Part 6 - Crying For You

4K 141 0
                                    


Los Angeles, Apartemen Dolken
Pukul 21.30 pm.

Kini candise tengah duduk di tepi ranjangnya, ia sedang menangis sesugukan sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia bingung dengan dirinya, bisa-bisanya ia menangisi chris. Apa yang membuatnya bisa menangis seperti ini? Cemburu? Ya candise akui ia cemburu. Sakit hati? Tentu saja, buktinya sekarang ia menangisi kejadian tadi. Rasa tertariknya pada chris memang sudah lama ia rasakan saat chris menemaninya pemotretan di studio mike, tapi itu cuma tasa tertarik dan menyukai, jatuh cinta? Iya belum yakin dengan itu.

"Tuhan, jangan kau jatuhkan hatiku pada lelaki yang salah. Ku mohon semoga ini adalah tangisan terakhirku untuk dia" batin candise berkata.

Candise belum melepaskan long dressnya, ia masih mengenakannya. Make up nya sudah luntur akibat tangisannya.

Tiba-tiba bunyi suara bel memecahkan keheningan di kamar candise. Candise mengangkat wajahnya dan mengusap wajahnya kasar.

"Siapa yang bertamu malam-malam begini?" Gumam candise pelan. Ia bangkit dari duduknya kemudian ia berjalan sampai ke pintu depan. Ia mengusap dahulu wajahnya dan barulah ia membuka pintu.
Dan yang menekan bel adalah Chris.
Candise tersentak tapi ia berusaha terlihat biasa-biasa saja.

"Ada apa malam-malam kesini sirr?" Tanya candise pura-pura tegar.

Chris masih diam dan menatap candise lekat. Ada yang berubah dari wajah candise, matanya sembab.
Candise tidak suka di tatap seperti itu, serasa ia sedang di intimidasi.

"Kau habis menangis?" Tanya chris memastikan.
Candise hanya menundukkan kepalanya dan berucap "Kalau anda tidak punya keperluan saya tutup saja pintunya" baru saja candise mau menutupnya tiba-tiba chris masuk dan langsung menerjang candise dengan pelukannya. Candise membeku, tubuh candise serasa kaku, ia ingin mendorong chris tapi tangannya seperti mati rasa. Dan ia benci mengatakan jika ia nyaman di peluk oleh chris seperti ini.

"Maaf, bisa kau lepas?" Tanya candise sambil berusaha melepas pelukan chris, tapi percuma, tenaga chris sangat kuat, ia masih memeluk candise dengan sangat erat.

"I'm sorry.. i'm sorry candise" ucap chris lirih. Candise bungkam, jantungnya berdetak kencang, ia suka chris meminta maaf seperti ini.

"Umm.. minta maaf untuk apa?" Tanya candise pura-puta tidak tahu.

"Aku minta maaf atas kejadian tadi. Aku ingin menjelaskannya, bisa kau beri aku waktu untuk menjelaskannya?" Tanya chris sambil melepas pelukannya dan kembali menatap candise lekat dengan mata yang sendu.

"Menjelaskan apa? Aku bukan kekasihmu, tidak perlu dijelaskan" tukas candise dingin.

"Bohongg, aku berbohong padamu chris. Aku butuh penjelasan itu, tapi egoku sangat besar" batin candise berkata.

Chris menghela nafas kemudian memeluk kembali candise.
"Dia memang pacarku, aku sudah menjalin hubungan denganbya selama hampir 1 tahun. Dia meninggalkanku ke jerman karena orang tuanya yang berpindah ke jerman. Setelah 2 bulan kepergiannya aku sudah tidak pernah memikirkannya, bahkan aku rasa hubungan ini sudah berakhir. Tapi tiba-tiba ia muncul dihadapanku, seharusnya aku senang, tapi entah mengapa aku merasa tidak nyaman dia berada disampingku, aku lebih merasa nyaman jika kau yang berada di sampingku candise" jelas chris panjang lebar.

Candise tersenyum kecil mendengarnya, ia yakin saat ini chris merasakan debaran jantungnya. Tapi candise berusaha terlihat cuek di depan chris.

Chris melepaskan pelukannya. "Mengapa kau pulang?" Tanya chris.

"Umm.. kepalaku sakit dan aku tidak bisa menahannya lama, aku juga sudah pamit pada caren dan memberitahunya agar ia beritahu kau bahwa aku pulang duluan"

Damn, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang