Sore ini taman sepi. Cuaca juga agak mendung, gak kayak biasanya. Tujuan Loran ngajak Changbin kesini itu 一ya apalagi selain nyelesain masalahnya?
Tbh, Loran nggak yakin sama keputusan yang bakal dia ambil, bakal menyesal atau enggak dia nantinya, but she must. Cinta itu kebodohan termanis. Nyatanya bikin orang bodoh walau sebenernya udah tau gak semua berkahir happy ending. Tapi buat kali ini, well Loran gak mau dikatain bodoh lagi.
Cinta bukan sekedar rasa sayang. Cinta tentang harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna. Gitu sih kata Tere Liye. Dan sekarang Loran coba buat merealitstiskan kata-kata itu. Mungkin udah cukup sampai sini aja Loran diselingkuhin Changbin.
"Ran.."
Loran langsung nengok karena ada yang manggil namanya. Changbin.
"Kenapa?" tanya Changbin yang langsung duduk di sebelah Loran.
"Ada yang mau gue omongin." Kata Loran.
"Bilang aja."
Loran harus bilang ini sekarang juga.
"Gue mau kita putus." Kata Loran dengan sekali tarikan.
"Hah??" Changbin langsung melongo.
"Kenapa? Lo udah punya Lexa, Bin!"
"Ran, emang Lexa siapa sih buat gue?"
"Gue nggak lagi bercanda ya, Bin."
"Aku juga enggak Ran. Give me a second chance."
"No."
"Semua orang berhak buat dapet kesempatan kedua."
"Tapi gak semua orang bisa menggunakan kesempatan kedua dengan baik. Jangan mentang mentang lo percaya sama kesempatan kedua, terus lo bisa seenaknya menyia-nyiakan kesempatan pertama."
Changbin diem aja.
Loran 一nggak tau dia dapet kekuatan buat bilang gitu dari mana? Kata-kata itu ngalir gitu aja karena dia bilang pakai logika. Seandainya Loran masih pakai perasaan, mungkin dia gak bisa mutusin Changbin.
"Yaudah, kita putus." kata Changbin.
Sakit.
Itu yang dirasain Loran sekarang.
"Okay. It's over. Now, there's nothing between us." jawab Loran. Setelah itu dia langsung pergi ninggalin Changbin.
🔥
Bang Chan lagi di rumah sendirian. Tiba-tiba ada yang gedor gedor pintu gak santai banget.
"Siapa sih jing? Rumah gue mau dirazia apa gimana?" tanya Bang Chan sambil jalan ke arah pintu.
Setelah buka pintu, ternyata ada Loran. Mukanya kusut banget, asli deh.
"Kenapa?" tanya Bang Chan.
Tanpa bilang apa apa, Loran langsung meluk Bang Chan.
"Nggak usah sok kuat kalau benteng pertahanan lo sebenernya udah hancur. Semua ada batasnya Ran, semua ada masa kadaluwarsanya." Kata Bang Chan. "Ayo masuk dulu." Lanjutnya.
"G—gu—gue p—putus sama Ch—Changbin." Kata Loran sambil nangis.
"Nangis dulu aja, gak usah kebanyakan ngomong. Umbel lo meler noh."
"Ih!!" teriak Loran sambil mukul Chan. Hantjur harga diri Loran kalau sampai ketauan meler.
Bang Chan cuma senyum senyum gemes lihat Loran.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chan langsung nangkup pipinya Loran.
"Loran, lo cantik, lo baik, lo sabar, sayangnya lo goblok. Hehe, gak gak. Sayangnya lo terlalu lemah. Lo harus bisa lebih kuat dari ini. Lo bisa nemuin orang yang sayang sama lo, lebih dari rasa sayangnya lo ke Changbin. Lo bisa nemuin cowok yang nggak bakal nyakitin lo, nggak kayak Changbin yang nyakitin lo." kata Chan.