Entah kenapa ada rasa kepuasan tersendiri melihat orang yang kau suka
(oh astaga apa aku menyukainya. Tidak.)
Jengkel dan marah padamu. Mungkin ini akan jadi hobi barukuDaNiel Octavo
_
______________________________________
Hana membuang nafasnya kasar. Baru pertama kali baginya menemui orang aneh seperti orang yang baru saja ia temui tadi. Dia tidak menyangka ada pembeli berani berkata seperti itu. Sangat keterlaluan dan tidak sopan.
Hana mengingat pria aneh itu dwngan wajah rupawan rahangnya yang tegas. Matanya yang menyorot tajam memberi kilatan. Hidungnya yang mancung sempurna untuk bentuk wajahnya. Ditambah rambut yang sedikit berantakan menandakan kalau pria aneh itu baru selesai bekerja dan mungkin kelelahan. Bahkan bibirnya yang.....
"Oh astaga kenapa akau jadi memikirkan pria itu"
Hana menggelengkan kepalanya sensiri untuk mengusir pikiran pikiran yang sipenuhi pria aneh yang baru ia temui. Ia berdoaa dalam hati semoga ia tak berjumpa kembali dengannya atau mungkin akan terjadi perang dunia ke tiga karena pria itu mudah sekali memancing emosinya.
Ia menetralkan nafasnya dan kembali focus bekerja part time menahan kantuk yanh mulai menderanya.
*****
Hana memandangi kertas putih bertinta hitam yang dilipat rapi. Ia baru menerimanya dari seorang guru yang telah selesai memberikan nasehatnya. Dia terlihat bingung dan gelisah setiap memerima amplop undangan seperti saat ini.
Ya amplop yang saat ini Hana pegang adalah amplop undangan untuk orang tua berkenaan dengan hari kelulusan. Dan yang membuat Hana bingung adalah siapa yang nantinya akan menghadiri dan mewakili sebgai orang tuanya. Karena tak akan ada yang yang melihatnya.
"Tenang saja. Orang tuaku orang tuamu juga. Mereka akan dengan senang hati menaiki panggung untuk menjadi walimu menerima penghargaan. Jangan sedih oke. Masih ada aku, aku yang akan selalu ada untukmu Hana"
Ema memang sahabat terbaiknya. Ia sangat menyayangi Hana tanpa meminta balasan apapun. Hana memeluk Ema dan menangis sesenggukan di bahu sahabatnya itu.
"Thanks Ema thanks...hiks hiks"
Ema terenyuh dan menepuk nepuk punggung Hana sayang. Seperti seorang kakak yang memanjakan adiknya. Ya Ema memang menggap Hana seperti adik kandungnya sendiri.
Bel istirahat memang sudah berbunyi dan para siswa berhamburan keluar untuk mengisi perutnya. Tapi tidak dwnfan Hana ia memilih ke taman sekolahnya karena itu kebiasaanya saat ia merasa gundah. Ia menyendiri dan memandangi amplopnya itu. Meski Ema sudah mengatakan bahwa orang tuanya yang akan menjadi walinya beaok tetap saja ia merasa tidak enak karena di setipa tahun juga orang tua Ema lah yang selalu datang untuk mengambil raport nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Weeping BLOOD
Romantizm==========TWB=========== ONLY ONE UPDATE EVERY DAY story by -ENDKA- ♡♡♡ Hana Aquene(17)gadis muda yang cantik dan multitalent. Cerdas, tegas, dan berwibawa. Jiwa kepemimpinanya sangat terlihat jelas. B...