Bagian 31 - Perasaan baru terhadap seorang teman

1K 84 5
                                    

Avery

Aku merasakan tangisan yang mulai terbentuk di mataku. Ia membuka pakaianku dan mengambil fotoku selagi aku tak-sadar. Aku merasa sangat terbuka dan gambaran akan dirinya yang memiliki fotoku membuat perutku membolak. Aku mengambil napas dalam dan merasakan tatapan seseorang yang membakar. Aku mendongak dan melihat Sophia yang mengernyit. Aku tak mengatakan apa-apa hanya mengambil jaket dan berjalan dengan kertas di tanganku.

"Avery kemana kau pergi?" Sophia meneriakiku namun aku tetap berjalan. Aku berjalan melewati lorong yang sekarang setengah-penuh. Kelas para senior sekarang sudah selesai. Aku ingin keluar dari sini sebelum ia melihatku. Aku melihat pintu keluar dan terus berjalan dan kecepatanku meningkat selagi aku berjalan. Sementara orang biasa melihatku dan memberiku komentar mengerikan. Satu air-mata mengalir di pipiku namun aku segera menghapusnya menggunakan tangan yang memegang kertasku. Aku merasakan seseorang mengambil kertasku dan aku berhenti. Aku mendongak dan melihat Harry berdiri disana menyeringai. Aku sangat ingin memukulnya namun membutuhkan setiap sel di tubuhku untuk melakukan itu.

"Apa ini huh Nona Muntahan?" Ia baru saja ingin menyentak kertas yang terlipat itu jadi aku mengambilnya dari tangannya namun ia menghentaknya.

"Hei, kembalikan itu padaku" Aku berteriak padanya dan kembali mengambil kertas itu dan kali ini aku berhasil. Harry lebih tinggi dariku jadi ia membungkuk agar sejajar denganku.

"Apa yang ada di kertas itu sayang?" Aku merasa muak mendengar panggilannya. Ia orang gila dan aku hanya ingin menjauh darinya dan pulang ke rumah.

"Beritahu aku Avery" ia mengucapkan nama depanku sedikit lebih kencang dan orang di sekitar kami mulai tertarik akan apa yang kami bicarakan. Aku menggeleng dan mencoba pergi namun ia menahan tubuhku dan menarikku ke posisi awal.

"Beritahu aku apa yang ada di kertas itu Avery" ucapnya kencang dan aku merasakan pipiku memanas.

"Ada apa Avery?" Aku mendengar suara Brad. Aku berbalik dan melihat Sophia dan Brad yang mengernyit saat melihatku. Aku mengambil napas dalam dan bergumam.

"Aku tak mendengarmu Avery" suara Harry bergema di telingaku.

"Itu aku" ia mengangguk dan menyeringai.

"Ya lalu?" ucapnya.

"Hei Harry berhentilah bisakah kau?" ucap Brad dari belakang.

"Tidakkah kau sudah cukup dengannya huh?" Harry berjalan ke arahnya dan mata Brad bertemu denganku dan ia mengisyaratkanku untuk pulang. Aku mengangguk dan mengucapkab 'terimakasih' tanpa suara. Sophia berlari ke arahku dan kami berjalan bersama.

"Apa yang ada di kertas itu Avery?" tanyanya saat kami berada di parkiran. Aku menyodorkannya kertas itu dan matanya melebar saat ia melihatnya.

"Ya ampun Avery! Kau tak dapat membiarkannya melakukan ini padamu?" ucapnya lalu melihatku. Aku bilang bahwa aku sedang tak ingin membicarakannya dan kami mengucapkan selamat-tinggal. Selagi aku berjalan, aku kembali mendengar namaku dipanggil. Aku mengambil keberanian sebelum melihat ke sekitar lalu melihat Brad yang berlari.

"Hei, ku pikir kita akan berjalan bersama" Aku tersenyum dan mengangguk. Kami berjalan dan berbincang tentang hari ini dan aku memberitahukan ia tentang fotonya. Aku tidak menunjukkannya, hanya memberitahu bahwa itu fotoku. Ia mengerti bahwa aku tak ingin membicarakannya. Kami berhenti di depan rumahnya.

"Jadi sampai jumpa besok?" aku mengangguk dan tersenyum. Ia berjalan mendekatiku, wajahnya sekarang sangat dekat denganku. Ia melihat mataku dengan seksama.

Lalu ia menciumku.

~~~~~~~~~~~~~


The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang