Dia sahabat hatiku

58 2 0
                                    

Sejak kejadian yang menakutkan itu aku dan Agil akhirnya menjadi sahabat baik.

Agil selalu menemaniku kemana pun. Dia jiga sering mengantarkanku pulang ke rumah. Dan Mamaku bahkan menyukai Agil.

"Ehh cowoknya.. Manis anaknya ya.." kata Mama
"Ihhh Mama apaan sih.."

Aku dan Agil memang sudah seperti orang yang berpacaran. Tapi kami tidak pacaran.

Agil tidak pernah mengungkapkan perasaannya secara jelas. Aku hanya menganggap Agil sebagai sahabat dekatku yang selalu bisa aku andalkan.

Hari itu hari Sabtu..
Aku melihat Azri dan beberapa temannya datang ke sekolahku. Aku sama sekali tidak menghampirinya, walaupun sebenarnya aku sangat rindu Azli.

"Azli itu.." tiba-tiba Agil berdiri disampingku
"Ehh iya mau ambil ijazah mungkin.." kataku singkat
"Yaudah sana datangi, kangen kan sama Azli.." seru Agil
"Hehe gak ahh biarin ajalah dia"
Rasanya aku sedang tidak ingin membicarakan Azli saat itu.

Saat aku berbalik memasuki kelas. Tiba-tiba Azli dan teman-temannya datang ke kelasku.

"Adek ku mana?" tanya Azli tidak tau kepada siapa.
"Siapa adek mu Zli.." kata salah satu temannya
"Kesayanganku ahaha.." Azli tertawa.

Azli memperhatikan sekitaran kelas dan dia menemukanku yang sedang duduk bersama Agil dan Reyhan di pojok kelas.

Azli menghampiriku..
"Sayangku..." katanya yang tiba-tiba memelukku.
Aku terkejut sambil menyingkirkan tangan Azli.
"Aihh apasih bg jangan gitu lah.."
"Aku kangen kenapa? Gak boleh? Ada yang marah?.." katanya
Aku hanya diam dan langsung aku bawa Azli ke depan kelasku.

Aku dan Azli duduk di pelataran kelas sementara teman-temannya berjalan ke arah kantin.

"Kangen dek.. Rindu.."
"Iyaiyaa gimana kabarnya?.."
"Alhamdulillah baik dek.. Sayang kabarnya gimana?.." kata Azli
"Sayang kok haha.. Alhamdulillah baik juga kok.."

Azli bercerita tentang sekolah dan pacar barunya. Iyaa sampai sekarang Azli selalu menceritakan kepadaku apa pun yang terjadi pada dirinya bahkan keluarganya. Mungkin karena dia sudah sangat mempercayaiku.

Disela-sela pembicaraan, tiba-tiba Azli menanyakan tentang Agil dan Reyhan.
"Pacaran sama anak itu ya..?"
"Siapa?" kataku memandangnya
"Itu yang tadi di kelas, yang ganteng itu.." katanya memalingkan wajah
"Agil? Reyhan? Yang mana?"
"Oh berarti iya kan?"
"Apalah gak kok itu kawan Anies loh.. Anies gak mau pacaran.."
"Iyalah nanti tunggu abang ya.."
Aku hanya senyum mendengarnya.

Sambil memakan biskuit TimTam aku berbicara kepadanya.
"Agil itu sahabatku.. Dia yang gantikan abang disini.. Semenjak abang lulus, Agil yang perhatian sama Anies.. Gak pacaran kok.. Sahabatan aja.. Agil itu baik peduli sama kayak Azli.. Anies juga sayang sama Agil.. Sama kayak Anies sayang Azli.."
Azli hanya mendengarkan tanpa membalas pembicaraanku.

Aku menyuapkan sedikit biskuit ke mulut Azli,
"Abang marah ya Anies dekat sama Agil?" kataku
"Gak kok abang biasa aja.. Kan Anies juga sayang sama abang.. Gak papa kok dek.." kata Azli mengusap pipiku.
Aku menatapnya dengan senyuman.

Beberapa menit kemudian, Azli pamit untuk pulang. Aku sangat senang dengan kedatangan Azli hari itu. Azli mengusap pipi dan kepalaku lalu menyalamkan tangannya ke dahiku.

"Hati-hati ya.." teriakku kepada Azli
"Iya sayang..." jawabnya sambil tertawa
Azli dan teman-temannya pun berlalu, aku kembali ke dalam kelasku.

Di dalam kelas, aku melihat Agil dan Reyhan duduk bersama di tempat dudukku.

"Seru ya.. Lagi ngapain?" sapaku
"Loh udah siap Nies" kata Agil
"Apalah cuma duduk-duduk aja kok Gil" kataku
"Lama-lama aja tadi Nies kan masih rindu.. Di belakang bukumu semua nama Azli..Azli..Azli.." lanjut Reyhan seperti mengejekku

Aku merasa sedikit kesal melihat mereka yang memojokkan Azli.

"Terserah lahh.. Aku sayang Azli kok" kataku refleks kepada mereka
"Samaku gak sayang?" sindir Agil
"Iya aku sayang juga samamu.. Sama Reyhan juga.. Kalian berdua kan sahabatku.."
"Sahabat apa sahabat.." timpa Reyhan
"Ihhh Rey.. Diamlah.." kataku kesal
Mereka terdiam dan aku langsung pergi ke tempat dudukku.

Agil mengikutiku.
"Maaf ya Nies.." katanya
"Iya gak papa"
"Aku sayang Anies.."
"Iyalah iyaa.." kataku cuek

Aku sangat menyayangi Azli. Jujur aku belum bisa melupakan Azli, karena Azli adalah orang pertama yang mengajarkan aku cinta dan kasih sayang.

Aku juga sayang Agil.
Aku menyayangi Agil sebagai sahabat. Iyaa Sahabat Hatiku..

Perjalanan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang