Perpisahan Sekolah

61 3 0
                                    

-- 14 Mei 2016
Hari ini adalah hari yang tidak bisa aku lupakan karena hari ini kami melaksanakan kegiatan Pentas Seni dalam rangka Perpisahan Sekolah.

Seperti biasa setiap kelas menunjuk perwakilan siswa untuk mempersembahkan bakatnya di Pentas. Mulai dari berpuisi, bernyanyi, dan menari.

Kami yang duduk di kelas 9A menjadi pemeran utama dalam kegiatan ini. Kami membawakan sebuah nyayian perpisahan dengan hadiah yang akan diberikan sebagai ucapan terima kasih kepada guru-guru yang selama ini sudah menjadi orang tua kami di sekolah.

Saat penampilan kami berlangsung, semua siswa juga ikut menyanyikan lagu perpisahan itu seakan-akan kami tidak akan berjumpa lagi.

Di sepanjang nyanyian, kami mulai berjalan untuk bersalaman dengan guru-guru yang berbaris rapi di depan pentas.

Beberapa guru menunjukkan kesedihan yang mendalam saat kami mulai mendatangi mereka satu per satu.

Tangis dan kesedihan melengkapi nyanyian kami. Setelah persembahan ini selesai semua siswa mulai pulang ke rumahnya masing-masing.

Tidak denganku..
Aku masih saja duduk di pelataran kelas karena aku masih menunggu Agil yang membantu membereskan perlengkapan pensi tadi.

Agil mengantarkanku pulang ke rumah. Kali ini Agil mengendarai motornya dengan sangat lambat. Aku tidak tau kenapa Agil seperti itu.

Tidak ada yang kami bicarakan. Sampailah aku dirumah dan Agil berpamitan dengan Mamaku lalu segera pulang. Iya Agil bersikap aneh saat itu.

-- 22 Mei 2016
Hari ini kami akan merayakan hari perpisahan kami dengan berekreasi ke salah satu tempat wisata yang ada di Kota Medan.
Kami berangkat dengan menaiki bus PT. INNALUM dan berangkat sekitar pukul 8 pagi.

Aku yang datang terlambat kebingungan mencari dimana teman-temanku berada. Dua bus itu sudah penuh dan aku terpaksa menaiki bus ketiga yang masih kosong. Hanya beberapa teman yang sekelas denganku.

Aku duduk sendirian di bangku yang seharusnya di duduki oleh 3 penumpang. Aku meletakkan tas dan perlengkapan yang ku bawa disampingku.

Tiba-tiba Agil datang menghampiriku.
"Aku boleh disini Nies..?"
"Iya boleh.."
Agil duduk sebangku denganku, tidak ada yang melarang karena memang hari itu semuanya bebas memilih ingin duduk dengan siapa.

Selama diperjalanan hanya sedikit yang kami bicarakan, hanya seputar sekolah tujuan saja. Agil tau bahwa aku mabuk perjalanan. Agil memberiku beberapa kantong plastik dan obat agar aku tidak mabuk berat.

Aku hanya tidur saja. Tidak ingin banyak bergerak atau bicara agar aku tidak merasa mual.

Saat aku tertidur, Agil meletakkan kepalaku ke pundaknya. Aku tau itu karena aku baru setengah tidur. Aku biarkan saja karena memang aku membutukannya hehe..

Agil memegang tanganku sepanjang perjalanan. Dia sangat menjagaku, terbukti ketika dia tetap duduk disampingku walau teman-temannya mengajaknya untuk pindah duduk ke belakang.

Dalam keadaan setengah tidur, aku mendengar Agil seperti mengajakku berbicara.
"Agil sayang sama mu Nies.. Kapan kau bisa sayang samaku? Kenapa selalu Azli yang ada di pikiranmu?.."
Aku mendengarnya dengan jelas.

Tiba-tiba HPku berbunyi dan Agil membukanya.
"Iya.. Anies aman samaku.." katanya berbicara sendiri.
"Hmm mungkin SMS dari Azli atau Firza" pikirku, dan aku masih dalam keadaan setengah tidur.
Aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya. Yang aku tau, aku tidur dengan kepala yang menyender di bahu Agil dan tanganku yang dipegang erat oleh Agil.

Mungkin sebagian dari kalian berpikir ini adalah hal yang tidak wajar untuk anak seumuranku saat itu. Tapi beginilah adanya dan ini benar-benar terjadi pada diriku saat itu.

Tidak lama kemudian aku mendengar Agil seperti membangunkanku. Aku membuka mata dan ternyata kami sudah sampai tujuan.

Agil membantuku membawa tas dan perlengkapanku yang lain. Agil sangat perhatian kepadaku. Dia tidak melepaskan tanganku sampai kami turun dan masuk ke dalam area rekreasi itu.

Itu adalah wahana Water Park dengan banyak pondok-pondok dan furniture yang tertata rapi seperti di negeri dongeng.

Aku duduk beristirahat sambil memakan bekal yang sudah aku siapkan dari rumah. Aku tidak ikut bermain air karena memang aku tidak bisa berenang hehe.. Begitu juga Agil, dia hanya duduk di pondok sambil memainkan botol air mineral.

Aku mendekati Agil..
Sambil membuka topi yang dia pakai aku berkata,
"Heii boy.. Gak mandi?"
"Ehh Nies.. Gak lah ahh nanti basah.. Hahaa" kata Agil tertawa
"Iyalah ayok jalan-jalan.." aku mengajak Agil untuk berkeliling tempat itu
"Sebenarnya capek.. Tapi yaudah lah ayok.."

Kami berjalan mengitari tempat itu. Saat sedang asyik melihat pemandangan yang ada disana, tiba-tiba aku merasakan perih di kakiku dan aku berhenti untuk melihatnya.

"Lecet itu kakimu..!!" kata Agil
"Ihh iya ini, ada plaster gak?"
"Duduk sini dulu.." kata Agil mengajakku duduk di salah satu pondok yang kosong.

Agil meniup kakiku kemudian berlari ke arah minimarket yang ada di area pemandian.

"Nahh pake ini biar gak lecet lagi" katanya menyodorkan plaster kepadaku.

Aku segera memasangnya pada kakiku dan kami pun kembali ke pondok tempat rombongan kami berkumpul.

Sungguh Agil..
Perhatianmu melebihi seorang pacar..
Kalo kamu baca ini, apakah kamu masih ingat Gil..?

Perjalanan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang