Rebirth, Resurrect, Revolution. Raymond hanya ingin terlahir kembali dengan suatu perbedaan dalam dirinya, perbedaan yang lebih baik. Dan di saat yang bersamaan, dia kehilangan arah untuk mengungkapkan semuanya, tersimpan dalam bentuk balas dendam dengan latar belakang yang tak dapat dilihat oleh orang-orang.
Tak perlu menunggu waktu lama hingga akhirnya eksekusi Raymond dijatuhkan. Seluruh bukti yang menguatkan kasus membuatnya tak dapat berkutik. Bahkan, ia sendiri yang mengaku telah membunuh perempuan-perempuan malang itu di malam hari, juga membunuh saudara kandungnya sendiri. Tepat di depan hakim tanpa ada pembelaan sama sekali. Sang pengacara pun terlihat pasrah, ia tak mencoba untuk membuat semuanya terlihat lebih baik, tanpa kuketahui alasan di baliknya. Apakah ia yakin tak akan menang? Atau ia tahu bahwa Raymond lebih memilih untuk menyerahkan dirinya?
Beberapa hari sebelum eksekusinya, beberapa kali kudatangi sel tahanannya. Sendirian, tanpa teman, diasingkan karena dianggap cukup berbahaya. Kami bertukar cerita, bagaimana hingga akhirnya ia dapat menjadi orang seperti itu, persis seperti saat kuinterogasi, sebelum aku bertemu dengan Komisaris Yudha. Hanya saja lebih detail.
Aku harus menarik kembali kata-kataku bahwa ia adalah seorang psikopat gila. Pada akhirnya, ia pun manusia, ia bukan hanya seseorang yang membunuh demi kesenangan. Ia merasakan dendam dalam dirinya yang semakin hari semakin menguat, hingga akhirnya, pada puncaknya, ia menjatuhkan diri pada lubang hitam dan tak dapat keluar lagi.
Laki-laki ini orang yang cerdas, sungguh. Jika tidak, bagaimana mungkin dia dapat mengetahui asam pekat yang digunakannya untuk melarutkan seluruh korban-korbannya? Jika tidak, bagaimana mungkin dia dengan cerdasnya, belajar secara otodidak untuk memenggal kepala korban tanpa menimbulkan cipratan darah yang akan mengganggunya? Bagaimana mungkin dia dapat menjahit kepala korban pada kepala manekin yang sengaja telah dilubanginya dengan sangat rapi? Sialannya, kesalahan di masa kecil membuat talentanya seolah terkubur, tak dapat berbuat apa-apa, hingga akhirnya ia menampakkan diri pada sesuatu yang salah.
Kemudian, di hari eksekusinya, biarpun secara teknis aku dapat melihatnya, aku memiih utuk absen, tak menghadiri tempat itu hanya untuk melihatnya ditembak mati. Melihat pembunuhan di depan mataku bukanlah sebuah harapan yang selalu kugantungkan. Biarpun aku berada dalam divisi itu, aku selalu berharap untuk tak menemukan mayat. Baik yang telah terdekomposisi, baru saja dibunuh, maupun prosesnya.
Aku sendiri tak dapat membayangkan apa yang akan dipikirkan Raymond kala itu. Apakah ia mengingat saudaranya yang dibunuh? Apakah ia mengingat masa-masa kejam yang menimpa kehidupannya? Atau masa sebelum itu, ketika ia masih dapat hidup bahagia bersama keluarga sebenarnya?
Aku berusaha untuk berpegang teguh padaapa yang Komisaris Yudha katakan. Mungkin, hanya ada pilihan yang baik dan buruk, bukan manusia yang baik dan buruk. Semua pandangan itu, kembali pada masing-masing individu. Aku sendiri, secara pribadi, tak ingin mengambil kesimpulan. Biarpun pada awalnya—ya—aku menganggap Raymond sebagai seorang pembunuh berantai berdarah dingin tanpa hati.
Seperti yang diduga, media massa menceritakan segala hal mengenai hasil keputusan persidangan. Bahkan, dalam media daring, komentar-komentar orang brengsek memenuhi artikel itu, menyumpahi Raymond untuk segera mati, berterima kasih karena pada akhirnya ia tertangkap dan dihukum mati. Beberapa di antaranya menghardiknya, menghinanya secara kejam dengan mengeluarkan berbagai kata yang seharusnya ditujukan untuk mengganti nama binatang—tipe orang yang kubenci.
Hari ini adalah hari di mana pernikahan Wijaya digelar, tepat satu hari setelah eksekusi yang dilakukan pada Raymond. Aku dapat mengunjunginya pukul sebelas siang, tetapi diriku masih berleha-leha di atas kursi yang sengaja kusimpan pada halaman depan, memandangi hujan yang jatuh, menyerangku. Untungnya, bagian atap dari halaman depanku dapat menghalau semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Roy : Ritual Pemenggalan Kepala [Selesai]
Mystery / ThrillerKota Bandung digegerkan dengan penemuan mayat seorang wanita. Tidak hanya itu, tetapi kepala mayat wanita itu diganti oleh sebuah manekin! Roy, sang detektif kasus pembunuhan dipilih untuk menangani kasus itu bersama rekannya, Wijaya. Buku 1 Serial...