Bagian 31

4.7K 254 1
                                    

Vote dulu sebelum baca ya

***
Riana melirik Rio yang masih sibuk memainkan gitarnya. Lalu tangannya mulai membuka pola kunci pada ponsel Rio. Karna earphone yang ia pakai tersambung pada ponsel pria itu.

Tak ada yang spesial. Wallpapernya foto mereka berdua. Aplikasinya tak begitu banyak, tak ada instagram, whatsApp,path, atau sosmed tren lainnya. Dulu Rio sempat pakai aplikasi WhatsApp tapi ia tak begitu nyaman menggunakan aplikasi itu hingga saat ini Rio hanya punya Line. Tanpa ragu Riana membuka aplikasi chat Rio.

Notif pesan hampir puluhan ribu. Riana menelan salivanya melihat deretan chat menunggu balasan Rio.

Nomer Rio kesebar lagi?

Terlihat jelas bahwa kontaknya di beri pin oleh Rio, sehingga selalu berada di paling atas.

Rata-rata memang benar kalau yang chat Rio kebanyakan perempuan. Tapi notif itu tak tersentuh oleh Rio. Mungkin Rio sampai lelah menghapus pesan yang masuk.

Hingga satu nama membuat Riana tertarik membukanya.

Zoya Khanza.

Rasanya seperti kembali bertemu Bella jika membaca nama Zoya disana. Mengingat kejadian tempo lalu ia di bully habis-habissan.

Riana membuka kolom chat Rio dan Khanza. Sampai ia bisa lihat deretan chat Zoya yang sampai ratusan men-spam Rio.

Zoya: Pembuktianku kurang?
Zoya: Aku ini selalu serius dengan ucapanku Rio.

Riana yakin pasti di atas chat ini ada terdapat chat sebelumnya yang membuat Zoya seolah sedang menjawab pertanyaan Rio yang sempat pria itu hapus.

Zoya: Akhirnya kamu baca chatku lagi. Aku seneng.

Notif baru masuk. Tangannya kaku melihat Zoya begitu jeli dan cepat menyadari dirinya sudah membaca pesannya.

Zoya: kamu readnya cepet. Jadi gimana? Kamu percaya sama aku? Aku bahkan bisa hancurrin Ana dalam sehari. Atau setengah hari.

Rio: Segitu bencinya kamu sama Ana?

Riana tak menyangka dirinya bisa menjawab chat ini.

Zoya: pakai ditanya. Siapapun yang ngerebut apa yang aku inginkan ya pasti aku benci. Apalagi orangnya macem pacarmu itu. Haduh Rio kamu udah di pelet apa sih.

Riana mengkerutkan keningnya. Benar-benar sangat merendahkan.

Rio: Pelet? Jaman sekarang masih pakai pelet. Jangan ngada-ngada kamu.

Zoya: Abisnya mukanya gitu bisa dapettinnya kamu. Gak meyakinkan banget kamu beneran suka sama dia.

Sudah cukup sakit hati Riana meladeni Zoya. Tapi tangannya belum bisa berhenti untuk membalas chat Zoya.

Rio: Aku mencintai Riana apa adanya. Aku gak begitu mempedulikan fisik dia. Jangan urusi hubungan kami lagi.

Lalu Riana mencari tanda blockir dan menghapus pesan Zoya. Sebisa mungkin ia menahan air matanya. Lalu melirik Rio yang masih sibuk bermain gitar.

Silent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang