Bagian 4 - Pengijinan

2.1K 175 9
                                    

Avery

Aku berjalan ke dapur, masih dengan senyum besar di bibirku. Ibuku memutar dan melihatku tersenyum, bibirnya melengkung membentuk senyuman dan ia memelukku.

"Bagaimana harimu Sayang? Kelihatannya indah." ia bertanya seraya melepasku. Aku berjalan ke kulkas mengambil jus dan menuangnya.

"Benar, aku mendapat teman, namanya Sophia." ucapku dan itu membuat Ibuku tersenyum. Kami terus berbincang tentang sekolahku selagi aku membantunya menyiapkan makan malam, Ayam Parmesan.

"Jadi kelihatannya sekolahmu baik dan orangnya juga baik." ujarnya sementara memberiku senyum hangat. Aku tak cukup yakin apakah harus memberitahunya tentang pesta itu. Aku tak pernah diundang atau menghadiri pesta sebelumnya dan aku tak tahu bagaimana reaksinya akan itu, mungkin ia akan bilang tidak atau iya karena ia akan melihatnya sebagai kesempatanku mendapat teman lebih. Setelah menolong Ibu aku naik keatas dan mulai membaca buku yang kudapat dari sekolah.

"Avery makan malam sudah siap." Ibuku berteriak dan aku menghela, aku baru saja membacanya. Setelah menandai halamannya aku kembali turun lalu duduk di kursi meja makan dan tak lama Jake duduk. Kepalanya mendongak dari ponsel saat aku duduk, ia tersenyum dan aku membalasnya.

"Bagaimana harimu dik?" tanyanya seraya menaruh makanan di piring.

"Ia dapat teman baru, namanya Sophie." ujar Ibu, tak membiarkanku berbicara karena kesenangannya akan aku yang mendapat teman baru. Bersikaplah sesuai usiamu bu!

"Sophia bu. Hari ini bagus, sekolahnya indah dan sejauh ini semuanya bersikap baik." ucapku dan kakakku mengangguk seraya tersenyum. Aku berpikir ingin memberitahu mereka tentang pestanya karena kakakku ada disini, ia selalu membantuku.

"Ibu...? Ada yang ingin kuberitahu atau tanya." ujarku dan ia mengangguk seraya mengernyit. Kakak dan ibuku melihatku, aku mengambil napas dalam. Sekarang atau tak akan pernah...

"Baiklah aku diundang ke pesta Jumat ini..." ujarku dan aku merasa gugup selagi menatap mata mereka berdua terbelalak, saat ini aku sangat senang bahwa ayahku sedang bekerja di luar kota malam ini dan ia akan pulang besok. Ia pasti akan sangat... atau aku tak tahu bagaimana reaksinya karena ini tak pernah terjadi sebelumnya.

"Maksudmu pesta berisikan narkoba, seks dan alkohol?" Ibuku bertanya terkejut dan aku mengangguk.

"Siapa yang mengadakannya?" tanya Jake penasaran dan aku mengambil napas dalam sebelum menjawab seraya aku berhenti makan.

"Namanya Harry Styles." gumamku menunduk seraya aku merasakan pipiku merona.

"Astaga Harry Styles, kau bercanda kak?" aku melihatnya dan mengernyit selagi mengangguk.

"Dik, dia playboy. Seperti yang kau tahu ia pria populer di WildFox dan semua orang sudah pernah tidur dengan pria itu dan dia juga bodoh, jangan datang." Jake juga senior seperti Harry namun Jake berada disekolah lain, tapi ia tahu tentang semuanya. Kurasa kau banyak tahu tentang semua orang ketika kau tidur dengan semua orang.

"Tapi aku ingin pergi, Sophia dan aku berpikir kita akan pergi bersama, kumohon ibu!?" aku melihatnya dan ia sangat tenang dalam percakapan seperti ini. Ia bersikap seperti hulk saat Jake memberitahu tentang pestanya namun itulah yang dilakukan olehnya. Saat ia tiba dirumah pukul 6 pagi ia terlalu mabuk hingga tak sadar dan ia masih berumur 16 tahun, aku lebih tua setahun darinya dan jauh lebih pintar.

"Entahlah Sayang." aku melihatnya dengan tatapan memelas dan berkata 'mohon'

"Oke dengan dua syarat, bahwa kau tak akan berakhir seperti pria disamping sini dan kau harus tetap aman. Tak terlalu banyak alkohol, jelas tak ada narkoba atau bermain-main. Aku tak ingin berakhir dengan anak perempuan berumur tujuh-belas-tahun yang hamil." ujarnya dan aku memutar mata akan perkataannya namun mengangguk simpel. Aku tak percaya bahwa aku diijinkan Ibu pergi ke pesta, itu mengejutkan. Aku kembali berjalan ke kamar melanjutkan membaca buku Inggris. Aku disela oleh ketukan di pintu, aku membukanya.

"Apa yang kau inginkan Jake?" ujarku dan ia duduk di pinggir kasur melihatku.

"Aku hanya ingin bilang hati-hatilah Jumat nanti, oke? Aku tahu tentang Harry dan ia tak seperti orang yang ingin kau temani. Ia mungkin bersikap baik namun itu hanya pura-pura. Ia seorang bajingan. Ia memakai perempuan sepertimu dan memperlakukan mereka dengan buruk dan saat aku bilang bahwa aku bersikap baik. Jangan biarkan ia memainkanmu, janji? Tapi intinya, jika sesuatu terjadi kau harus memberitahuku." ujarnya seraya ia melihat mataku dan aku mengangguk. Ia memelukku dan keluar dari kamar. Aku memutuskan untuk mengirim pesan pada Sophia dan bertanya padanya tentang Harry.

Untuk: Sophia

Aku baru saja berbicara dengan kakakku dan ia memberitahuku tentang Harry. Apakah Harry seorang bajingan?

X

Dari: Sophia

Baiklah kakakmu tidak berbohong, ia benar. Aku akan jelaskan semuanya padamu besok :)

X

Untuk: Sophia

Ya terimakasih :)

X

Kami mengucapkan selamat malam lalu setelah membaca beberapa jam aku pergi tidur. Aku menulis beberapa kalimat singkat di buku harian sebelum mematikan lampu. Pikiranku berantakan akibat semua hal yang kudengar. Mungkin ia tak seburuk itu, kuharap. Ia terlihat baik dan mengantarku pulang. Aku tak kuasa namun penasaran tentang apa yang akan Sophia bilang mengenai Harry.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

bazengg

hayoloh

btw di buku aslinya penulisannya berantakan loh menurut w entah kenapa mungkin kalo ada yg udah pernah baca eng versionnya sepihak sama w haha mungkin chapt selanjutnya udah ngga kali ya.

as always,

vote.comment.follow

bye x

The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang