Part 12

4.7K 489 15
                                    

Happy Reading.....

Nicholas Pov

Aku akhirnya di buang ke daerah perkampungan dimana aku akan kesulitan untuk mencuri. Aku hanya bisa mendengus kesal sambil menahan sakit di sekujur tubuhku. Kenapa nasib baik belum juga menyapaku?

Selama dalam pelarian, aku tidur di jalanan dan menjadi pengemis. Aku terus berjalan sampai menuju kota besar dimana aku bisa kembali mencopet. Sebenarnya aku sudah lelah, mau sampai kapan aku terus hidup seperti ini? Namun tuntutan hidup begitu mendominasi.

Kadang aku berfikir, kenapa berusaha menjadi orang baik itu susah? Mencari uang halal itu mesti bertele tele dan ribet tak seperti mencuri, ambil dan masalah beres!

Aku mengetatkan jaket di tubuhku, udara dingin begitu menusuk tubuhku. Aku berjalan menyusuri jalan berbatu dan tiba-tiba aku melihat sekelompok orang sedang mengelilingi mangsanya. Pria bertubuh tambun tampak pucat, namun entahlah aku memiliki feeling jika lelaki tambun itu jahat.

Aku memperhatikan lelaki itu menyelipkan belati di tangannya tanpa di ketahui oleh seorang pria bermata biru berwajah dingin. Aku mendekati mereka tanpa suara dan pria tua itu terdengar mentertawakan lelaki yang sepertinya ketua genk itu.

"Kau memang bodoh Reed..." ucap lelaki tambun itu sambil mempersiapkan belati untuk di lempar dan secara spontan aku berlari ke arah lelaki yang di tuju.

Bless.....

Belati itu menancap di punggungku. Aku menatap mata biru lelaki itu, walau tampak dingin namun ada sisi kelembutan di sana. Suara tembakan terdengar dan semua menjadi gelap.


David Pov

Aku mengejar si gemuk Howard, lelaki licik yang terus menjadi mata-mata tak jelas. Dia akan memihak pada siapa saja yang sanggup membayar hasil memata-matainya. Howard sudah mengetahui keluargaku dengan meretas ID rahasiaku ini sangat berbahaya untuk keselamatan keluargaku.

Nadia memang sudah memperingatiku untuk berhenti di black world, tapi aku tak menggubrisnya karena Rafael, Mirza dan Chris ikut terjun di dunia hitam. Lelaki itu begitu gesit menghindari mobil anak buahku namun kami tak patah arang dan hasilnya aku menembak ban mobinya hingga oleng.

Bodohnya, Howard melarikan diri ke hutan yang dimana dengan mudah aku bisa menghabisinya. Anak buahku menariknya dari dalam mobil dan memukul wajah berengseknya.

"Kau benar-benar menyebalkan Howard.." ucapku geram.

"Aku tinggal meminta anak buahku untuk mengirim data keluargamu ke black world." ucap Howard sambil terkekeh.

"Kau independent Howard, kau pikir aku bodoh?" ucapku.

"Kau memang bodoh Reed..." ucap lelaki itu dan dia langsung melempar sesuatu ke arahku namun tiba-tiba seseorang menghalangiku.

Aku menatap wajah anak itu, mata hijau kecokelatan melihatku dengan pandangan tak terbaca.

Siapa bocah ini?

Anak buahku segera menembak mati Howard agar sesuatu yang tak di inginkan lagi terjadi.

"Bawa anak ini..." ucapku pada anak buahku. Kami membawanya ke klinik.

Bocah ini masih sangat muda, mungkin berusia 14-17 tahunan. Wajahnya tampak babak belur juga, apa yang bocah ini lakukan di tengah hutan dalam keadaan seperti ini?

Luka di punggungnya cukup dalam hingga membuatnya tak sadarkan diri beberapa hari. Aku menyelidiki bocah ini, namun tak satu pun identitas yang dia miliki, di sakunya hanya terdapat beberapa sen uang. Sungguh miris!!

Akhirnya bocah itu siuman, dia tampak ketakutan melihatku.

"Kau aman nak.." ucapku sambil tersenyum lembut ke arahnya.

"Siapa namamu?"

"Nic, Nicholas Stewart.."

"Darimana asalmu?"

"Long Beach, namun aku sempat lama di Brooklyn.." ucap Nic sambil mengusap wajahnya. Aku melihat kejujuran di dalam matanya.

Nic menghela nafas dengan susah payah karena paru-parunya bocor terkena tancapan belati.

"Apa yang kau lakukan di dalam hutan?" tanyaku mulai mengintimidasinya.

"Aku dibuang di sana Tuan.." ucap Nic membuatku terkejut.

"Di buang? Siapa yang membuangmu?" tanyaku penasaran.

"Saya seorang berandalan Tuan, saya pencuri. Saya kabur dari orang tua saya dan saya bisa berada di hutan itu karena saya mencopet seorang wanita. Mereka menangkap saya dan suaminya membuang saya ke sebuah perkampungan dimana saya tak bisa mencopet lagi." ucap bocah itu, ya dia jujur....

Aku menarik nafas,

"Lalu kenapa kau melindungiku?"

"Entahlah, waktu itu saya melihat kumpulan orang dan lelaki gemuk. Feeling saya lelaki yang di kepung itu jahat, apa lagi saya melihat lelaki itu memegang belati. Secara spontan saya berlari ke arah anda ketika pria tambun itu melempar pisau itu dan semuanya mengabur..." ucap Nic lalu menatapku.

"Beristirahatlah..." ucapku dan bocah itu hanya mengangguk. Batinnya terlihat masih berkecamuk hebat dengan pikirannya.

Aku memasuki ruanganku.

"Tolong selidiki asal usul anak ini.." ucapku kepada Frans lalu mengirim data yang aku tahu, Nicholas Stewart dari Long Beach. Aku memiliki firasat tentang Nic, entah baik entah buruk yang jelas aku sangat penasaran!!


Tbc

My One and Only (Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang