Ia akan berada disini tak lama lagi namanya Harry Styles... itu dia." ujarnya selagi menunjuk pada pria yang sangat tinggi, rambutnya ikal-coklat, mata hijau, bibir pink tebal. Tubuhnya sangat berotot. Ia memakai jeans hitam ketat, kaus putih dan kalung perak. Ia sangat tampan, aku paham mengapa seseorang ingin mengejarnya. Ia melihat ke arahku dan bahkan seklisenya itu terdengar kupu-kupu yang sirna kembali kurasa dan wajahku memanas. Ia tersenyum sebelum berkedip ke arahku.

"Ia pria paling populer disekolah tapi bagaimana kau bisa menjadi seksi dan tak menjadi pusat perhatian? Kau lihat 4 pria lain dibelakangnya? Yang pirang itu Niall dan terpintar kedua di geng mereka, yang paling pintar itu Zayn yang rambutnya hitam, dua rambut-coklat lainnya adalah Liam dan Louis. Liam itu yang ototnya besar dan Louis yang memakai baju biru ia juga sangat lucu namun nakal." ucapnya hampir melamun. Mereka semua terlihat mencengangkan, tak ada satu noda pun di penampilan mereka. Aku tak akan membantah jika aku mendapat gen mereka.

"Mereka murid populer. Semua murid ingin tidur dengan mereka karena jika mereka berhasil mereka akan pamer ke yang lainnya. Kau termasuk populer jika mereka mendirumu. Kau seperti 'terpilih'." ucapnya melamun. Mereka mengambil makanan dan duduk di meja bundar besar. Harry kembali melihat ke arahku dan mencolek lengan Louis yang memakai kaus biru dan ia melihatku, aku merona menunduk ke tanganku.

"Oh Tuhan mereka melihatmu." pekiknya seraya bertepuk tangan yang membuatku semakin merona karena itu memberi kami perhatian lebih. Aku tak suka diperhatikan di sekolah dan aku punya alasannya.

"Oh jangan seperti itulah, mungkin ia tertarik denganmu." ujarnya tersenyum lalu memainkan alisnya padaku namun aku menggeleng. Bagaimana bisa seorang sex god berpikir seorang amoeba sepertiku cantik? Itu jelas mustahil.

sex god ~> orang yang sangat pintar dalam ranjang.

"Oh tidak itu dia Cara, lihat dia." ucap Sophia dengan tampang jijik. Cara berjalan ke meja Harry dan mereka semua melihatnya dengan ekspresi natural. Ia memakai celana pendek serta crop top, memperlihatkan segalanya, riasan tebal dan rambut-pirang lurus. Ia berbicara pada mereka dan terlihat sok akrab, tawanya sangat palsu dan semua orang tahu ia memaksakan itu. Louis dan Niall memutar mata mereka pada Cara, tertawa.

"Itu menjijikkan, lihat dia." aku mendengar Sophia dari belakang selagi aku menyaksikan momen canggung di meja Harry. Saat kami selesai kami keluar dari kafetaria dan menuju kelas selanjutnya. Aku merasa seseorang menepuk bahuku yang membuatku berbalik. Mataku terbelalak saat aku melihat siapa yang menepuk bahuku, Harry.

"Hei kau murid baru itu kan?"


The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang