Part 26

4.7K 522 15
                                    

Happy  Reading.....

Nicholas Pov

Aku melangkah mundur namun terlambat.

"Oh.. sayang.." ucap wanita itu panik dan aku lega wanita itu bukan Wanda.

"Nic.. emh.. Mr Alexander.." ucapnya gugup dan langsung berjalan keluar menunggunya merapihkan diri.

Kenapa Keith bercinta bersama wanita lain, lalu kemana Wanda?

Akhirnya Keith menghampiriku dan memintaku ke ruangannya.

"Maafkan saya Mr Alexander.." ucap Keith dan aku hanya tersenyum tipis.

Kami pun membahas banyak hal dan aku yakin Vanderson akan mengalami kebangkrutan jika aku menolak proyek ini.

"Bagaimana kabar Wanda?" tanyaku dan wajahnya langsung memucat.

Aku menatap wajah Keith yang tak berani menatapku.

"Apa yang terjadi dengan Wanda?" tanyaku curiga.

"Dia baik-baik saja."

"Kau menyelingkuhi Wanda.." ucapku geram.

"Takkan masalah, Wanda tak peduli." ucap Keith lagi membuatku kesal.

"Kau..."

Keith langsung memotong pembicaraanku.

"Dia takkan peduli karena sepanjang pernikahan kami yang dia cintai hanya kau Nic.." ucap Keith membuatku merasa tertampar.

Aku tersenyum kecut.

"Kau bukan pembohong yang baik Vanderson!"

"Untuk apa aku berbohong? Aku menikahi Wanda agar perusahaanku tidak bangkrut!" ucap Keith dengan tatapan penuh luka.

"Kau hanya memanfaatkannya." ucapku perih padahal wakyu itu aku melihat Keith tampak mencintai Wanda.

"Dan keluarga Winata memanfaatku agar Wanda tak menikahimu." ucap Keith membuatku kaget.

"Kau.. Kenapa kau berkata seperti itu?" tanyaku bingung.

"Wanda tak pernah mencintaiku, bahkan setelah cacat pun Wanda tak pernah mencintaiku meski aku sudah merawatnya dengan cinta dan kasih sayang."

"Wanda cacat?" tanyaku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi?

"Ya, dia cacat setelah berusaha kabur dari resepsi pernikahan hingga sebuah mobil menabraknya dan membuat Wanda lumpuh." ucap Keith.

Deg

Jantungku terasa sakit, Wanda lumpuh?

"Hampir setahun Wanda kehilangan kedua kakinya dan dia tetap tak mencintaiku meski aku sudah merawatnya. Wanda selalu menjerit histeris, menangisimu. Memanggil manggil namamu." ucap Keith.

"Kenapa kau tak menghubungiku?" tanyaku.

"Ini perintah Wildan." ucap Keith dan aku hanya bisa terdiam.

*****

Sepanjang jalan aku memikirkan Wanda, apa yang harus aku lakukan? Aku pikir selama ini Wanda suah.bahagia dan tengah mengandung. Aku pergi menuju perusahaan Winata, aku harus berbicara dengan Wildan meski aku tahu hasilnya takkan baik.

Aku berjalan menuju ruangan Wildan.

"Anda boleh tunggu disini, Mr Winata masih rapat." ucap sekretarisnya dan aku menatap sebuah foto keluarga, mungkin itu foto lama. Aku memperhatikan wajah mereka satu persatu.

Deg

Jantungku berdegup kencang. Foto anak lelaki yang membully-ku sewaktu aku akan di penjara. Aku masih ingat tatapan kebencian dan ucapannya bahwa pembunuh ibu kandung tak layak di penjara tapi layaknya di siksa sampai mati.

Jadi anak itu Warren? Pria yang mengucapkan kata menyakitkan dan mengadukanku pada ayah karena aku sering menemui Wanda hingga aku di siksa oleh ayah di hadapan Wanda.

Air mataku menetes, aku segera melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.

Keluarga Winata memang iblis, kenapa aku harus peduli pada Wanda? Apa yang terjadi pada Wanda adalah karma atas perbuatan jahat mereka padaku.

Meski yang menjadi korban adalah orang yang aku cintai, namun itu harga yang pantas untuk mereka karena mereka juga mencintai Wanda.

Mereka menghancurkan Wanda, anak kesayangan mereka sendiri meski pun aku harus ikut hancur di dalam sana tapi yang terpenting mereka menderita!

Aku berjalan menuju arah pulang. Aku takkan membantu keluarga Vanderson untuk memperpanjang penderitaan Wanda.

Dengan menyakiti Wanda, mereka pun akan tersakiti. Aku menuju kamarku dan mengunci kamarku dengan rapat dan berlari ke arah kamar mandi.

Aku mengguyur tubuhku dengan air dingin.

"Wanda maafkan aku..." isakku.

Ya, aku akan menghancurkan Wanda sekaligus keluarga Winata yang sudah menghancurkan cinta pertamaku dan menghinaku habis-habisan.

Aku tak peduli dengan perasaanku sekarang, toh sudah lama aku merasa tersakiti dan dengan melihat penderitaan Wanda takkan merubah rasa sakit di hatiku pada keluarga Winata. Aku menatap tato di tanganku.

"Hanya kamu, satu.." gumanku sambil membayangkan wajah Wanda dan aku menangis sejadi-jadinya.

Tbc

My One and Only (Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang