Surya Agil

50 4 0
                                    

Beberapa bulan setelah perpisahanku dengan Azli, komunikasi antara aku dan Azli mulai berkurang.Azli hanya menghubungiku ketika dia membutuhkan bantuanku.

Aku pun sudah tidak terlalu memikirkan Azli karena sekarang aku sudah duduk di kelas 9A yang harus lebih giat belajar untuk beberapa ujian yang akan aku hadapi.

Pada bagian ini aku menemukan perhatian dan kasih sayang baru dari orang yang sebelumnya juga pernah aku sukai.

Iya dia adalah Surya Agil siswa kelas 7C yang pernah aku ceritakan pada bagian Perkenalan.

Aku tau nama itu karena dia sekelas denganku dikelas 9A. Iya setiap siswa yang mendapat peringkat 1 sampai 5 selalu dimasukkan ke kelas A disekolahku.

Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan satu kelas dengannya.

Agil.. Begitu aku memanggilnya. Ternyata dia adalah anak yang sangat menyebalkan. Sikapnya melebihi perempuan. Dia selalu ikut campur masalah setiap orang. Anaknya juga berisik suka buat ribuk dikelas.

Awalnya aku agak ilfil melihatnya karena dia selalu mengejekku sesuka hatinya.

Dia duduk pojok kelas paling belakang. Posisinya menyilang dari tempat dudukku. Jika aku menoleh ke kanan atau pun ke belakang, pandanganku selalu lurus kearahnya.

Dia selalu mengeluarkan lidahnya setiap kali mataku mengarah kepadanya.

Hari itu Siska sahabatku meminta bantuan kepadaku. Ternyata Siska menyukai Agil dan Siska memintaku menjadi comblang untuk mempersatukan dia dan Agil.

Awalnya aku ragu dengan permintaan Siska tapi aku tidak ingin mengecewakan temanku, aku pun membantunya.

Aku mulai mendekati Agil dengan tujuan menjodohkannya dengan Siska.

Aku menceritakan semua tentang Siska kepadanya. Tapi aku tidak pernah mendapatkan respon yang baik dari Agil.

Dia selalu menyuruhku diam dan membahas hal lain, atau seenaknya mengusap wajahku agar aku diam bahkan dia meninggalkanku saat aku sedang serius bercerita.

Sangat susah membuat Agil mengerti dengan maksudku. Sampai akhirnya Siska menyuruhku untuk berhenti melakukannya.

Aku pun tidak lagi menjadi comblang Siska. Aku tidak lagi mendekati Agil. Dan anehnya sekarang malah Agil yang mendekatiku.

Aku merasa aneh dengan sikap Agil belakangan ini. Seakan dia selalu mengikuti gerak-gerikku. Disitu ada aku maka disitu juga Agil berada.

Sampai satu hari, saat aku sedang bermain games dihp temanku, (karena saat itu aku belum punya Android) aku bermain dengan meletakkan daguku diatas meja seperti posisi malas.

Tiba-tiba Agil datang dan mendekatkan kepalanya dengan kepalaku. Spontan aku kaget dan mengusirnya tapi dia tetap berada disitu.

Aku takut disebut sebagai Tukang Tikung karena saat itu Siska masih menyukai Agil. Aku berusaha menghindar tapi Agil semakin hari semakin dekat denganku.

"Kau kenapa Nies?" tanya Agil
"Gapapa loh udah lah sana Gil"
"Apalah aku mau disini kok"
"Ihh sana Agil" aku sedikit mendorongnya
"Alah kau kalo Reyhan yang dekat kau gak marah.. Apalagi Azli senang kali kau.. Kalo aku, marah.." Agil kesal

Aku terdiam saat Agil berbicara seperti itu.

Maafkan aku ya Agil.. Sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak lama, sejak pertama kau menyapaku didepan kelas 7C dulu.

Tapi saat ini ada hati yang mengharapkanmu. Iya itu adalah hati Siska sahabatku dan aku tidak ingin mengecewakannya.

Maafkan aku Agil...

Perjalanan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang