Kembali..?

68 5 0
                                    

Aku dan Azli sudah tidak saling berhubungan. Tidak lagi saling sapa, mau itu di sekolah atau pun saat bertemu dia di Mesjid dekat rumahku.Aku dan Azli seperti tidak pernah mengenal satu sama lain.

Iyaa sebenarnya aku yang menghindar dari Azli, karena Azli masih sering datang ke kelasku sekedar hanya lewat dan nongkrong bersama teman-temannya.

Sesekali Azli masih sering memperhatikanku, menyapaku, memanggilku dengan bisikan ataupun menitipkan salamnya lewat temanku.

Tapi aku tidak menghiraukan hal itu sejak aku tau bahwa setelah memutuskan hubungan denganku, besoknya Azli sudah pacaran dengan kakak kelasku namanya Yuni.

Yuni adalah orang yang selalu mengolok-olokku, dia dan gengnya selalu menyudutkan aku disetiap kesempatan. Tapi aku tidak akan membahas mereka disini karena mereka tidak penting.

Aku tidak lagi memikirkan Azli sampai tiba waktunya kenaikan kelas.

Pada saat pembagian Rapor aku mendapatkan peringkat pertama dikelas dan juara umum disekolahku. Aku sangat senang menerima hasilnya.

Dan kalian tau?
Saat pembagian rapor, Azli menghampiriku saat aku sudah ingin pulang.

"Selamat ya.. Aku bangga sama mu.." kata Azli, dan aku hanya membalasnya dengan senyuman lalu bergegas untuk pergi.

Iya aku sengaja seperti itu karena aku sudah tidak ingin melihat dia lagi. Yaa mungkin itulah bahasa kasar yang mencerminkan kekesalanku kepada Azli.

Waktu liburan aku habiskan bersama keluargaku. Hingga tiba saatnya semester baru.

Sekarang aku sudah duduk dikelas 8A kelas yang pernah ditempati oleh senior yang kerap membullyku.

Disini aku menemukan cerita baru. Aku sedang dekat dengan salah satu temanku namanya Reyhan.

Reyhan adalah ketua kelas di kelasku. Kami berteman dekat karena kami selalu duduk berdampingan disetiap ujian.

Reyhan selalu senang kalau dia duduk di sebelahku. "Gampang nyontek" katanya hehe..

Reyhan sedikit cuek tapi setia kawan. Dia selalu membela semua temannya yang dihasut orang lain. Reyhan memiliki sikap yang dewasa, kadang bertingkah seperti bocah ketika dia meminta jawaban kepadaku hehe..

Aku suka Reyhan karena dia tidak seperti teman laki-laki lainnya. Reyhan tidak ingin pacaran, bahkan dia sangat cuek sama cewek. Dia hanya dekat dengan aku.

Saat jam kosong, teman-temanku kompak berpacaran dikelas. Dan aku hanya duduk di kursiku sambil mencorat-coret bukuku.

Tiba-tiba Reyhan datang dan duduk di sebelahku.
"Kau ga pacaran Nies?" katanya
"Ahaha apalah Rey.."
"Yang lainnya mojok itu ahaha kau kok ga? Mana abng itu?" (mungkin maksudnya Azli)
"Eleh biarin ajalah orang itu, hah siapa? Gak kenal" jawabku tertawa
"Gak kenal apa gak kenal ahahah" Reyhan mengejek, "Iyalah ngapain pacaran masih sekolah gak enak.. Pacaran kok di sekolah.. Pacaran itu diluar.. Makan, jalan-jalan, nonton.. Itu pacaran.. Masih sekolah mana ada itu cinta.. Nanti kalo udah kuliah udah kerja nahh baru pacaran langsung yang serius, udah dewasa jadi gak ganti-ganti pacar.." lanjut Reyhan serius.

Aku hanya bisa mengangguk sambil memperhatikan Reyhan bicara. Itulah Reyhan, dia selalu menanggapi semua hal dengan pemikiran yang dewasa.

Reyhan sangat melindungiku. Suatu hari saat Azli dan teman-temannya datang ke kelasku untuk mencariku, Reyhan datang dan menghampiri mereka.

"Ada apa?" kata Reyhan
"Anies mana?" jawab Azli
"Mau apa sama Anies?"
"Bukan urusanmu! Mana Anies?" Azli nampak sedikit marah.
"Ehh jangan sementang kau kakak kelas disini ya! Anies gak ada! Udah lah sana! Ini bukan wilayah kelas 9" jawab Reyhan menantang.

Azli melihat aku ada didalam kelas, dia ingin masuk tapi pintu kelas ditutup oleh temanku. Akhirnya Azli dan teman-temannya pergi sambil ngomel-ngomel tidak jelas.

Aku tidak tau mengapa Reyhan begitu. Nampaknya dia sangat membenci Azli. Memang semua teman laki-laki di kelasku sangat tidak menyukai Azli. "Banyak gaya" katanya.

Aku juga dekat dengan Rizky teman sekelas Azli. Tapi Azli melarang Rizky utnuk medekatiku. Aku gak tau kenapa. Cemburu mungkin hehe...

Pulang sekolah, tiba-tiba Azli menghampiriku dan meminta maaf. Aku diam saja bahkan tidak melihat wajahnya sama sekali.

Akhirnya aku mau memaafkan Azli karena dia terus berbicara di sepanjang jalan, iya kasihan aja gitu..

Dari situ aku dan Azli sudah mulai baikan. Sudah normal seperti teman-teman yang lain.

Azli semakin dekat dan akrab denganku. Dia selalu datang ke kelasku setiap jam istirahat. Kami juga sering duduk bersama di pelataran kelas sambil memakan beberapa makanan yang dibeli dikantin.
(Azli menepas KFC yang ku pegang)

"Jangan dimakan..!" bentaknya
"Ihh kok dibuang.. Belum ada dimakan loh.. Kan mubazir.."
"Itu saos..! Kau gak boleh makan saos.. Gak bagus..! Udah belik yang lain aja sana.. Roti aja makan.." kata Azli memarahiku.

Azli masih saja perhatian kepadaku. Iya itu yang bikin aku tetap sayang sama Azli.

Semakin hari aku dan Azli semakin dekat. Di hari ulang tahunku, Azli sama sekali tidak memberi ucapan kepadaku. Aku sedikit sedih.

Tapi saat jam istirahat, Azli dan beberapa temannya datang ke kelasku membawa roti yang disusun menyerupai kue ulang tahun.

Mereka bernyanyi ramai-ramai di depan kelasku. Salah satu guruku pun ikut meramaikan acara mereka. Tidak ada lilin.

Azli mengambil kue itu dan disuapkannya ke mulutku. Saat itu berlangsung, semua yang ada disitu bersorak sorai. Aku hanya bisa tersenyum. Azli memegang tanganku dan berbisik "Selamat ulang tahun ya dek.. Sehat selalu jadi anak yang sholehah.. Jangan lupa sama abang ya.. Bentar lagi mau tamat SMP abang.."

Aku hanya terdiam mendengarnya, "Maafin ya dek gak bisa ngasih apa-apa.. Tapi nanti tahun depan insyaallah abang kasiin lah ya.." lanjutnya. "Hehe iya gapapa kok bang, doa aja udah cukup kok.." balasku dengan senyuman.

Hari itu adalah hari yang paling indah dari Azli setelah beberapa bulan lalu dia mematahkan hatiku. Aku sudah menganggap Azli seperti abangku sendiri.

Aku sayang Azli karena dia bisa menjadi pacar, teman, abang, sahabat bahkan ayah untukku.

Perjalanan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang