Chapter 3: Awal pelatihan

58 7 7
                                    

Keesokan harinya kami mencari informasi tentang dunia ini di perpustakaan kerajaan.

"Apa kau menemukan sesuatu kak?"

"Sepertinya belum ada informasi yang cukup untuk menemukan cara kita kembali."

"Lihatlah kak, ini dokumen tentang perang terakhir." Kataku sambil menunjukan sebuah dokumen.

"Sepertinya perang ini tak ada yang memenangkannya. Raja manusia terluka parah, sedangkan raja iblis gugur dalam perang tersebut." Juno berbicara sambil membolak-balik dokumen itu.

"Kita harus mencari penyebab pertikaian kedua ras ini kak."

"Carilah dokumen tentang kerajaan ini saat pertama kali berperang dengan ras iblis."

"Sebentar...nah ini dia kak." Aku menyodorkan sebuah dokumen usang dari pojok rak buku.

"Hmm....dokumen ini hanya berisi keuangan kerajaan." Juno mengembalikan dokumen itu.

"Berikan padaku, biar kulihat. Ada yang aneh dengan dokumen ini. Jika kubandingkan dengan tahun setelahnya dan sekarang, keuangan tahun ini sangat banyak mengingat perang baru saja terjadi."

"Pasti ada alasan mengenai hal tersebut karena di tahun setelahnya keuangan menurun karena perang."

"Yah...itu hal yang wajar kan?"

"Memang benar."

"Rio, Juno. Kalian masih disini? Sudah waktunya untuk latihan." Dinda memanggil dari pintu keluar.

"Oke kami akan kesana! Ayo kak."

"Baiklah,Kita lanjutkan ini nanti." Jawab Juno sambil membawa beberapa buku.

***

Kami berkumpul di lapangan pelatihan. Ada seorang laki-laki yang berlatih di sana.

"Halo semua.Perkenalkan namaku Leonhard Regulus. Aku kepala keamanan di kerajaan ini. Panggil saja aku Leon." Leon memperkenalkan diri sambil menjabat tangan kami.

"Halo namaku Rio Mahendra. Panggil saja Rio. Dan orang di sebelahku bernama Juno Mahendra."

"Halo Leon panggil saja aku Juno. Salam kenal."

Kami semua memperkenalkan diri satu-satu.

"Baiklah semuanya, aku yang akan melatih kalian. Pertama-tama pegang ini."

Leon memberi kami sebuah lempengan besi seukuran kartu pelajar.

" Silahkan kalian teteskan darah kalian diatasnya."

Setelah kami meneteskannya, kartu itu bersinar. Setelah itu muncul sebuah tulisan.

Nama: Rio Mahendra
Ras: Manusia
Umur: 17
Level: 1
- STR: 250. - magic RES: 200
- AGI: 200. - Deff: 190
- INT: 180.
- VIT: 250.

Skill:
- language compheretion.

"Ini adalah plat status iya kan?" Bagas menebak.

"Benar sekali,sepertinya aku tidak perlu menjelaskannya dari awal. Plat ini berfungsi sebagai identitas kalian di dunia ini. Jangan hilangkan, ini dapat mempermudah kalian keluar masuk kota-kota."

"Um...Leon, aku ingin bertanya. Kenapa warna plat kami berbeda-beda?" Fera bertanya sambil mengacungkan tangan,Kebiasaannya saat diskusi terbawa sampai sekarang.

"Warna plat menunjukan atribut utama kalian. Ada tiga pembagian warna. Merah,hijau,dan biru. Merah untuk STR, hijau untuk AGI. dan biru untuk INT. atribut utama menentukan gaya bertarung kalian."

"Yah...aku mengerti, seperti di game DO*A 2 yang sering kita mainkan." Bagas menyimpulkan.

"Aku tak menyangka selama ini kita Mabar ada manfaatnya." Kata Bimo.

"Ternyata game bisa bermanfaat." Kata Rudi berkomentar.

"Apa Kalian mengerti?" Tanya bagas pada para cewek.

"Kami mengerti, seperti di mob**e le**nd kan?" Diana berkata dengan bangga.

"Memang di game itu ada sistem pembagian atribut?. yang ada kan cuma pembagian role Hero."

"Yang penting sistemnya hampir sama. Memangnya kenapa? Sewot banget kayaknya."

" Dikasih tau malah ngeyel. Dasar Moba analog."

"Sudah. Kalian malah memulai perang Moba. Jadi latihan tidak sih?" Aku langsung melerai mereka.kalau tidak, akan terjadi perang abadi antara pengguna keyboard dan analog.

"Sepertinya kalian sudah mengerti. Sekarang pilihlah senjata kalian masing masing." Leon membawa peti berisi senjata.

"Aku akan memilih pedang." Aku langsung mengambil pedang dari peti

"Hmm...ada gauntlet ya. Aku pilih ini saja" Juno sepertinya memilih gauntlet. Sebuah sarung tangan perang

"Aku busur saja." Bagas memilih busur

"Aku pilih ini saja." Bimo mengambil sepasang pedang pendek. Cocok untuknya yang pendiam.

"Aku pilih tombak." Rudi mengambil tombak dari peti.

"Nah senjata tadi hanya untuk atribut STR dan AGI. Untuk atribut INT harus memakai tongkat magis. Jadi harus dibuat khusus. Untuk sementara ambillah dagger."

Dinda dan Fera mengambil dagger dari peti senjata.

"Baiklah mari kita mulai latihannya."

***

Setelah latihan seharian. Kami kembali ke kamar kami.

" Melelahkan sekali. Leon ketat juga kalau soal latihan." Bagas berkomentar sambil berjalan.

"Tapi dia orang yang baik." Fera menimpali.

"Halo semua bagaimana latihan kalian?" Tuan putri yang kami lihat saat makan menyapa kami.

"Berjalan lancar tuan putri. Terima kasih sudah bertanya." Juno menjawab.

"Baguslah kalau begitu. Maaf lambat mengenalkan diri, namaku Iliana von Belasra. Panggil saja aku Lia."

"Baik putri Lia."

"Sudah hampir waktunya makan malam. Aku pergi ke kamarku dulu, sampai nanti."

"Sampai nanti putri Lia."

"Putri itu ramah juga. Dia bahkan membiarkan kita untuk memanggil nama depannya." Bagas mengomentari putri tersebut.

"Yah...kau benar. Dia berbeda dari yang kubayangkan." Aku menimpali komentar Bagas.

"Sudah malam. Kembalilah ke kamar masing-masing." Kata Juno.

***
Mimin NOTE:
- STR: strength (yg main Do*a pasti tau)
- AGI: agility
- INT: intelegence
- language compheretion: pemahaman bahasa.
- Mabar: main bareng
Itu dulu, sekian.

Legend Of Seven HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang